BO LI, Wanita Mandiri, Tuan

Ruangan kamar tidur di rumah besar terlihat langgeng, semerbak harum bunga menyebar di seluruh ruangan itu. Gadis kecil masih tertidur lelap di atas ranjang pembaringan dengan bunga bertebaran disekitar tubuh gadis berusia sepuluh tahun yang terpejam rapat, terdiam tanpa bergeming.

Seorang pria separuh baya berdiri memandangi gadis kecil itu, ia selalu mengganti bunga-bunga disekitar tubuh gadis itu setiap harinya dan tidak lupa membersihkan ruangan kamar tidur itu seorang diri. Ia sengaja tidak memperkerjakan seorangpun didalam rumah miliknya dan ia mengurus semua keperluan rumah itu sendirian.

Setiap hari ia mengganti aroma pewangi didalam ruangan kamar tidur itu dengan aroma wangi-wangian yang berasal dari rempah-rempah yang dibakar didalam bakhor emas.

Aromanya memenuhi seluruh ruangan kamar tidur di rumah megah buatan pria paruh baya itu.

"Selamat pagi cucuku ! Bagaimana tidurmu hari ini, nak ?", sapa pria paruh baya itu tersenyum sendu.

Pria itu lalu menghela nafas panjangnya seraya mendongakkan kepalanya. Ia menghirup aroma wangi-wangian itu yang tersebar di seluruh ruangan dari dalam bakhor emas yang terletak di atas meja kamar.

Li Sanders mencoba untuk menerima takdir buruk yang telah menimpa seluruh keluarganya.

Dia sadar bahwa ini adalah kehendak Ilahi yang tidak dapat diubah tanpa izin dari Sang Maha Kuasa pemilik Arsy ini. Ia sadar jika dirinya sebagai Raja Ketiga Kerajaan Kuota tidak memiliki kekuasaan mengubah ketentuan langit.

"Ya Tuhan ! Ini memang karma yang harus kami terima sebagai penguasa negeri Kuota atas dosa leluhur kami yang telah berbuat dosa besar tetapi kenapa itu terjadi didalam tubuh inti keluarga Sanders ?", ucap Li Sanders pedih.

Li Sanders teringat akan sebuah kisah silam yang suram dari salah satu leluhurnya yang telah melakukan dosa besar dengan membunuh salah satu pemuka suci para umat serta ahli pedang di negerinya.

Peristiwa itu membuat guru bedar suci tersebut lantas memberi kutukan besar yang menghancurkan sembilan keturunan raja negeri Kuota dalam perang antar saudara dan perang antar pata penguasa negeri serta perebutan kekuasaan untuk menguasai negara dan perebutan wilayah negara dengan bangsa asing yang masuk kedalam negeri Kuota.

Negeri Kuota terbagi menjadi sembilan kekuasaan yaitu terdiri dari lima kerajaan besar dan empat kerajaan kecil.

Diantaranya, Kerajaan Naga, Kerajaan Malawa, Kerajaan Galaxy, Kerajaan Patih dan Kerajaan Kuota serta empat kerajaan kecil lainnya. Sedangkan Kerajaan Kuota yang dipimpin oleh keluarga Sanders merupakan pemimpin dari sembilan penguasa kerajaan negeri Kuota yang terletak ditengah-tengah hamparan samudera yang luas.

Gelar pemimpin dari sembilan penguasa negeri Kuota adalah Raja Besar Kuota yang dianugerahkan dan diemban oleh keturunan Sanders akan tetapi kutukan sang maha guru suci menghancurkan kekuatan inti keluarga Raja Kuota Sanders sendiri.

Dimulai dari Rashieka Sanders yang merupakan anak dari kakak perempuan Li Sanders yang menginginkan singgasana Kerajaan Kuota dengan menggunakan ilmu sihir hitam untuk mencelakai sang permaisuri raja.

Disusul kemudian anak kandung Rashieka Sanders sendiri yaitu Elmar Kuota Sanders yang membenci saudaranya karena menghukum ibu kandungnya dengan mengasingkannya didalam rumah pribadinya tetapi penduduk Kuota yang murka akan kematian sang ratu lalu membakar kediaman rumah pribadi Rashieka Sanders.

Kebencian terdalam yang timbul di hati keturunan Rashieka Sanders menyebabkan kematian Raja Kuota Sanders yang merupakan ayah dari Bo Li Arwa Kuota Sanders.

Hal yang paling ditakutkan oleh laki-laki paruh baya itu jika puteri dari Raja Besar Kuota Sanders bangkit dari kematiannya dan membalaskan atas kematian yang menimpa kedua orangtuanya dan perang besar tidak akan terelakkan lagi didalam keluarga inti Kerajaan Kuota.

Perang antar saudara, perang kekuatan ajaib yang hebat bakalan terjadi diantara keluarga besar Li Sanders.

Dia lalu memejamkan kedua matanya rapat-rapat dan berusaha menepis bayangan suram yang sangat mengerikan dalam benaknya.

Gambaran akan anak keturunannya yang saling berperang hebat dan saling membunuh satu dengan lainnya, membuat hati Li Sanders hancur berkeping-keping.

Dia menahan tangisannya dengan tubuh berguncang sangat hebat dan ia berusaha untuk menerima garis nasib buruk ini dengan hati yang ikhlas dan lapang dada.

Sebenarnya kematian tidak hanya dialami oleh anak-mantu serta cucunya akan tetapi kematian itu juga telah menimpa dirinya dan membuat Li Sanders seperti orang yang mati.

***

Delapan Bulan Purnama telah berlalu...

Tanda-tanda kehidupan dari tubuh gadis kecil berusia sepuluh tahun yang masih terbaring di atas pembaringan itu belum terlihat jika ia akan bangkit kembali dari kematiannya.

Suasana ruangan dikamar rumah besar itu masih sangat sunyi sekali seperti hari-hari biasanya tanpa dihiasi keriangan didalam rumah besar buatan Li Sanders dari kekuatan ajaib yang dimilikinya yaitu kekuatan sembilan naga suci yang kekuatannya tak tertandingi kesaktiannya.

Li Sanders melangkahkan kedua kakinya kearah ranjang pembaringan besar nan mewah tersebut. Ia masih sama menatap sendu kearah tubuh gadis kecil yang terbaring diam di atas ranjang tidur penuh bunga yang bermekaran disekitar tubuh gadis itu.

"Sudah delapan bulan semenjak kepergian Bo Li yang sangat memilukan hati, aku merasa hidupku tidak berarti lagi sekarang ini !? Tiada lagi keluargaku yang akan menemaniku dihari-hari tuaku nanti !?", ucap Li Sanders sambil mendesah pelan. "Tidak ada tawa kecil penuh riang yang akan mengisi istanaku serta rumahku ini !?"

Li Sanders terlihat sangat murung hari ini dan ia berencana mempersiapkan pemakaman gantung untuk puteranya, sang baginda raja Kuota Sanders yang merupakan Raja Keempat dari Kerajaan Kuota didalam halaman rumah besar ciptaannya.

Dia sengaja memilih hamparan tanah luas ini sebagai kediaman rumah tinggalnya yang terletak di atas bukit, ia memang memilih tempat ini supaya dirinya dapat membangun makam gantung untuk anaknya karena raja tidak bisa dimakamkan kedalam tanah disebabkan ilmu kekuatan ajaib yang sakti tiada tandingannya yaitu ilmu pancasonanya. Tetapi Li Sanders tidak mengetahui bahwa ilmu ajaib dari langit itu telah berpindah kedalam ragawi cucunya, Bo Li. Ia juga telah mempersiapkan makam gantung lainnya untuk permaisuri raja serta cucunya agar menemani sang raja dalam peristirahatan terakhirnya.

***

Pria paruh baya itu kemudian duduk di samping ranjang tidur seraya menggenggam tangan gadis kecil itu dengan lembutnya ia mengusap wajah cucu kesayangannya.

"Bo Li..., kakek tidak dapat menaruh mu disini terus menerus, nak, tapi kakek telah menyiapkan sebuah tempat terbaik untukmu bersama kedua orangtuamu disini !", ucap Li Sanders. "Kamu pasti akan menyukainya puteri kecil !", sambung pria paruh baya itu terisak pelan.

Li Sanders tidak mampu membendung air matanya yang mulai turun membasahi wajahnya, ia menangis sambil tertunduk sedih.

Tiba-tiba ia merasakan sesuatu bergerak pelan didalam genggaman tangannya, Li Sanders lalu mendongakkan kepalanya kearah tangannya. Ia melihat jari-jemari tangan gadis kecil itu mulai bergerak, menandakan kehidupan.

"Bo Li...!", panggil Li Sanders.

Li Sanders nampaknya telah menanti hal ini terjadi sebab ia tahu jika puteranya pasti akan melindungi Bo Li dari peristiwa yang menyeramkan itu, meski ia tidak tahu kapan keajaiban itu bakal datang.

Itulah alasannya Li Sanders membaringkan gadis kecil itu di atas pembaringan ini dengan taburan bunga dan tidak langsung memakamkan mereka di makam gantung. Karena pria paruh baya itu menanti keajaiban itu datang dan benar saja Bo Li kembali hidup sesuai perkiraannya walaupun Li Sanders tidak tahu kapan itu akan terjadi tapi ia tahu kekuatan langit akan melindungi salah satu keluarganya kendati dirinya hampir menyerah akan harapan itu.

Gadis kecil itu perlahan-lahan membuka kedua matanya seraya memandangi Li Sanders dengan tubuh masih lemah.

"Bo Li...", ucap pria baya itu tersenyum lembut.

"Kakek...? Ada apa ?", ucap gadis kecil itu bingung.

Ketika gadis kecil itu telah tersadar sepenuhnya tiba-tiba sesuatu cahaya cerah kemilau menarik tubuh gadis kecil itu kedalam dimensi lain, jauh meninggalkan tempat itu.

***

"AAAAAAHHHH...!!!", pekik Bo Li.

Perempuan cantik itu melihat dirinya berada di surga para peri dan mendapati ia tengah berada di atas pohon berbuah Amethyst ungu.

"Hah !?", pekiknya kaget. "Bagaimana bisa aku kembali ke surga para peri ?"

"Bo Li ! Ada apa ?", ucap peri daun hijau kecil itu.

"Ehk !?", gumam Bo Li tercengang. "Peri daun hijau ? Apa yang terjadi denganku ?"

"Apa yang terjadi ?", tanya peri daun hijau kecil itu heran.

"Iya ? Kenapa aku... ?", ucap Bo Li.

Bo Li lalu tersadar bahwa ia mengalami reinkarnasi setelah menyematkan kerongsang emas putih itu tetapi yang membuatnya terkejut adalah ia kembali kedalam hukuman sistem Bo Li 115.

Dimana dirinya berada di surga para peri untuk mendapatkan buah surga dan bukannya kembali ketempat ia saat mengenakan kerongsang emas putih.

"Apakah Zaban sengaja mengirim ku kembali kesini ? Tetapi apa alasannya aku dikirim kembali ke surga para peri ?", tanya Bo Li dalam batinnya penasaran. "Apakah aku harus mengatakan yang sebenarnya kepada peri daun hijau itu alasan aku mencari buah surga para peri ataukah ada hal lain yang harus aku selesaikan disini tapi apakah itu ?"

Perempuan cantik itu mendapati buah surga berwarna ungu berada didalam genggaman tangannya.

Buah Amethyst ungu itu terlihat berkilauan indah, Bo Li menyadari tubuhnya menjadi semakin sehat dan bertenaga.

Dia lalu teringat semua kejadian dimasa dirinya berusia sepuluh tahun.

Ingatan yang sempat terhapus dari dalam kepalanya ketika ia bangkit dari kematian, kenangan demi kenangan yang indah serta kenangan menyeramkan itu datang silih berganti kini kembali didalam benak ingatan perempuan cantik itu.

"Elmar...? Aku harus mencarinya !", ucap Bo Li dalam hatinya dengan tatapan tajam kearah buah surga ditangannya. "Elmar..., tunggulah aku..., pamanku...! Aku akan memburu mu ! Dimanapun engkau berada...!", sambungnya geram.