Yuna adalah seorang mahasiswa tingkat 3 di salah satu universitas terkenal di kota Ming. Karena beberapa alasan dia dan kaka nya shiriu harus pindah dari rumahnya meski masih dalam kota yang sama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuu Asaki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
liburan
Di kamar atas Yuuta duduk di lantai bersandar di tembok sambil memutar-mutar kotak kecil yang dari tadi dia pegang. Pandangan matanya jauh entah apa yang sedang dia rasakan. Pikirannya benar-benar kacau. Yuuta membayangkan kalau Yuna menerima perasaan Yin karena kalau di lihat kebelakang mereka memang sangat dekat. Dia tidak tahu kalau Yuna menolak Gin karena Yuuta langsung pergi setelah mendengar ungkapan perasaan Gin tanpa menunggu jawaban dari Yuna.
Setelah Gin pergi Yuna pun segera masuk ke rumah berjalan menuju kamarnya, tanpa menghiraukan sapaan Riu.
" Baru pulang Na? " tanya Riu
Tanpa menyahut Yuna berjalan melewati kakaknya yang sedang duduk di ruang tamu sengaja menunggu adiknya itu pulang.
" Ada apalagi dengan anak itu? apa perasaan wanita remaja memang sangat cepat berubah ya? " Riu bertanya-tanya sendiri.
Sesampainya di kamar Yuna langsung menjatuhkan tubuh lelahnya ke atas kasur, matanya menatap langit-langit yang di hiasi bintang.
" Kenapa? kenapa Gin yang mengungkapkan perasaannya? kenapa bukan dia? " Yuna menangis tak bersuara.
Malam semakin larut tapi Yuna tidak ada turun untuk makan malam. Hal itu membuat Riu menjadi khawatir dan melihatnya ke kamar.
" Na, apa kau masih bangun? ayo makan dulu! " Riu memanggil
" Na, kamu baik-baik saja? " tanya Riu
" Aku baik-baik saja kak, tadi aku sudah makan, aku mau istirahat " ucap Yuna dalam kamar tanpa membuka pintu.
" Baiklah kalau begitu, istirahat lah jangan tidur terlalu malam" ucap Riu
" Aku mengerti" ucap Yuna
Yuna menyalakan laptopnya dan mencari lagu untuk dia dengarkan kali ini dia mendengarkan lagu Mandarin yang berjudul "Jue Ai dan wu ya suho qing hua". Lagu yang membuat suasana hati menjadi tambah sedih. Yuuta yang ikut mendengarkan lagu itu juga merasakan kesedihan yang sama dengan Yuna. Yuuta berpikir sejenak kenapa Yuna mendengarkan lagu yang terdengar sendu, padahal harusnya dia merasa senang karena jadian dengan Gin.
" Apa mungkin Yuna menolak Gin? " pikir Yuuta.
" Mana mungkin, bukankah hubungan mereka sudah sangat dekat? " pikirnya lagi.
Keesokan harinya
Jam menunjukan pukul 9, Yuna masih tertidur karena semalaman dia tidak bisa tidur. Suara berisik dari rumah Yuuta membuat Yuna terganggu, dia kembali menarik selimut nya untuk menutupi telinganya.
" Iiih, berisik sekali. Apa sih yang sedang mereka lakukan! " Yuna menggerutu.
Yuna bangun dari tidurnya dan berjalan menuju jendela, dia membuka jendelanya sedikit takut ada orang di seberang sana yang melihat dia yang baru bangun tidur. Dan benar saja ternyata di teras atas ada Jiro dan ketiga kawannya sedang ramai mengobrol sambil ngopi. Yuna langsung menutup kembali jendelanya.
" Dasar anak-anak yang kurang sopan, pagi-pagi begini sudah berisik. Ganggu orang yang sedang istirahat saja" ucap Yuna sambil mengambil handuknya bersiap untuk mandi.
Sesaat kemudian
" Yuna,,, apa kau sudah bangun? keluarlah aku sudah membelikan sarapan untukmu! " teriak Jiro
" Hei apa tidak apa-apa berteriak seperti itu? dia kan senior kita! " tanya Taki
" Dia kan tetangga ku, bukan senior ku" ucap Jiro nyeleneh.
" Yunaa, ayo keluar kalau tidak biar aku yang menghampiri kamu ke sana! " Jiro sedikit mengancam.
Yuna yang baru selesai mandi pun keluar dengan rambut yang masih basah. Sambil mengeringkan rambut dengan handuknya dia keluar menuju teras.
" Kalian berisik sekali ini kan masih pagi, dasar pembuat onar! " Yuna menggerutu
" Meski pembuat onar tapi kamu tetap suka kan! " canda Jiro.
Teman-teman Jiro pun tertawa mendengar apa yang di katakan Jiro.
" Suka sama kamu, hah jangan harap! " ucap Yuna sedikit ketus.
" Hei, kak kamu jangan bicara seperti itu. Pertama- tama benci tapi lama-lama cinta dech" ucap Sano sambil high five sama Jiro
" bu keneng(bhs china: mustahil)" ucap Yuna sambil masuk kembali ke kamarnya.
" Jiro dia bilang apa tadi? " tanya Sano
" Bahasa Mandarin" ucap Jiro
" Kamu ngerti apa yang dia katakan? " tanya Abe
" Aku tidak mau memikirkannya, ayo sebaiknya kita lanjutkan saja sarapan nya! " ajak Jiro
Sementara Yuna yang masih berada di dalam kamarnya terus menggerutu.
" Dasar cowo-cowo kurang kerjaa " ucap Yuna
Yuna pun keluar kamarnya dan pergi menuju dapur untuk sarapan. Riu sudah berangkat ke kantor tadi pagi, sekarang dia sarapan sendirian. Setelah selesai sarapan Yuna bersiap untuk pergi ke luar. Dia melihat layar HP nya, teman-temannya belum ada satu pun yang menyahut.
" Mereka pasti sibuk dengan liburannya, ya sudah aku pesan taxi online saja" ucap Yuna sambil mencari di aplikasi HP nya
Yuna sudah menunggu hampir 10 mnt tapi belum juga mendapatkan taxi onlinenya. Mungkin karena hari libur jadi susah cari yang mau ambil orderannya.
Tapi tak lama kemudian tiba-tiba Yuuta menghampirinya, meski Yuuta memakai helm tapi Yuna tetap mengenalinya.
" Butuh tumpangan? " tanya Yuuta
" Aku sedang menunggu " ucap Yuna sambil mengarahkan pandangannya ke arah lain.
" Aku tahu kamu sudah lama menunggu, sebaiknya aku antar saja. Ayo naik, aku antar kamu ke tempat tujuan dengan selamat! " ajak Yuuta
" Terimakasih Yuuta" ucap Yuna.
Yuuta menyerahkan helm pada Yuna, Yuna pun mengambilnya dan langsung naik ke motor Yuuta.
" Kamu mau kemana? tanya Yuuta
" Ke toko buku" jawab Yuna
" Baiklah kita berangkat " ucap Yuuta sambil menjalankan motornya.
" Jangan ngebut! " ucap Yuna
" Iya" jawab Yuuta singkat.
Setelah 30 menit perjalanan akhirnya mereka sampai di toko buku langganan Yuna. Yuuta memarkirkan motor, dan mereka pun berjalan bersama masuk ke toko buku.
" Kau mau apa? " tanya Yuna heran.
" Aku juga mau beli buku" ucap Yuuta santai sambil berjalan.
" Dia memang sulit di tebak" bisik Yuna sambil berjalan mengikuti Yuuta.
Yuna dan Yuuta berkeliling di toko itu. Meski bersama mereka berjalan masing-masing karena buku yang mereka cari pun berbeda. Setelah Yuna mendapatkan buku yang dia mau, dia duduk di tempat biasa, melihat Yuna sudah mendapatkan buku yang dia cari, Yuuta pun menghampiri nya, duduk di depan Yuna.