Si Kembar Yang Tak Diakui

Seperti pesan tuan Mark Louis yang meminta Alea segera membawa bayi kembarnya ke rumah sakit miliknya, dilakukan juga oleh Alea di hari liburnya. Wanita ini memang sudah kembali beraktivitas karena sudah lebih dari sepekan ia ijin untuk mengurus pengobatan putrinya beberapa hari lalu di rumah sakit Abu Dhabi.

Dengan ditemani oleh bibi Sari, keduanya nampak serius melihat dokter memeriksa si kembar di ruang yang berbeda. Walaupun saat ini tuan Mark tidak berada di rumah sakit miliknya karena ada urusan dengan perusahaannya.

Alea sendiri tidak mengetahui siapa pemilik rumah sakit itu dan baginya itu tidak ia mempermasalahkan urusan itu karena fokusnya adalah kesembuhan bayi kembarnya.

Dokter yang menangani bayi kembar Alea, sudah diwanti-wanti oleh tuan Mark untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dengan begitu mereka bisa melakukan tindakan apa untuk menolong bayi kembar itu.

Dan terlebih lagi semua dokter harus merahasiakan siapa tuan Mark pada Alea jika nanti Mark ikut mengambil bagian dalam melakukan operasi bedah pada bayi kembarnya Alea.

"Nyonya. Sepertinya bayi kembar anda harus menetap di rumah sakit selama menjalani proses perawatan. Jadi tidak boleh terkontaminasi dengan udara luar agar kondisi mereka tetap stabil. Kami sudah menyiapkan ruang bermain untuk tumbuh kembang mereka," ucap dokter Agatha sebagai kepala bedah di rumah sakit itu.

"Bukankah itu biayanya tidak sedikit yang harus saya keluarkan dokter?" tanya Alea yang sangat merasa keberatan dengan keadaannya saat ini.

"Nyonya tidak perlu memikirkan admistrasinya karena ada penawaran paket khusus untuk anak penderita penyakit serius. Karena banyak sekali para donatur yang sudah menyumbangkan rejeki mereka untuk kelangsungan hidup para pasien anak yang menderita penyakit serupa seperti bayi kembar anda, Nyonya," ucap dokter Agatha yang sudah diatur oleh tuan Mark agar tampak alami proses pengobatan ini.

"Ya Allah. Sayang, kita ko seperti kaum duafa yang rela merendahkan diri kita demi mendapatkan uluran tangan dari para orang kaya itu. Apakah ini sebuah berkah atau penghinaan untuk bunda ya, sayang?" pikiran Alea yang sangat terpukul mengingat harga dirinya begitu rendah saat ini. Tapi mau tidak mau ia harus rela menepis gengsinya demi kesembuhan sang buah hati.

"Bagaimana nyonya? Apakah anda bersedia?" tanya dokter Agatha membuat Alea hanya bisa mengangguk menahan malu bercampur perih.

"Baik. Nyonya bisa menandatangani beberapa berkas ini sebagai wali dari si kembar dalam mendapatkan prosedur perawatan mereka," ucap dokter Agatha sambil memberikan berkas yang perlu di isi dan ditandatangani oleh Alea.

Alea membaca setiap kalimat yang tertera dalam berkas itu sebelum membubuhkan tandatangan di atas kolom-kolom untuk wali pasien hingga selesai. Alea begitu teliti membuat dokter Agatha hanya bisa menunggu bagaimana si jenius ini tidak ingin dibodohi oleh rumah sakit itu walaupun sebenarnya ia sudah masuk dalam jebakan tuan Mark.

"Kasihan sekali nasib kalian sayang. Punya seorang ayah yang kekayaannya bisa membeli satu pulau Bali tapi tidak sedikitpun ia berjuang untuk mengupayakan kalian sembuh. Otaknya terlalu instan untuk mendapatkan semuanya sesuai dengan yang ia inginkan.

Padahal kehadiran kalian itu sebagai ujian untuk dirinya agar bisa menguras hartanya demi kalian. Semoga ia jatuh miskin hingga hidupnya melarat," sumpah serapah Alea pada mantan suaminya ini hingga bibirnya bergetar menahan tangisnya.

"Apakah ada pertanyaan nyonya?" tanya dokter Agatha.

"Tidak ada lagi dokter. Hanya saja saya tidak bisa berada setiap saat dengan bayi kembar saya karena saya harus bekerja. Jadi, hanya saudara saya saja yang akan menjaga mereka di sini," ucap Alea.

"Oh iya saya hampir lupa mengatakan kepada anda nyonya, kalau bayi kembar anda akan di awasi langsung oleh dokter maupun perawat dalam 24 jam. Jadi, Nyonya atau saudara anda boleh melakukan aktivitas seperti biasa.

Jika ada informasi yang berkaitan dengan pengobatan si kembar, kami yang akan menghubungi anda nyonya. Sebentar lagi suster akan mengantarkan pasien ke kamar mereka," ucap dokter Agatha.

"Baik. Terimakasih dokter!" Alea tidak tahu lagi mau berkata apa saat ini kecuali rasa syukur atas anugerah yang Allah limpahkan padanya saat ini.

Dokter Agatha menghubungi tuan Mark dan melaporkan tentang tugasnya yang sudah ia jalankan sesuai perintah pemilik rumah sakit itu.

"Apakah kamu melakukannya dengan baik?" tanya tuan Mark.

"Sudah tuan dan dia tidak curiga sama sekali kecuali sempat menangis tadi," ucap dokter Agatha.

"Mengapa dia menangis'?" tanya tuan Mark.

"Entahlah tuan. Aku tidak mengerti," ucap dokter Agatha.

"Baiklah. Biar aku sendiri yang akan menghubunginya.

"Baik."

...----------------...

Di kantor barunya, Alea harus beradaptasi dengan lingkungannya yang baru. Pastinya sebagian besar staff merupakan orang Indonesia. Mereka sudah sangat mengenal siapa Alea, mengingat wanita ini sudah wara-wiri di kancah internasional sebagai seorang diplomat.

Hanya saja saat ini, Alea dipanggil oleh bosnya mengenai rumah dinas yang tidak ditempati oleh Alea.

"Ibu Alea. Mengapa rumah dinas yang sudah disiapkan negara tidak dimanfaatkan oleh anda?" tanya pak Heru.

"Maaf pak. Rumah itu tidak layak untuk di huni dan saya sudah membeli apartemen sendiri untuk saya dan anak kembar saya," jawab Alea bohong.

"Berarti anda memanfaatkan uang sumbangan negara untuk kepentingan pribadi anda yang seharusnya untuk pengobatan bayi kembar anda demi kenyamanan anda?" sarkas pak Heru.

"Oh, berarti bapak belum tahu kalau saya ini adalah seorang janda milyuner dari seorang mantan suami pengusaha," bohong Alea dengan menyebutkan nama mantan suaminya.

"Kalau begitu, kenapa anda tidak gunakan uang itu untuk pengobatan bayi kembar anda saja dari pada membeli apartemen mahal?

Kalau begini ceritanya, saya akan melaporkan penyimpangan yang telah dilakukan anda berkaitan dengan dana pengobatan itu pada Bu menteri," ucap pak Heru penuh intimidasi.

"Itu bukan urusanmu, pak Heru. Tidak usah melakukan fitnah di tengah kesulitan hidup saya," ujar Alea.

"Ini menjadi urusan saya karena anda adalah bawahan saya," jelas pak Heru.

"Tapi anda tidak perlu tahu dan ikut campur dalam urusan pribadi saya. Lagi pula itu dana dari pemerintah yang sudah menjadi bagian dari hak saya sebagai ASN. Bukan dana pribadi anda, mengapa anda yang sewot. Lagi pula kalau mau kasih rumah dinas untuk saya tempati lihat dulu keadaannya seperti apa? Jangan hanya bisa semprot saya seperti ini.

Saya sudah mengajukan protes pada Bu menteri atas tindakan anda yang memberikan rumah yang tidak layak untuk saya dan anak saya tempati. Sebentar lagi anda akan mendapatkan teguran dari beliau!" ancam Alea lalu beranjak pergi dari ruang kerja pak Heru.

"Sial....! padahal aku sedang memeras janda cantik dan seksi itu agar bisa aku manfaatkan tubuhnya justru aku malah diancam balik," umpat pak Heru menggaruk kepalanya yang tak gatal karena memiliki angan yang terlalu tinggi.

Alea berjalan menuju ruang kerjanya sambil menahan sesak di dadanya. Kebaikan yang ia terima dari tuan Mark justru menjadi ujian baginya saat ini.

"Apakah aku kembalikan saja apartemen mewah itu pada tuan Mark? Daripada jadi fitnah. Ya Allah, ini sangat membuatku pusing. Kenapa masalah hidupku tidak pernah selesai?" keluh Alea.