Menyesal?
Itulah yang dirasakan oleh Denis Arkana pria berumur 27 tahun yang menjabat sebagai CEO di perusahaan nomor 1 di Asia.
Tapi itu semua hanya tinggal nama saja karena baru saja dikhianati oleh sahabat dan kekasihnya sendiri. Apa lagi ia dituduh sebagai tersangka pembunuh ibu kandungnya sendiri dan dijatuhi hukuman mati.
Denis sangat menyesal saat akan menjalani hukuman mati mengingat kelakuannya selama ini karena sudah durhaka kepads ibunya. Jika saja ia diberi kesempatan kedua maka ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatam itu.
Apakah ia akan diberi kesempatan kedua untuk mengubah takdirnya?? Ikuti kisah penuh konfliknya disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HeavenGirl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PAD | BAB 29
Jantung Denis berdetak dengan cepat saat sampai di lobby rumah sakit, entah kenapa ia merasakan perasaan rindu yang sangat mendalam yang tak pernah ia rasakan selama 2 tahun terakhir.
“Ini” gumam Denis merasa pernah merasakan perasaan seperti ini terkahir kali bertemu dengan perempuan buta 2 tahun yang lalu.
Dengan cepat Denis berbalik ke belakang mencari perempuan buta yang ia kenal tapi ia tidak melihatnya. Ia tersenyum getir karena berpikir bisa menemukan perempuan yang dicarinya itu.
Denis berlalu pergi dari sana karena ia ada janji dengan Sandro dan juga Arsen di mansion malam ini.
Seperginya, seorang perempuan buta yang sedang di tuntun adik laki-lakinya berbalik ke belakang merasa kehadiran Denis yang sangat dikenalinya.
“Denis” gumam perempuan buta itu dengan suara pelan.
“Kakak bilang apa?” tanya sang adik dengan suara pelan sambil menunduk ketakutan.
“Tidak ada. Ayo cepat kita cari ka Rayen” ucap sang kakak.
“Itu om Leo ka” ucap adiknya sambil menarik kakaknya pergi menemui orang yang di panggil om Leo.
~ Mansion Denis Arkana ~
Cekitt………..
Bunyi decitan ban terdengar di depan pintu mansion membuat Sandro dan Arsen saling melihat dan memberi isyarat kalau bos mereka sudah datang.
“Tumben bos datangnya terlambat hari ini” ucap Arsen.
“Mungkin bos masih singgah ke tempat nyonya” ucap Sandro.
“Tidak mungkin. Aku baru saja mengantar nyonya pulang dan langsung kesini” bantah Arsen dengan cepat.
“Jika kamu segitu penasaran bos dari mana mending kamu tanya saja sana” ketus Sandro sambil berlalu menuju ke depan menyambut kedatangan Denis.
Brak…………..
“Selamat datang tuan” sambut para pelayan berbaris rapi di depan mansion menyambut kedatangannya.
Tatapan Denis terlihat sangat tajam dan menakutkan membuat para pelayan menunduk bergidik ngeri. Tak berselang lama Arsen dan Sandro datang menghampirinya.
Deg……………
Keduanya kaget bukan main melihat penampilan Denis yang berlumuran darah saat ini. Mereka berlari menuju Denis dengan panik berpikir jika Denis saat ini pasti sedang terluka.
“Bos apa yang terjadi? Apa bos terluka?” tanya Sandro dengan cemas.
“Dimana lukanya bos? Ayok kita segera ke rumah sakit bos” ajak Arsen tak kalah cemas.
“Bos………hiks hiks hiks………apa yang sebenarnya terjadi? Bos tidak terluka kan?” tanya Sandro dengan cemas sampai menangis.
“DIAM” hardik Denis dengan suara menggelegar.
Keduanya seketika diam tak bertanya lagi dan menunggu sampai Denis menceritakannya. Denis memilih berlalu pergi ke sofa karena hari ini cukup melelahkan buatnya.
“Pak Liam” panggil Denis dengan suara tinggi.
“Iya tuan” ucap pak Liam yang berdiri tepat di sampingnya dengan sopan karena dia adalah kepala pelayan di mansion ini.
“Siapkan air buat aku mandi sekarang” titah Denis dengan suara dingin.
“Baik tuan” ucap pak Liam sambil berlalu pergi dari sana melakukan perintah Denis.
Sedangkan Arsen dan Sandro dengan setia menunggu Denis menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dalam diam, meski mereka sangat khawatir dengan kondisinya.
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
Mata Denis terbuka melihat keduanya yang berdiri sambil menatapnya dengan khawatir dan cemas, tatapan mata tajamnya menatap mereka dengan dingin membuat keduanya bergidik ngeri.
“Aku tidak terluka. Aku menyelamatkan seseorang yang kecelakaan tadi dan membawanya pergi ke rumah sakit” jelas Denis membuat keduanya bernapas dengan lega.
“Syukurlah” ucap keduanya dengan serentak dengan lega.
“Arsen hapus semua rekaman cctv di Jl.XXX tadi dan jangan sampai ada yang tahu kalau tadi aku menyelamatkan seseorang disana” titah Denis dengan suara dingin.
“Baik bos” ucap Arsen sambil membuka laptopnya melakukan perintah Denis barusan.
“Temui aku 1 jam lagi di ruang kerja”
“Baik bos” ucap keduanya dengan serentak.
1 Jam kemudian
Disinilah ketiganya berada didalam ruang kerja Denis, membahas beberapa hal penting yang tidak boleh ada yang boleh tahu tentang rencana yang akan mereka lakukan.
“Perketat keamanan di perusahaanku dan jangan sampai ada cyber yang masuk ke sistem kita” ucap Denis dengan suara tegas.
“Itu tugasku bos dan aku jamin tidak akan ada yang bisa membobol data perusahaan dan DA Bank” ucap Arsen dengan tegas.
“Heemmm! Sebelum rekrut anak buah untuk kelompok kita cari tahu lebih dahulu latar belakang mereka”
“Baik bos” ucap Sandro dan Arsen dengan serentak.
“Bos untuk proyek kita di Singapura bagaimana?” tanya Sandro.
“Kamu awasi semuanya dan kamu yang akan turun tangan langsung karena aku akan sibuk dengan markas kita saat ini” jawab Denis dengan tatapan tajam.
“Bos apa yakin akan terjun ke dunia bawah?” tanya Arsen.
“Heemmm! Aku memang akan masuk dunia bawah tapi aku tidak melakukan hal ilegal yang melawan hukum, karena aku ingin membentuk kelompok untuk menjaga semua yang aku bangun saat ini dengan kekuatan dunia bawah” papar Denis menjelaskan maksudnya terjun ke dunia bawah.
“Aku akan selalu ikut bos kemana pun bos pergi” tegas Sandro dengan wajah serius.
“Begitu juga denganku bos” ucap Arsen dengan suara tegas.
“Heeemmm”
Sebelum pergi Denis memerintah keduanya untuk melakukan beberapa hal mengenai kelompok yang sedang mereka bangun dan apa yang akan anak buah mereka lakukan, tak lupa latihan sebelum mereka menjadi anggota tetap di kelompok mereka.
~ DA Bank ~
Saat ini Kenzo bersama Ando dan Windi sedang naik lift menuju ruangan meeting di Bank DA di lantai 18. Sedangkan Rian sedang menatap layar tv didepannya yang menampilkan cctv didalam lift dari ruangan Rangga.
“Lakukan seperti yang aku beritahu tadi” titah Rian dengan suara dingin.
“Baik tuan” ucap Rangga dengan sopan karena tahu siapa orang yang sedang berbicara dengannya.
Meski jabatannya lebih tinggi dari Rian, tapi siapa yang tidak tahu sepak terjang Rian selama ini yang terkenal sebagai sekertaris kejam presdir mereka setelah Sandro tangan kanan presdir mereka.
Ketiganya terkenal dengan kekejaman mereka memberantas lawan mereka dalam dunia bisnis dengan kejam. Tak tangung-tanggung sampai menghancurkan perusahaan dari lawan mereka dalam semalam saja.
Rangga sudah berlalu menuju ruang meeting di bawah ruangannya, meninggalkan Rian sendiri disana tak lupa melakukan panggilan video ke Denis untuk menonton jalannya meeting kali ini.
“Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan kan?” tanya Denis dengan suara dingin.
^^^“Tahu presdir” jawab Rian dengan sopan.^^^
“Heemmm! Lakukan semua yang aku beritahu tadi”
^^^“Baik presdir”^^^
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
Denis lalu mematikan panggilan videonya sepihak, karena yakin Rian bisa menghendel semuanya sesuai apa yang ia perintahkan tadi.
Denis juga tahu kalau Rian tidak akan pernah mengkhianatinya, karena dia dulu ditolong oleh Denis dari para preman yang ingin membunuhnya.
Sedangkan di ruang meeting Rangga sedang menyambut kedatangan Kenzo dan lainnya dengan ramah, membuat Kenzo yakin jika kontrak mereka kali ini akan di terima baik oleh pihak Bank DA.
“Selamat datang tuan Kenzo Arjuna” ucap Rangga dengan ramah dan berwibawa.
“Terima kasih sudah mengundang kami tuan Rangga” balas Kenzo sambil tersenyum tulus.
Meski sedang tersenyum tapi dalam hatinya saat ini Kenzo sedang memindai Rangga dari atas ke bawah, tak menyangka jika direktur Bank DA adalah seorang pria muda yang diperkirakan 2 tahun diatasnya.
Siapa sih pemilik bank ini, batin Kenzo dengan penasaran.
“Meeting kita mulai” ucap Nina sekertaris Rangga mengagetkan Kenzo dari pemikirannya.
Mereka lalu memulai meeting dengan Kenzo yang memaparkan kontrak yang mereka tawarkan untuk mendapat pinjaman dari Bank DA.
Setelah satu jam Kenzo di minta menunggu di luar bersama Ando dan Windi karena mereka harus membahas beberapa hal dulu.
“Terima penawaran mereka dan berikan syarat yang aku beritahu tadi” ucap Rian lewat earpiece.
^^^“Baik tuan”^^^
“Kamu usahakan bagaimanapun caranya BakerTech harus menandatangani kontrak perjanjian kerja sama dengan kita dan harus atas nama tuan Kenzo”
^^^“Baik tuan akan saya usahakan”^^^
Rangga lalu menyuruh Nina untuk memanggil Kenzo dan lainnya kembali masuk ke dalam ruang meeting. Kenzo sendiri sedari tadi menunggu dengan was-was akan keputusan dari pihak Bank DA.
“Penawaran yang sangat mengiurkan tuan Kenzo” ucap Rangga sambil tersenyum manis.
“Terima kasih tuan Rangga” balas Kenzo dengan sopan.
“Tapi” jeda Rangga dengan tatapan tajam dan tegas membuat Kenzo sudah was-was memikirkan berbagai kemungkinan.
“Itu bukan nominal yang sedikit tuan Kenzo” tambahnya lagi.
“Ya kami tahu tuan Rangga. Oleh sebab itu kami menawarkan jaminan yang setara dengan peminjaman kami”
Suasana terasa sangat mencekam didalam sana membuat Ando dan Windi sedari tadi keringat dingin memikirkan apa keputusan dari Bank DA, karena mereka adalah bank terakhir yang mereka tawarkan untuk peminjaman proyek kali ini.
“Kami akan setuju dengan kontrak kalian. Tapi ada syaratnya” ucap Rangga dengan suara tegas.
“Apa syaratnya tuan Rangga?” tanya Kenzo dengan cepat.
“Pertama kami minta pengembalian dana pinjaman 20% dalam 6 bulan berjalan dan bunganya 25%” ucap Rangga.
“Itu tidak mungkin tuan Rangga. Proyek ini akan berlangsung dalam 8 bulan lalu bagaimana kami harus mengembalikan dana 20% dalam waktu 6 bulan” protes Kenzo.
“Itu hanya 20% tuan Kenzo. Coba anda pikir dalam 6 bulan terakhir BakerTech pasti sudah bisa mendapat dana dari proyek lainnya dan kami hanya minta pengembalian dana 20% dari 100% pinjaman kalian”
“Berikan kami waktu untuk memikirkannya tuan Rangga”
“No no no tuan Kenzo. Penawaran kami berlaku saat ini saja dan jika anda tidak setuju maka kerja sama kita batal” tegas Rangga dengan suara dingin.
Kenzo diam memikirkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi, jika ia mengambil keputusan saat ini dan jika ia melewatkan perjanjian maka proyek ini yang sudah berjalan akan berhenti.
Dahulukan pinjaman saat ini barulah sebentar aku yakinkan direktur dan presdir mengenai syarat mereka, batin Kenzo.
“Baiklah aku terima syaratnya tuan Rangga” jawab Kenzo dengan suara tegas.
“Keputusan yang bagus tuan Rangga. Dan syarat terakhirnya kami mau kontrak ini ditanda tangani atas nama anda tuan Kenzo sebagai jaminan perusahaan anda tidak berkhianat ke depannya”
“Baik tuan Rangga”
Keduanya lalu menandatangani kontrak kerja sama saat itu juga tanpa Kenzo sadari ternyata ia sudah masuk ke dalam perangkap Denis.
“Bodoh” cibir Rian menatap Kenzo dari kaca jendela.
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
To be continue………….
sekali dikeluarkan dr maxssimo family, maka selamanya bgtu