Dilarang plagiat, eklusif hanya di Noveltoon, sudah menjadi hak cipta
Seorang pria bernama SYAFIQ, yang hanya tinggal dengan bibi dan seorang keponakan yang masih kecil berumur 3 tahun. Hari itu ia di pecat karen ahanya salah antar pesanan.
Karena ia memainkan ponselnya tanpa ia sadari ia menabrak tiang listrik dan tiba-tiba ia tersambar listrik dan mati seketika, namun ia malah mendapatkan sistem.
Syafiq di beri kesempatan kedua untuk hidup.
Syafiq mengerjakan yang sudah terprogram di system canggih itu dan ia pun mendapat hadiah dan poin sebagai balasannya.
Meskipun ia kaya, namun ia tetap rendah hati dan suka berbagi.
Dan akhirnya ia bisa membangun perusahaan teknologi tinggi yang terkenal seasia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
Syafiq pun segera pulang menuju rumahnya dan ternyata mobil yang ia beli tadi sudah sampai di rumah duluan.
"Syafiq," panggil bibinya.
"Bibi."
"Ini mobil siapa?" tanya bibi menunjuk ke arah Mobil berwarna kuning.
"Ini mobil Bibi, dan ini mobilku," ucap Syafiq tersenyum mengembang.
"Kamu dapat uang dari mana bisa beli mobil mahal begini?" tanya Bibi.
"Udahlah, Bibi pake saja, ini mobil aku beli kes, jadi jangan takut jika ada penangih datang, surat-suratnya juga sudah ada di dalam mobil, simpan baik-baik ya," ucap Sultan.
"Terima kasih ya Syafiq," ucap Bibi tersenyum lemah.
"Iya, Aku mau istirahat dulu, jadi Bibi belajarlah mobilnya dari sekarang, kalo perlu Bibi belajar mengemudi di tempat resmi biat dapat SIM," ucap Syafiq masuk kamarnya dan merebahkan tubuhnya yang lelah.
Bibi hanya menatap kepergian Syafiq masuk rumah. Ia mendekati mobil baru dengan warna kesukaanya dan menghela nafasnya.
"Kak, jika kau masih hidup mungkin kitaakan bersama-sama melihat kesuksesan Syafiq sekarang," ucap Bibi tersenyum.
xxx
Ke esokan harinya.
Bruum!
Bruuum!
Mobil Yedi datang kerumah Syafiq dan Syafiq sedang memakai sepatunya.
"Hey Syafiq, duh... kamu sekarang nggak perlu naik mobil ku lagi ya, aku malah sekarang seperti orang miskin ketika melihat mobil mewahmu ini, harga mobilku cuma ratusan juta, dan mobilmu harganya milyaran," puni Yedi terkagum-kagum.
"Kamu jangan kayak gitu ah, tapi ngomong-ngomong hehehe, bagaimana ya ekpresi Reno ya," ucap Syafiq tersenyum licik.
"Hehehe... aku juga penasaran," balas Yedi juga menyeringai.
"Bi, aku berangkat sekarang," pamit Syafiq dari teras.
"Ya hati-hati," ucap Bibi yang menyahut dari dapur.
"Lets go," ajak Syafiq yang dengan gagah berjalan mendekati mobilnya.
Brummm!
Bruuummm!
Brummmmmmmmmmm!
Mobil mewah melewati jalan.
Sesampainya di kampus, mobil Syafiq pelan-pelan memasukki parkir di depan kampus.
"Waaawww... mobil mewah siapa itu?" tanya para mahasiswa.
"Tapi si sampingnya tulisannya Syafiq, apa jamgan-jangan itu mobil Syafiq ya?" ujar mereka bertanya-tanya.
"Kalo memang benar itu mobil Syafiq bakal ada tontonan seru nih," ucap mereka mengebu-gebu.
"Wah, aku udah nggak sabar lagi menunggu kedatangan Roni, cepat-cepat siapkan camera," ucap mereka.
Suasana menegangkan dan para mahasiswa berkumpul di halaman dekat parkiran.
Bruuum!
Brummm!
Mobil Roni pun datang, ia segera keluar dari mobilnya.
"Ada apa ramai-ramai begini?" tanya Roni heran.
Mereka diam namun camera mereka sudah stanby merekam.
"Hay Roni," sapa Syafiq yang gaya yang beda, dengan rambut yang sisir belah tengah dan kaca mata hitam, baju casual dengan jins pas di bodi dan Sepatu kets putih.
"Itu beneran Syafiq, iiiiihhh... ganteng bangeeeet!" teriak ciwi-ciwi.
"Syafiiiiiqqq," teriak para mahasiswi bersorak-sorak.
Roni terdiam terpaku dengan wajah datarnya menatap orang dengan pemilik suara yang memanggil namanya.
Syafiq berhenti tepat di hadapan Roni. Suasana menjadi mencengkam, para mahasiswa menantikan tontonannya.
"Apa kabar?" tanya Syafiq menjabat tangan Roni. Namun Roni hanya menatap tangan Syafiq tanpa membalasnya dan ia masih terdiam.
"Baiklah-baiklah, aku hanya ingin menunaikan janjiku padamu, kalah menang aku harap kita bisa sportif sesuai dengan janji kita sepakati waktu itu," ucap Syafiq menarik kembali tangannya dan memasukkannya ke dalam saku jinsnya.
"Kau sepertinya sangat yakin bahwa kau menang," ujar Roni yang baru bersuara.
"Tidak juga, hanya saja aku 100% yakin jika aku yang menang," jawab Syafia tersenyum mengembang.
"Heh! Jika begitu perlihatkan mobilmu dulu," ucap Roni.
Syafiq mengoyangkan jari telunjuknya. "No no no no, kita buat perjanjian dulu, siapa yang kalah dia akan merangkak meminta maaf dan memanggil kakek, benarkan?" tanya Sultan kepada para mahasiswa.
"Betuuuuul," teriak para mahasiswa yang berkumpul di sana.
"Oke! Tidak masalah, sesuai perjanjian dan semua yang ada di sini sebagai saksi, tapi ingat, mobil pinjaman, atau mobil sewaan tidak termasuk," ucap Roni tersenyum sinis.
"Oke deal," ucap Syafiq.
"Aku tidak yakin jika itu mobilmu, hanya gayamu saja yang keren, rupanya hanya mobil sewaan," ejek Roni.
"Bener, kalo miskin ya miskin aja, jangan sok kaya, jika itu mobil pinjaman kau sendiri yang malu," balas teman Roni.
"Jangan mempermalukan dirimu woy!" teriak temannya yang lain.
"Oh ya, mari kita lihat, Yedi keluarkan mobilku," perintah Syafiq melemlarkan kunci mobilnya pada Yedi.
Yedi menangkapnya lalu menuju mobil Syafiq.
"Halah, dasar sok gaya, mobil sewaan juga di banggain, kalo iya pun pasti beli mobil ronsokan," ujar teman-teman Roni tertawa mengejek.
Roni hanya tersenyum mendengar celotehan teman-temannya.
"Jangan bikin malu dengan mobil ronsokanmu itu Syafiq!" teriak teman Roni. Mereka pun tertawa bahagia.
Brummm!
Bruuummm!
Keluarlah mobil Syafiq dari parkiran menuju hadapan Roni.
Teman-teman Roni terbelalak membulatkan matanya seolah-olah bola matanya ingin keluar.
"Serius nih?" tanya mereka memandang satu sama lain.
BERSAMBUNG
JANGAN LUPA LIKE VOTE KOMEN DAN HADIAH
TERIMA KASIH