NovelToon NovelToon
Marry me, Brother

Marry me, Brother

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Balas Dendam / Cinta setelah menikah / Konflik Rumah Tangga-Pembalasan dendam / Pengantin Pengganti / Dokter Genius / Beda Usia / Romansa
Popularitas:428.2k
Nilai: 5
Nama Author: Astuty Nuraeni

Berawal dari niat balas dendam kepada mantan tunangannya, membuat Indhi terjebak dalam pernikahan tanpa cinta dengan kakak angkatnya.

Tanpa di sangka, pernikahan tersebut justru memberinya kehidupan baru yang di penuhi oleh kasih. Ketulusan cinta dari sang kakak akhirnya membawa Indhi melabuhkan hatinya kepada pria yang 26 tahun terakhir telah menjadi kakaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astuty Nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Musim hujan yang menyakitkan

Kasmaran ditandai dengan perubahan suasana hati yang selalu merasa gembira atau senang saat bertemu dengan pasangan. Saat mengalami kondisi kasmaran, tubuh dibanjiri oleh hormon yang membuat tubuh memiliki perasaan yang kuat. Adrenalin dan Norepinefrin yang dihasilkan membuat jantung berdetak lebih cepat dan telapak tangan yang mengeluarkan keringat. Tidak hanya itu, hormon Norepinefrin yang dihasilkan juga menyebabkan sulit tidur dan lebih perhatian pada segala sesuatu tentang pasangan. Sedangkan zat kimia Dopamine yang dilepaskan oleh otak menimbulkan perasaan Euphoria. Dopamine muncul sebagai respon dari rangsangan yang menyenangkan.

Persis sama dengan Ega, sepanjang malam pria itu tak bisa tidur, ia terus memikirkan adegan dewasa yang di lakoninya bersama Indhi di dalam kamar mandi, belum lagi kecupan Indhi di pipinya benar-benar membuat pria itu menggila.

Matahari mulai meninggi, namun cahayanya seolah enggan menembus awan hitam yang menghalanginya sejak pagi, hari ini mungkin saja awal dari musim penghujan di tahun ini.

Ega tiba di Rumah Sakit lebih awal, pria itu mendatangi UGD dan mencari keberadaan istrinya, desas-desus mengenai pernikahan merekapun kembali ramai di perbincangkan, karena pada saat itu hanya Dokter Aditya dan Dita yang datang ke pernikahan mereka, tak banyak yang tau jika yang di nikahi Indhi bukanlah Dokter Ilham.

Kedatangan Ega ke UGD tentu saja membuat para perawat saling berbisik, namun pria itu hanya acuh dan menghampiri istrinya, interaksi mereka tak lepas dari perhatian rekan kerja mereka.

"Pagi sekali datangnya kak?" tanya Indhi sambil tersenyum menyambut kedatangan suaminya.

"Mendung, aku takut hujan, pasti jalanan macet, jadi aku berangkat lebih awal," jawab Ega. "Aku bawa sarapan dan payung untukmu," Ega memberikan tas bekal kepada istrinya.

"Makasih kak."

"Pulangnya hati-hati ya." kata Ega seraya menepuk lembut kepala istrinya. "Ah ya, musim hujan kali ini aku harap kamu tidak menangis lagi," imbuhnya sebelum meninggalkan tempat itu.

Indhi hanya diam, tak menanggapi pesan sang suami, bukan tanpa alasan, gadis itu belum terlepas dari masa lalunya yang menyakitkan. Suara gemuruh hujan, kilat yang menyambar serta suara petir yang bersahut-sahutkan selalu mengingatkannya pada sebuah tragedi yang memilukan, musim hujan 4 tahun lalu, pria yang menemaninya selama 8 tahun lamanya harus meregang nyawa tepat di depan matanya.

Setelah pertukaran shift, Indhi pulang tanpa memakan sarapan yang di bawakan Ega, gadis itu duduk termenung di depan lobby Rumah Sakit sambil menatap nanar derasnya air hujan. Nafasnya terdengar sangat berat, dadanya kembali merasa sesak, sungguh ia sangat mebenci musim hujan, musim dimana ia merasa kesakitan.

Hampir satu jam menunggu, akhirnya hujan mulai mereda, berbekal payung yang di bawakan suaminya, gadis itu memutuskan berjalan kaki sekedar untuk menghilangkan rasa sesak di dadanya.

"Aku merindukanmu Ze," gumamnya dengan mata berkaca-kaca.

Brakk ... Brakk .. Brakk

Suara benturan keras mengakhiri lamunan panjangnya, gadis itu menoleh ke sisi jalan tepat dimana suara itu berasal, sebuah kecelakaan beruntun, dua mobil serta lima sepeda motor terlibat dalam kecelakaan itu.

Warga sekitar yang melihat kecelakaan itupun berbondong-bondong untuk menolong para korban, begitupun Indhi, ia melipat payungnya dan berlari ke tengah jalan.

Beberapa korban terlihat baik-baik saja, dengan di bantu warga, mereka menepi di trotoar jalan, perhatian Indhi segera tertuju pada salah seorang korban yang masih tergeletak dengan posisi helm masih ada di kepalanya.

"Pak, pak, bapak bisa mendengar saya," tanya Indhi untuk memastikan kesadaran korban, namun pria hanya menjawabnya dengan kedipan mata. Indhi lalu menekan ibu jari korban dengan sedikit keras, namun tak ada respon sama sekali.

Mendengar kerasnya suara Indhi, warga mulai berkerumun di sekitar Indhi dan korban yang masih tergeletak di tengah jalan.

"Kita harus memindahkannya ke tepi jalan mbak," ucap salah seorang warga.

"Saraf motoriknya tidak bekerja, saya khawatir ada cedera di tulang leher, kalau kita memindahkannya bisa saja cideranya makin parah dan membahayakan korban," jelas Indhi.

"Anda dokter?" tanya orang itu lagi.

"Ya." Indhi menatap orang itu. "Pak, tolong hubungi ambulans segera," pesan Indhi dan di angguki oleh orang tersebut.

"Maaf, korban butuh asupan oksigen yang banyak, sebaiknya anda semua bubar dan tidak mengerumuni pasien," Seru Indhi pada warga yang masih mengerumun, perlahan satu persatu dari mereka membubarkan diri.

Kini tersisa Indhi dan seorang laki-laki yang membantunya menghubungi ambulans. Tak berselang lama, ambulans datang, dua orang petugas medis turun dan menghampiri korban.

"Dokter Indhi," ucap petugas yang mengenali Indhi karena ambulans datang dari Rumah Sakitnya bekerja.

"Pasien dalam kondisi sadar tapi saraf motoriknya tidak berfungsi, tolong ambilkan penyangga leher dan bantu saya melepaskan helmnya," tutur Indhi, lalu salah satu petugas berlari mengambil penyangga leher yang ada di dalam ambulans, sementara petugas medis yang lain membantu Indhi melepaskan helm pada kepala korban dengan sangat hati-hati, setelah helm terlepas Indhi segera memasangkan penyangga leher dan memindahkan korban ke dalam ambulans. Merasa bertanggung jawab, Indhi memutuskan untuk ikut ke Rumah Sakit.

(Ingat ya gays, kalau ketemu kecelakaan di jalan, jangan sembarangan memindahkan korban, jangan berkerumun juga agar korban bisa bernafas, dan poin pentingnya jangan sesekali memberi korban minum atau makan karena di khawatirkan korban akan tersedak karena saluran pernafasannya tertutup)

Setibanya di Rumah Sakit, pasien segera di larikan ke UGD, beberapa perawat dan dokter jaga segera menghampiri pasien.

"Sus segera hubungi Dokter Ilham dari Departemen Bedah Saraf," perintah Indhi dan seorang perawat segera menghubungi Dokter Ilham.

Tak menunggu lama, Dokter Ilham tiba di UGD, keduanya sempat merasa canggung, namun detik berikutnya mereka mencoba untuk profesional dalam bekerja.

"Apa yang terjadi?" tanyanya sambil memeriksa pasien.

"Kecelakaan motor, saraf motoriknya tidak berfungsi, saya rasa ada cedera di leher," ucap Indhi menjelaskan kondisi korban.

"Segera lakukan MRI," kata Dokter Ilham dan di iyakan oleh Indhi.

Pasien di bawa ke Laboratorium Radiologi guna melakukan tes MRI, sementara Indhi duduk menunggu di depan laboratorium itu, entah apa yang di pikirkan Indhi padahal jam kerjanya sudah habis namun ia tak kunjung pulang dan malah menunggu pasien yang di tolongnya. Beberapa menit kemudian seorang perawat keluar dan mengabarkan pada Indhi bahwa korban akan segera di operasi karena terjadi patahan pada tulang leher yang menyebabkan beberapa malfungsi pada sarafnya .

Indhi memutuskan untuk pulang, di lorong yang menghubungkan ruang radiologi dan ruang operasi, ia berpapasan dengan Dokter Ilham.

"Mau pulang?" tanya Dokter Ilham.

"Ya," Indhi hanya menjawab singkat.

"Beruntung sekali pasien itu bertemu denganmu, jika tidak mungkin cedera di lehernya akan memburuk, kerja bagus Dokter Indhi," puji Dotker Ilham tulus, pria itu lalu menepuk bahu mantan tunangannya, namun tanpa mereka sadari, Ega berdiri menonton mereka, hatinya yang sejak pagi berbunga-bunga sekita layu, pria itu cemburu.

BERSAMBUNG..

Maaf ya gays, up rada telat karena othor kejebak macet di jalan,,

Maaf juga karena ceritanya ngebosenin, othor nggak bisa bikin konflik yang rumit, jadi di beberapa part othor sisipkan beberapa tips menjaga kesehatan dan semoga bermanfaat.

1
SLina
jd kalau ada y tergeletak di jln dibiarin begitu saja dok?
tdk dibawa kerumah skt?
Indah Rianti
Luar biasa
Ira
m
Yulia Lilis
kasian Ega
Kusii Yaati
untung nggak salah lubang ya ga soalnya sambil merem mainnya😜😂
Kusii Yaati
aq tdk tahu di sini siapa yg hrs di salahkan indhi atau Ilham...dan kenapa hrs Ega yg jadi korbanya!!!😞
Astuty Nuraeni: asal jangan nyalahin aku ya kak😀😀😀😀😀
total 1 replies
Alline Tanjung
luar biasa
ayu nuraini maulina
biasa nya cwo yg sering nyosor ini cwe yg nyosor duluan🤭🤭
ayu nuraini maulina
semangat mas bro
ayu nuraini maulina
bukan jdhnya
Nur Haya
aq salut Ama author selain bikin cerita yg menarik ada pengalaman jg d dapat 👍 untuk kita para pembaca
Astuty Nuraeni: makasih supportnya kak♥️
total 1 replies
desita
👍
Yusi Lestari
tak terasa sudah tamat cerita.lanjut cerita selanjutnya thoorrr
Yusi Lestari
sungguh besar perjuangan seorang ibu yg rela merasakan sakit demi bisa melahirkan putra putri mereka
Yusi Lestari
bagus Indhi memang seorang dokter tidak boleh egois mementingkan diri sendiri
Yusi Lestari
jadi kangen sama almarhum Zean😭
Astuty Nuraeni: iya kak Aamiin
Yusi Lestari: iya Nuri semoga Zean bahagia disana😊
total 3 replies
Yusi Lestari
pasti itu Samuel adiknya Zean
Yusi Lestari
innalillahi wainna ilaihi rojiun selamat jalan tuan hendrawan keinginanmu untuk mendapatkan maaf dari Ega sudah terkabul😭
Yusi Lestari
setelah cerita Ega dan Indhi selesai langsung meluncur ke novel ini thoorr
Yusi Lestari
semoga dg kejadian ini Ega bisa memaafkan pak hendrawan dan hubungan mereka kembali membaik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!