Kisah bermula dari pelarian Nathan William Carson, seorang pelaku tabrak lari yang memutuskan untuk bersembunyi dari kasus yang melibatkan dirinya.
Kabur ke sebuah kota kecil tempat kelahiran sang ibu, Nathan justru dipertemukan dengan gadis desa nan polos, pembantu sang nenek tercinta.
Berawal dari kesombongan seorang majikan terhadap pembantunya. Ketidaksukaan terhadap kinerja sang pekerja rumah tangga yang dinilai terlalu menjilat. Hingga berbagai konflik lainnya, menjadi bumbu bumbu sebelum terbentuknya cinta di antara keduanya.
Namun siapa sangka, sebuah drama menguras air mata muncul ketika rasa saling tertarik mulai tumbuh di antara mereka.
Apa yang akan terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aldiantt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25
Waktu terus berjalan, hari pun terus berganti. Kurang lebih tiga hari sudah Rengganis memilih untuk beristirahat di rumah. Hingga hari ini, wanita itu belum juga kembali ke kediaman Oma Sasmita.
Entahlah, sepertinya ia masih enggan kembali bekerja di rumah itu. Mengingat di sana masih ada Nathan yang sepertinya mengincar Rengganis untuk membalas sakit hatinya hanya karena diomeli neneknya. Dasar pemuda labil!
Malam ini, mobil mewah berwarna hitam itu nampak berhenti di depan sebuah minimarket yang berada di kota itu. Sepasang saudara laki-laki itu nampak turun dari kendaraan mereka. Dengan langkah tenang dan cool khas putra William Carson, Justin dan Nathan masuk ke dalam minimarket tersebut.
Keduanya lantas menuju barisan rak yang berjajar disana, mulai memilih beberapa barang belanja mulai dari camilan hingga keperluan pribadi kedua pemuda itu.
"Butuh?" Tanya Justin pada Nathan sembari menyodorkan sebuah kond*m disana.
Nathan tertawa.
"Anj*r, lu! Bangs*t!" Ucapnya sembari mendorong Justin menggunakan sikunya.
Kedua saudara itu tertawa. Hingga tiba tiba....
"Mas Nathan..."
Suara itu berhasil membuat Nathan dan Justin menoleh. Dilihatnya disana, sesosok wanita cantik berambut panjang nampak berdiri di samping kedua pria itu dengan sebuah senyuman manis yang merekah indah. Penampilannya sempurna dengan sebuah atasan atasan rajut berwarna hitam yang memperlihatkan bentuk perutnya yang rata serta hot pant jeans biru yang membalut tubuh indahnya.
Justin melirik penampilan gadis itu dari atas sampai bawah. Sebuah senyuman sinis terbentuk dari bibirnya. Dari penampilannya saja ia sudah bisa menilai, sosok seperti apa wanita ini.
Nathan nampak menyipitkan matanya. Untuk beberapa saat ia terdiam. Mencoba mengingat siapa wanita di hadapannya itu.
"Mas Nathan disini? Lagi nyari apa?" Tanya gadis itu lagi.
Nathan mengangkat dagunya. Oh, iya! Ia ingat sekarang. Ini adalah Maura! Ya, kalau tidak salah Maura namanya. Pemandu lagu yang sempat dulu menemaninya di ruang karaoke. Rupanya wanita itu masih mengingatnya. Ia saja sudah lupa.
Nathan tak menjawab. Ia hanya mengangkat satu sudut bibirnya sinis kemudian berbalik badan dan berlalu pergi meninggalkan wanita itu. Ia seolah malas untuk menanggapi 'gadis sewaan' tersebut. Maura sama sekali tak selevel dengannya. Jadi untuk apa digubris! Buang buang waktu saja.
"Emm, Mas! Tunggu!" Ucap wanita itu. Maura alias Kinanti, sembari setengah berlari mengejar Nathan. Wanita itu bahkan sempat melirik sambil tersenyum ke arah Justin yang berdiri di sana.
"Mas Nathan apa kabar?" Tanya Maura pada Nathan yang sibuk memilih minuman dingin di dalam showcase itu.
"Mas udah lama nggak mampir ke wisma," tambah Maura namun masih tak dipedulikan oleh Nathan.
Maura melirik laki laki itu. Nathan benar benar sangat cuek. Sejak tadi ia bahkan sama sekali tak menoleh ke arahnya.
Nathan meraih sebuah minuman kaleng di sana, kemudian menutup showcase itu. Dibukanya kaleng minuman itu lalu menenggaknya di tempat.
"Mas tinggal di sekitar sini juga, ya? Tinggal di mana?" Tanya wanita itu lagi.
Nathan tak bergeming. Ia nampak menoleh, menatap datar ke arah gadis cantik itu.
"Eemm... rumah aku juga nggak jauh dari sini loh, Mas. Mas di mana rumahnya?"
Nathan menarik satu sudut bibirnya. Dengan kaleng minuman di tangan, pria itu nampak mengikis jarak dengan Maura. Ia memiringkan kepalanya sembari menatap remeh wanita tersebut.
Mendapati reaksi yang demikian, Maura diam diam justru nampak menampilkan sebuah senyuman samar. Sepertinya Nathan mulai merespon keberadaannya. Pikir gadis itu.
Nathan menatap angkuh gadis di hadapannya. Kemudian....
"Berhenti ngikutin gue dan jangan berisik! Kita nggak saling kenal!" Ucap Nathan pelan dan dingin. Ia berucap pada wanita itu dengan jarak wajah yang begitu dekat.
Nathan kemudian menggerakkan tangannya, didorongnya gadis itu ke samping dengan kasar. Seolah ingin menyingkirkan tubuh ramping yang menghalangi jalannya itu. Nathan berlalu menuju kasir. Meninggalkan Maura yang kini nampak berdecih sembari menampilkan senyuman smirk. Dilihatnya punggung kokoh yang makin menjauh darinya itu.
"Nggak saling kenal? Tapi sayangnya aku mau kamu!" Ucapnya.
Sedangkan Nathan kini nampak berjalan menuju meja kasir. Dilihat disana, Justin sudah berdiri di tempat pembayaran itu dengan barang barang belanjaan yang tengah di hitung oleh petugas berseragam biru merah itu.
"Cabe cabean mana lagi tuh?" Tanya Justin tanpa menoleh.
Nathan meletakkan kaleng minumannya di meja kasir.
"Lont* kampung!" Jawab Nathan singkat.
Justin berdecih. Tangannya tergerak menyerahkan sejumlah uang pada petugas kasir itu lalu meraih keresek putih berisi barang barang belanjaan nya.
"Yang kek gini minta perawan? Mimpi lo!" Ucap Justin sembari berlalu pergi meninggalkan tempat itu.
Nathan hanya tersenyum mendengar ucapan sang kakak. Ia kemudian berbalik badan, dan keluar dari tempat itu mengikuti Justin.
Semangat thour upnya💪💪
Ayoo semangattt upnya thour 💪💪
Semangat thour 💪💪