‼️Harap bijak dalam memilih bacaan‼️
CEO tampan dan dingin itu ternyata seorang psikopat kejam yang telah banyak menghabisi orang-orang, pria itu bernama Leo Maximillian
Leo menjadikan seorang wanita sebagai tawanannya, wanita itu dia jadikan sebagai pemuas nafsu liarnya.
Bagaimana nasib sang wanita di tangan pria psikopat ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 : Malam Ini Cukup Melelahkan
...•••Selamat Membaca•••...
Setelah melakukan pergulatan di sofa, Leo kembali menggendong Maureen ke tempat tidur, tubuh Maureen membuatnya candu dan menginginkan Maureen lagi dan lagi, tak pernah puas dengan hal itu.
Leo membuka kaki Maureen tapi Maureen malah mendorong Leo agar berada di bawahnya, dengan cepat, Maureen mengambil alih dan mencoba untuk mendominasi hubungan kali ini.
"Giliranku di atas," kata Maureen yang membuat Leo terkekeh.
"Silakan."
Maureen memasukkan milik Leo ke dalam miliknya, dia mulai bergerak, karena tidak biasa, gerakan Maureen sendiri masih terasa kaku oleh Leo yang memang sudah lebih ahli. Leo memandu Maureen bagaimana melakukan gerakan yang baik, hingga Maureen bisa dan mencari kepuasannya sendiri.
Karena lelah bergerak sendiri, Leo kembali menggerakkan pinggulnya, miliknya keluar masuk ke dalam liang hangat itu dengan cepat, Maureen merendahkan tubuhnya lalu memeluk Leo dengan erat sambil membenamkan wajahnya di leher Leo.
"Aahhh hhmm aahh ahhh," desah mereka ketika milik Leo bergerak cepat, Leo membalikkan tubuh Maureen dan menindihnya kembali.
Satu kaki Maureen dia tekuk dan satu lagi dia buka agar lebih leluasa menghujam Maureen. Leo memegang leher Maureen lalu menggoyangkan pinggulnya dengan cepat.
Puas setelah melakukan beberapa menit, Leo mengumpulkan kedua kaki Maureen ke bahunya dan menghujam Maureen dengan cepat dan brutal, Leo memeluk kedua kaki itu. Maureen meremas seprai dengan kuat dan kepalanya bergerak ke kiri dan kanan menahan gejolak dalam dirinya saat ini. Desahan dan lenguhan mewarnai malam itu dengan indah.
Leo lalu melepaskan kaki Maureen, dia membiarkan kedua kaki itu melingkar di pinggangnya dan kedua telapak tangannya menggenggam kuat buah dada Maureen yang sangat indah baginya.
"Oouuhh tuan, aahhh."
"Aku benar-benar mencintaimu Maureen, kau luar biasa."
Semakin kuat hujaman yang Leo berikan, semakin kuat pula hentakan di tubuh Maureen sehingga Leo harus memegang pinggang Maureen agar tidak terlalu bergeser.
Melakukan hubungan itu hingga hampir satu jam berlalu. Maureen yang kelelahan langsung digendong oleh Leo menuju kamar mandi, karena dia tidak ingin Maureen merasa tidak nyaman tidur dalam keadaan penuh keringat seperti itu.
Mereka sama-sama larut di bawah kucuran air shower yang hangat, kali ini Leo hanya menciumi dan memeluk Maureen tanpa melakukan penyatuan sama sekali.
Dalam pelukan itu menunjukkan betapa sayang dia pada wanita yang telah menemaninya selama ini, memberikan warna dalam hidupnya sehingga tidak ada celah dalam hati Leo pada wanita lain.
"Jangan tinggalkan aku tuan, pada siapa lagi aku akan bermanja kalau bukan padamu," lirih Maureen yang membuat Leo tersenyum, dia bisa melihat wajah Maureen melalui cermin karena posisi Maureen saat ini membelakangi Leo.
"Aku berjanji Maureen, aku akan meratukan kamu dalam hidupku. Aku tidak sanggup juga jika harus jauh darimu sayang." Maureen membalikkan tubuhnya lalu mencium bibir Leo dengan lembut.
Seperti biasa, selesai mandi, Maureen akan tidur tanpa mengenakan pakaian sama sekali karena Leo menyukai hal itu. Leo bisa melihat wajah lelah Maureen karena melayani hasrat liarnya, dia mencium Maureen dan memastikan kalau calon istrinya itu terlelap.
Setengah jam terlewat, Leo perlahan beranjak dari kasur dan keluar kamar. Dia segera menuju ke ruang penyiksaan untuk menuntaskan hukuman semua tahanannya itu.
Gema dengan wajah yang setengah hancur kini terlihat lemah tak berdaya, melihat Leo datang. Semua yang ada di sana langsung panik dan ketakutan, seakan melihat malaikat maut.
"Apa kalian merindukanku?" Suara Leo terdengar santai tapi begitu menakutkan bagi mereka. Leo kembali mengambil sebuah pisau yang dia gunakan untuk mengiris wajah Gema tadi.
Gema tak bisa lagi berkutik, dia sangat ketakutan hingga kini Leo berada tepat di depannya. Leo dengan perlahan menyayat kembali wajah Gema hingga wajah itu hanya bersisa tulang saja, tidak ada daging ataupun kulit yang membungkusnya.
Gema masih bernafas, kondisinya begitu mengerikan. Leo kini berjalan ke arah Rio dan melakukan hal yang sama. Teriakan Rio sangat menakutkan, dia tidak bisa melawan ataupun membantah Leo kali ini.
Malam itu juga, Leo menguliti wajah keempat pria yang telah menyakiti dan menyiksa Maureen. Mereka semua sangat mengerikan dan terakhir, Leo mengayunkan kapak tajam ke perut mereka sehingga isi perut itu terurai dan mereka tidak bernyawa lagi.
Herry dan istrinya sangat ketakutan, kini giliran mereka yang akan dieksekusi oleh Leo.
"Karena kalian itu orang tuanya Maureen, jadi aku akan berlaku baik, minumlah ini." Leo memberikan sebuah pil pada Herry dan istrinya, dia memasukkan pil itu ke dalam mulut mereka hingga tertelan.
Tak lama, dari setiap lubang di tubuh mereka mengeluarkan darah hingga akhirnya wajah mereka membiru dan tewas seketika.
"Itu akibatnya jika mencari masalah dengan ku, aku tidak akan membiarkan kekasihku hidup dalam bayang-bayang kalian lagi, semoga tuhan menempatkan kalian di neraka." Leo tertawa puas, malam ini dia sudah mengeksekusi enam orang secara sadis dan brutal tanpa ampun.
Dia mulai memotong tubuh mereka dan memberikan potongan tubuh itu pada hewan peliharaan yang selalu dia bawa. Dua kucing belang besar yang sangat kelaparan.
"Makanan lezat kalian datang." Leo melemparkan potongan tubuh itu dan langsung di lahap oleh peliharaannya.
Leo membersihkan dirinya di kamar mandi lain, dia tidak ingin Maureen melihat kondisinya yang dipenuhi darah itu, bisa-bisa nanti Maureen malah pingsan dan ketakutan.
Setelah rapi, dia menuju dapur dan melihat kotak susu Maureen yang memang selalu dia stok di rumah. Maureen penyuka susu, bisa dibilang, susu itu minuman wajib untuknya.
"Apa tinggal segini?" tanya Leo pada pelayan yang ada di dapur, kotak susu itu sudah ringan dan isinya sudah hampir habis.
"Iya tuan, itu susu terakhir."
"Ini tidak cukup untuk Maureen minum besok pagi."
"Apa perlu saya keluar tuan?"
"Tidak usah, saya saja, kalian jaga Maureen, kalau ada apa-apa cepat bantu dia."
"Baik tuan."
Leo menaruh kotak susu itu kembali dan pergi ke supermarket. Dia membeli beberapa kotak susu dan cemilan, tidak lupa juga dia membelikan beberapa skincare yang biasa dipakai oleh Maureen.
Leo mengetahui semua mengenai Maureen, ia mempelajari wanita itu dengan baik sehingga dia sangat hati-hati jika memilihkan makanan dan barang untuk Maureen.
Setelah dirasa semua cukup, Leo membayar belanjaannya dan bergegas pulang. Dua puluh menit di perjalanan, dia sampai dan segera menyusun semua makanan yang telah dia beli ke dalam lemari khusus penyimpanan makanan untuk Maureen.
Semenjak Leo kecolongan waktu itu oleh Ema. Dia semakin berhati-hati dengan memisahkan apa yang dikonsumsi oleh Maureen. Lemari makanan itu dia kunci dan hanya dia dan Maureen yang bisa membuka lemari itu.
Leo memasuki kamar, dia melihat Maureen tidur dengan lelap sambil memeluk guling, wajah itu terlihat damai dan berseri. Leo menyusun skincare itu lalu membuka baju yang dia kenakan, tidur tanpa berbusana adalah hal yang sangat dia sukai.
"I love you Maureen." Leo mengecup bibir Maureen yang sedikit terbuka lalu tidur, hari ini begitu melelahkan, habis bercinta, lanjut eksekusi orang.
...•••BERSAMBUNG•••...
...Hai sahabat, beri dukungannya untuk karya saya ya. Vote di sini nggak bayar kok, biar lebih semangat lagi lanjutin ceritanya 😊💗 ...
...Terima kasih buat kalian semua yang telah membaca cerita ini dan yang sudah memberi dukungan. ...
...Tiktok : vebigusriyeni...
...Instagram : vebigusriyeni02...
kasian maula masih kecill.
rayden yg sabar yaaa
tim nya rayden ni thor ❤😘😅🤣