Clara merupakan gadis yatim piatu, dia memiliki seorang adik angkat yang memiliki kelainan genetik namun dia tetap menyayangi adiknya. Mereka di asuh oleh keluarga tantenya yang kaya raya sejak usianya sembilan tahun. Namun suatu hari mereka di usir sebab Clara di tuduh menggoda kekasih putri tantenya. Akhirnya Clara dan adiknya keluar dari rumah. Kemudian dia bertemu dengan mantan pengasuh adiknya dan tinggal bersama pengasuh mereka dengan membuat usaha jualan sayur, namun ada rahasia yang di simpan oleh pengasuhnya itu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aliyah Ramahdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Uang titipan
Sehabis kami sholat isya berjamaah, aku membantu bibi untuk menyajikan makanan beserta alat makan di meja. Meskipun bibi melarang tapi aku tetap membantu bibi menyiapkan semuanya.. sementara paman sedang mengemas dan bersiap untuk menutup lapak sebab di jam begitu tak ada lagi orang yang datang berbelanja
Kami berempat makan sambil sesekali bersenda gurau. Dengan makanan yang sangat sederhana, berupa tempe, sambel dan juga sayur kangkung yang di tumis oleh bibi tetapi rasanya sungguh nikmat. Entah apa yang membuatnya begitu nikmat, mungkin karena kebersamaan kami makan
Setelah selesai makan, aku pun membantu bibi untuk membereskan meja dan mencuci alat bekas makan kami. Setelah selesai aku beserta bibi pun duduk di samping paman yang sedang menyaksikan acara televisi, dengan secangkir teh hangat. Aku melihat tivi kecil yang dulu kami punya kini berganti dengan tivi yang lumayan besar. Aku pun memulai membuka pembicaraan bersama mereka
" Paman kaki nya gimana? Udah baikan? Tanyaku pada paman
" Alhamdulillah nak Clara, berkat bantuan kamu dan juga pak dokter sekarang paman sudah bisa berjalan dan beraktivitas tanpa menggunakan tongkat" jawab paman seraya tersenyum
" Syukurlah paman kalau sekarang paman sudah bisa berjalan lagi seperti semula"
" Oya nak Clara, gimana kerjaan kamu di sana? Apakah terasa berat nak?" Tanya paman lagi
" Tidak paman, semuanya baik baik saja kok, dan kerjaan aku di sana gak ada yang berat paman"
" Syukurlah nak kalau begitu, paman khawatir kerjaan mu pasti berat di kota, sebab pak Alvin sering cerita kalau kamu pulang kerjanya jam 9 malam, padahal kalau di sini jam segitu saja biasanya kamu sudah tidur" jawab paman
" Mas Alvin? Emang mas Alvin sering ke sini paman?
" Non Clara ini gimana sih? Kan non Clara sendiri yang meminta mas dokter itu mampir kalau lagi ke kampung ini, Dan lihat non ini tivi, mesin cuci, kasur dan juga lapak baru paman semua kami sudah ganti sesuai pesanan non Clara" ucap bibi
" Maksudnya gimana bi? Aku gak ngerti" Jawabku yang merasa bingung dengan ucapan bibi
" Mas Alvin udah sering ke kampung ini, dan tiap kali datang pasti dia mampir, dan mas alvin ngasih uang titipan katanya dari non Clara buat mengganti semua barang yang udah rusak, dan juga meminta paman membuat lapak untuk jualan minuman seperti sekarang, soalnya kan tempat kita strategis non" ucap bibi
" Dan sekarang no clara lihat kalau rumah kita ini udah lumayan besar non, jadi non clara mulai sekarang gak usah nitip uang lagi di mas dokter, lebih baik non Clara nabung buat masa depan non Clara saja" ucap bibi panjang lebar
" Apa bi, uang? Tanyaku yang makin bingung dengan ucapan bibi.. trus mas Alvin sudah ngasih titipan berapa kali bi? Dan juga tiap kali dapat titipan bibi hitung gak uangnya?" Tanya lagi
" Mungkin sekitar 7 atau 8 kali non, dan tiap kali bibi hitung jumlah nya hampir 3 juta non. Tapi kenapa non Clara nanya sih, kan non Clara sendiri yang masukin duitnya ke mas dokter"
" Itu sih lebih banyak dari gaji aku sebulan kerja di cafe" ucapku dalam hati
" Jadi mas Alvin beneran sering mampir ke sini?" Tanyaku pada bibi lagi
" Iya non, bahkan terakhir kali dia datang dia sempat cerita ke bibi kalo non Clara pernah bertemu sama gadis sombong sok kaya itu, emang benar non?" Ucap bibi berbisik sambil melirik ke arah suaminya, karena mungkin takut ucapannya menyinggung paman, karena biar bagaimana pun Shella pernah menjadi anak paman, meski pun itu anak tiri
" Iya bi, aku pernah sempat bertemu sama dia, tapi gak apa apa kok, aku aman aja di sana"
" Syukurlah non, aku doain semoga kehidupan non Clara di sana bisa nyaman, dan gak akan pernah bertemu dengan manusia macam seperti gadis itu"
" Iya bi, aamiin.. makasih atas doanya bi"
" Ya udah non, siapa tau non Clara mau istirahat, silahkan aja non"
" Baiklah bi, aku masuk kamar duluan ya, udah ngantuk juga soalnya. Paman aku pamit duluan ke kamar ya paman" ucapku pada paman yang masih menyaksikan acara tivi, namun pikiranku masih berputar tentang uang titipan seperti ucapan bibi barusan
****
Hari itu ku bangun subuh dan melaksanakan sholat, setelah itu aku dan bibi membagi tugas untuk bibi mengurus rumah dan juga memasak untuk makan kami hari ini, sedangkan aku mengurus lapak sayuran, karena subuh tadi sayur pesanan kami sudah di antarkan. Sementar aku menyusun sayur sayuran di dalam rak, terdengar suara klakson mobil yang ternyata adalah Desi dengan membawa sekotak besar donat untuk raka..
" Wihhh ... Udah balik jadi pegawai lapak sayuran lagi nih pramusaji kita, hahahah" ucapnya bercanda..
" Iya dong selagi kita masih bisa bekerja ya kerjain aja semua nya Des" jawabku..
" Iya iya... Oya kapan rencana kamu balik ke sana?" Tanya Desi sambil membantu menyusun jualan..
" Mungkin dua hari lagi aku balik ke kota, kenapa Des?"
" Gak sih cuma nanya aja, aku pikir kamu bakalan lama di sini, sebulan gitu"
" Gak bisa lah Des, aku kerja ikut orang ya gak bisa seenak nya libur"
" Iya sih, Ra aku pengen cerita sama kamu" ucapku Desi
" Tentang apa Des? Cerita aja,mumpung aku juga masih di sini kan"
" Gak deh, nanti lain kali aja"
" Ihhkkk... Kamu ini Des, bikin aku penasaran aja, emang mau cerita apa sih? Kok kayak serius banget"
" Bukan apa apa, sebenarnya banyak banget yang pengen aku ceritain ke kamu, tapi yang mau aku ceritain saat ini tuh masalah pacar aku
" Kamu udah punya pacar Des? Gak pernah kenalin sama aku"
" Nanti lain kali aja, aku kenali"
"Jadi masalahnya pacar kamu kenapa? Dia selingkuh?" Tanya ku bercanda
" Ya ampun Clara jahat banget doanya" teriak Desi mencubit tanganku
" Nah makanya cerita dulu, biar aku ngerti gitu"
" Iya iyaa sabar, kita di kamar kamu aja yuk, biar enak ceritanya"
" Ya udah bentar aku pamit sama bibi dulu, kamu duluan gih masuk di kamar" jawabku berlalu menemui bibi yang sudah berada di lapak paman
jelas tokoh Clara di sini tergantung dari mood menulis Kamu Thor, iya kaaann....jadi buat lah nantinya happy ending ya Thor...
oh ya, jangan kelamaan up ya Thor, hihihihiiii 🤭
up terus leee....
🤭
semangat Author 💪