NovelToon NovelToon
Pesugihan Siluman Pocong

Pesugihan Siluman Pocong

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: Deri saepul

Warga kampung Cisuren digemparkan oleh kemunculan setan pocong, yang mulai berkeliaran mengganggu ketenangan Warga, bahkan yang menjadi semakin meresahkan, banyak laporan warga menyebutkan kalau Dengan hadirnya setan pocong banyak orang yang kehilangan uang. Sampai akhirnya warga pun berinisiatif untuk menyelidikinya, sampai akhirnya mereka pun menemukan hal yang sangat mengejutkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deri saepul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Anjing Jadi Korban

Pov Sukarmin

Aku mengeluarkan golok dari serangkanya, tidak ada pilihan lain hanya itulah senjataku yang masih tersisa, meskipun pendek namun masih bisa digunakan untuk menahan serangan-serangan ganas macan tutul yang terlihat terdiam, seolah mengerti dengan senjata yang aku Keluarkan. hanya matanya saja yang masih terlihat sangat galak.

Untuk sementara waktu kita berdua hanya saling menatap, saling mencari kelemahan masing-masing, sambil mengistirahatkan tubuh yang terasa lelah akibat pertarungan yang begitu sengit. aku harus memutar otak harus bertarung menggunakan jarak dekat, Karena senjata yang dipegang sekarang tidak bisa digunakan untuk serangan jarak jauh.

Setelah mengatur nafas beberapa kali harimau itu terlihat bergerak, kemudian loncat ke arah ranting yang berada di atas kepalaku ,kemudian tangannya yang dipenuhi oleh cakar yang tajam sekilat mau menerjang ke arah kepala.

Aku yang sudah bersiap sejak dari awal tidak gugup melihat serangan yang datang .dengan segera tangan kiriku memegang ranting kecil untuk pindah ke ranting lainnya dengan melayangkan satu hantaman golok ke arah telinga.

Bressss!

Seranganku tepat mengenai sasaran, diikuti dengan darah yang keluar dari bagian telinga, dibarengi suara auman yang sangat kencang semakin menambah kengerian.

"Hahaha, ayo mau bagaimana lagi macan sial4n?" ujarku yang sudah berdiri kembali di atas ranting dengan melangkahkan kaki untuk membentuk kuda-kuda yang kuat, tangan kiriku memegang ranting pohon sedangkan yang kanan memegang golok.

Macan tutul yang sudah terluka, dia terlihat semakin beringas tanpa membuang waktu Macan itu mulai mulai menyerang kembali, namun dengan Sigap aku menyambutnya dengan sabetan gorok mengarah ke arah pipinya, meski tidak terluka parah namun cukup untuk mengalirkan darah dari wajahnya. Macan yang terluka semakin terlihat beringas dan menakutkan dengan terus menerjang ku secara bertubi-tubi sampai membuatku sedikit kewalahan, aku terus melompat dari ranting satu ke ranting yang lain dengan mengandalkan tangan kiri karena tangan yang kanan digunakan untuk memegang golok

Sejago jagonya tupai melompat pasti akan jatuh juga begitu juga denganku yang hanya seorang manusia, ketika aku memegang ranting Namun sayang ranting yang kupegang terlalu kecil, sehingga tidak mampu menahan beban tubuhku hingga aku pun jatuh dari atas pohon kiara. beruntung tempat jatuh itu tidak terlalu tinggi sehingga aku bisa berdiri kembali lalu memperhatikan ke arah macan yang sudah bersiap kembali untuk menerjang.

Harimau yang sudah terluka dia pun loncat sambil mengaum menerjang ke arahku, namun dengan segera aku menghindar ke arah belakang untuk menyelamatkan diri Macan yang sudah berdiri di atas tanah dia membelakangiku. sehingga ketika hendak membalikkan tubuh dengan segera aku sambut menggunakan golok yang aku pegang.

Srettt!

Serangan untuk yang kesepian kalinya yang tepat mengenai sasaran membuat harimau itu mundur beberapa langkah ke belakang, namun Bukan Untuk Menyerah tapi untuk mengumpulkan tenaga kembali Karena setelah beberapa saat dia pun berlari hendak menerjang, dengan Sigap aku menerima serangan itu menggunakan golok yang hantamkan dari arah atas. Namun sayang golok yang pendek tidak terlalu menguntungkan untuk dijadikan senjata ketika bertarung .karena kurangnya perhitungan sehingga bukannya golok yang kena ke arah kepala sang macan melainkan tanganku.

Pluk!

Tanganku yang kesemutan tidak kuat memegang golok, sehingga golok pun terjatuh terdorong oleh tenaga Harimau yang kuat. aku menjatuhkan tubuh ke belakang untuk menghindari terkamannya kemudian berguling guling menjauh dari arah Macan yang sudah bersiap kembali untuk menyerang.

Keberanianku mulai memudar senjata yang hanya tinggal satu-satunya sudah tidak dipegang oleh tangan, sedangkan sang macan terlihat masih sehat walafiat meski sudah berlumuran darah, tenaganya belum berkurang sedikitpun.

"Haduh celaka! kayaknya umurku sampai hari ini. ke mana Kang Jaya bukannya menolong malah kabur seperti tidak memiliki rasa Solidaritas?" gumamku sambil loncat ke arah samping karena Macan sudah datang kembali untuk mencabik-cabik tubuh.

Untuk sementara waktu aku terus bertarung dengan macan tutul dengan cara terus menghindarinya, tanpa bisa melakukan perlawanan. sampai akhirnya lama-kelamaan tenagaku mulai habis sehingga aku pun menghindar ke arah pohon Puspa, secepat kilat aku naik ke atasnya membuat macan tutul menghentikan serangan, lalu menatap ke arah atas mungkin merasa kecewa karena aku berlari tanpa bisa diserangnya lagi, telinganya sudah putus akibat sabetan golok yang sudah menghilang, matanya membulat sempurna penuh ancaman.

Melihat kenyataan yang mengkhawatirkan harapan untuk selamat semakin menipis, karena aku yakin macan itu bisa naik ke atas pohon Puspa, meski tidak memiliki banyak cabang namun kekuatan cengkraman cakarnya akan memudahkannya untuk naik menyusulku.

Hal yang ditakutkan pun akan terjadi, harimau itu mendekat ke arah pohon yang sedang aku naiki. dia mulai menaikkan kaki depan hendak memanjat menyusulku, namun beruntung dalam situasi yang mendesak anjing Kang Jaya yang sejak dari tadi memperhatikan tanpa mengeluarkan suara. Tiba-tiba keberaniannya timbul kembali, mungkin tidak tega melihat majikannya akan diancam bahaya Pati.

Gooooooog! gooooog! Gog.......!

Suara anjing yang mengaung diikuti dengan berlari menerjang ke arah macan tutul, Mereka bergantian menyerang hewan buas membuat konsentrasinya teralihkan meladeni serangan anjing pemburu.

Grrrrrr! grrrrrr!

Gonggongan dibalas gerangan yang terdengar mengerikan, tubuhnya berbalik dengan kaki depan yang dia rendahkan bersiap untuk meladeni serangan anjing yang terus menggonggonginya

Anjing berwarna coklat dengan sebutan Si Tablo, loncat menerjang ke arah macan tutul disambut dengan cakaran yang mengarah ke arah lehernya. beruntung Anjing itu masih sempat menghentikan niatnya sehingga bisa terbebas dari serangan yang mematikan. sedangkan anjing yang berwarna hitam yang dikasih nama Si Kumbang, dia menyerang dari arah samping kemudian menggigit telinganya dengan gigitan yang sangat mencengkram.

Macan tutul terdengar mengaung sambil menggeleng-gelengkan kepala, agar terlepas dari gigitan Si Kumbang. namun gigitan itu sangat kuat sehingga Macan itu menggunakan tangannya untuk melepaskan anjing dari telinga.

Srepp!

Cakar yang tajam menembus leher anjing kemudian ditekan ke arah tanah, disusul dengan serangan kaki kiri yang tepat mengenai arah perut  sehingga Tak aya lagi perut Sikumbang terbelah mengeluarkan darah yang begitu banyak, membuat tubuhnya terlihat bergerak-gerak sebentar sebelum mati meninggalkan dunia.

Melihat musuhnya yang sudah tumbang tak bernyawa, auman macan tutul yang hampir sama dengan auman harimau terdengar memenuhi area lembah, membuat Si Tablo tidak tinggal diam dengan segera dia pun menyerang Macan itu kembali.

Ketika Anjing itu hendak menggigit ke arah leher, sekilat tangan macan menyambutnya dengan cakaran yang tepat mengenai ke arah mulut, ditekan ke tanah lalu dicabik-cabik tanpa Rasa belas kasihan. kedua Anjing itu tidak memberikan perlawanan yang berarti untuk hewan buas yang sering dijuluki dengan pelari handal.

Melihat anjing yang sudah tewas keberanianku mulai tumbuh kembali, amarah mulai membakar dada, tidak kuat melihat anjing yang sudah mati masih disiksa. aku yang berada di atas pohon dengan segera turun kemudian loncat dari arah belakang memegang lehernya, kemudian ditekan ke arah tanah. macan tutul yang sedang asyik menyiksa tidak sadar kalau aku sudah turun.

Grrrrr! grrrrr!

Auman kemarahan terdengar keluar jelas dari mulutnya, kaki yang belakang ditekuk kemudian bangkit dengan kekuatan seluruh tenaga sehingga tubuhku yang berada di atas tubuhnya tidak mampu menahan kekuatannya, terbang melayang ke arah samping.

Blug!

Harimau yang sudah bangkit membalikkan tubuh kemudian terbang hendak menerkam tubuhku yang masih terlentang di atas tanah, matanya terlihat memerah dari sudut mulutnya keluar darah segar memamerkan taring yang hanya tinggal satu.

1
kagome
Luar biasa
upinpin
ada raja jawa
Sri Ningsih
ceritanya jdi ngalor ngidul😒
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!