Koki Cantik Sang Raja

Ketika Chen Sisi menerima surat dari Chen Yelang, ada sedikit kebingungan.

Apa hubungannya dia dengan nafsu makan Tianlong Heyu?

Pria itu ingin makan masakannya saat sedang sakit?

Apakah ini bukan cara baru Tianlong Heyu untuk mempermalukannya?

Chen Sisi mencibir. Dia tahu Tianlong Heyu mengira dia sengaja merayunya. Siapa yang ingin merayunya, sungguh tak tahu malu. Jadi dia berniat untuk tidak pergi. Dia tidak takut pada pria itu sama sekali.

Pada akhirnya, Chen Sisi berpegang teguh pada keadilan zaman modern.

"Si'er, Xiaochen baru saja mengirim pesan jika cucu laki-laki bau (nakal) itu demam. Dia ingin makan masakannya agar kembali pulih lebih cepat. Pergilah dan beri makan saudaramu," kata Kakek Yi agak kesal.

Cucu laki-lakinya itu hanya ingin menggertak cucu perempuannya, ini tidak bisa diterima.

Namun Kakek Yi khawatir dengan tubuh Tianlong Heyu dan perang di perbatasan tak pernah berakhir selama beberapa tahun terakhir. Sehingga mau tidak mau, Chen Sisi hanya bisa mematuhinya. Ia bisa mengerti kekhawatiran kakeknya pada Tianlong Heyu. Tidak ada yang salah tentang ini.

Tianlong Heyu dibesarkan oleh Kakek Yi sejak awal dan memasuki barak militer untuk tumbuh sebagai pahlawan negara. Mungkin dengan kehadiran saudara perempuan, ia bisa lebih tenang.

"Kalau begitu aku akan segera bersiap."

Chen Sisi segera menyiapkan semua bahan untuk memasak, memasukkannya ke dalam keranjang dan pergi menunggang kuda. Dia tidak bisa mengambil semua bahan dari ruang gelang giok putih di barak nanti, pasti akan menimbulkan kecurigaan.

Perjalanan menempuh waktu selama beberapa jam. Chen Sisi sesekali akan berhenti untuk istirahat dan memetik tanaman herbal yang dilewatinya. Sehingga saat tiba di barak, hari sudah sore.

Penjaga membiarkannya masuk karena perintah Tianlong Heyu sendiri. Mereka mengenali Chen Sisi sejak hari pertama datang ke sini bersama Kakek Yi.

"Nona Chen, akhirnya kamu di sini," sambut Chen Yelang dengan senyum lega.

Chen Sisi memutar bola matanya. "Di mana raja yang sakit itu? Aku akan melihatnya lebih dulu."

Chen Yelang mengajaknya melihat Tianlong Heyu yang duduk bersandar di tempat tidur sederhana. Wajahnya sedikit pucat dan ada aroma obat herbal di udara. Sepertinya pria itu baru saja minum obat.

Keduanya saling menatap untuk waktu yang cukup lama. Chen Sisi tidak merasakan fluktuasi apapun di hatinya dan acuh tak acuh saat melihat pria itu. Baginya, pria seperti Tianlong Heyu hanya orang yang narsis.

"Apa yang ingin kamu makan?" tanyanya tanpa basa-basi.

Chen Yelang buru-buru menjawab sebelum Tianlong Heyu menyebutkan jenis makanan.

"Dokter militer berkata bahwa raja tidak cocok untuk makan makanan dengan rasa yang besar. Bubur ayam atau bubur manis mungkin cocok," jelasnya.

"Yah, benar juga. Aku lupa dia sakit." Chen Sisi mengangguk.

"..."

Tianlong Heyu yang masih pasien saat ini tidak bisa membantah. Dia hanya menatap Chen Yelang dengan keinginan menelan orang.

Chen Yelang sedikit panik dan buru-buru pergi untuk menjalankan tugasnya. Chen Sisi mengucapkan beberapa patah kata pada Tianlong Heyu dan pergi ke dapur untuk memasak.

Cuaca yang dingin mengharuskan Chen Sisi memakai jubah hangat saat ini. Namun saat pergi ke dapur, jubah bulunya dilepas agar tidak kotor.

Chen Sisi mengeluarkan semua isi yang ada di keranjang. Saat tidak ada orang lain di dapur, Chen Sisi mengambil bahan-bahan lainnya dari ruang gelang giok putih.

"Tuan, masakan apa yang akan kamu buat hari ini?" tanya Baiyue yang sudah berada di ambang pintu dapur.

"Bubur jagung dan sup ayam serta pangsit rebus."

Chen Sisi melihat beberapa jagung, ayam dan kulit pangsit di atas meja. Ia mulai menyiapkan semua bahannya.

Untuk membuat bubur jagung, Chen Sisi menyiapkan tiga buah jagung manis ukuran besar. Lalu memipilnya dengan rapi dan cuci bersih.

Chen Sisi juga menyiapkan satu liter santan dalam panci, ditambah daun pandan, setengah sendok teh garam dan gula pasir secukupnya. Kemudian rebus dalam api sedang. Baru setelah itu, masukan jagung yang telah dipilih tadi bersama dengan susu kental manis.

Kemudian aduk rata sampai matang mendidih. Chen Sisi mencicipi rasanya agar tidak kemanisan atau kurang gula. Setelah rasanya pas, dia itu menyiapkan larutan tepung maizena sebagai pengental bubur. Aduk lagi sebentar dan bubur jagung telah siap.

"Wanginya sangat harum."

Baiyue tergiur dengan aroma bubur jagung manis yang sangat menggugah selera. Aroma manisnya sampai tercium ke luar dapur militer.

Beberapa koki militer penasaran dan ingin tahu apa yang dimasak gadis itu. Namun mereka masih menahan diri. Tanyakan saja setelah gadis itu selesai memasak nanti.

"Apakah kamu mau mencicipinya?" tawar Chen Sisi.

Kucing Persia putih itu menunjukkan ekspresi masamnya yang khas, sedikit menggemaskan di mata Chen Sisi.

"Tidak, aku lebih suka ikan dan jagung yang direbus atau dipanggang." Dia menolaknya.