NovelToon NovelToon
PUTRI ASLI KELUARGA CEO

PUTRI ASLI KELUARGA CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Identitas Tersembunyi / Roman-Angst Mafia / Roh Supernatural / Putri asli/palsu
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Yhunie Arthi

Leona tiba-tiba diculik dan dibunuh oleh orang yang tidak ia kenal. Namun ketika berada di pintu kematian, seorang anak kecil datang dan mengatakan bahwa ia dapat membantu Leona kembali. Akan tetapi ada syarat yang harus Leona lakukan, yaitu menyelamatkan ibu dari sang anak tersebut.

Leona kembali hidup, namun ia harus bersembunyi dari orang-orang yang membunuhnya. Ia menyamarkan diri menjadi seorang pria dan harus berhubungan dengan pria bernama Louis Anderson, pria berbahaya yang terobsesi dengan kemampuan Leona.

Akan tetapi siapa sangka, takdir membawa Leona ke sebuah kenyataan tidak pernah ia sangka. Dimana Leona merupakan puteri asli dari keluarga kaya raya, namun posisinya diambil alih oleh yang palsu. Terlebih Leona menemukan fakta bahwa yang membunuhnya ada hubungan dengan si puteri palsu tersebut.

Bagaimana cara Leona dapat masuk ke dalam keluarganya dan mengambil kembali posisinya sebagai putri asli? Bagaimana jika Louis justru ada hubungannya dengan pembunuhan Leona?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yhunie Arthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18. JEBAKAN

Dua hari setelah di rumah sakit, Leona akhirnya diperbolehkan pulang dengan catatan kalau ia masih harus berhati-hati dengan luka di kepala.

"Bukankah sudah kukatakan tidak perlu mengantarku," kata Leona saat ia berada di mobil Louis, yang mana pria tersebut memaksa untuk mengantar gadis itu pulang.

"Orang tuamu akan menghajarku jika kau pulang sendiri dan dalam keadaan terluka, sedangkan kau pergi bersamaku. Lagipula Noah sedang ada urusan dan tidak bisa mengantarmu pulang," balas Louis.

"Kurasa akan bagus jika mereka menghajarmu," celetuk sang gadis.

"Jangan buat aku menendangmu keluar dari mobil. Duduk dan diamlah," ujar Louis.

"Cih," respon Leona.

Perjalanan menuju kediaman Agustine berlangsung lama, mungkin karena keheningan yang terjadi di antara mereka berdua di mobil. Louis sendiri sedang tidak ingin memprovokasi atau bertengkar dengan gadis yang duduk di sebelahnya sekarang, mengingat ada hal yang sedang memenuhi kepalanya.

Sampai akhirnya mereka tiba di rumah besar tersebut. Terlihat dari luar kalau keadaan rumah tampak sepi, mungkin karena masih sore dan para penghuni rumah masih sibuk dengan aktivitas masing-masing.

"Aku akan pergi dulu untuk mengurus sesuatu, dan akan kembali secepatnya ke sini. Ada hal yang ingin kubicarakan juga denganmu. Pastikan kau istirahat ketika sampai di dalam dan jangan bertingkah aneh-aneh," kata Louis ketika Leona hendak keluar dari mobil.

"Jangan lupa uangku yang kau janjikan. Akan terus kutagih sampai kau memberikannya," ujar Leona kemudian turun dari mobil dan berjalan menuju ke dalam rumah setelah menutup pintu mobil.

Leona yang berjalan ke dalam rumah, merasa tidak nyaman. Mungkin karena keadaan rumah yang sepi tanpa ada kehadiran orang lain.

Gadis itu duduk di sofa ruang tengah, merilekskan diri serta menikmati suasana sunyi dan tenang ini.

"Leona?"

Sang empunya nama langsung membuka mata untuk melihat siapa yang memanggil dirinya.

"Rowan? Darimana saja, akhir-akhir ini aku jarang melihatmu," tanya Leona pada bocah tersebut.

"Aku bersama ibu dan keluargaku, mereka sedang berada di luar kota dan baru saja kembali," jawab Rowan yang duduk di samping Leona dengan wajah senang.

"Kembali? Ah, aku lupa bertanya dimana ibu dan keluargamu tinggal?" Hal yang selalu Leona lupa tanyakan karena Rowan yang sering menghilang.

"Di sana," tunjuk Rowan ke arah rumah besar seberang taman samping dari rumah ini, yang selalu membuat Leona penasaran bagaimana mereka yang tinggal di sana karena ia memang belum melihat penghuninya sejak tinggal di rumah ini.

"Hah? Tapi itu rumah saudari dari kepala keluarga rumah ini," ucap Leona bingung karena Noah pernah memberitahu Leona kalau rumah besar di sebelah sana adalah rumah dari adik perempuan William, yang artinya adalah bibi dari Leona.

Rowan tersenyum begitu lembut penuh arti, seolah meminta Leona untuk menyambungkan sendiri hubungannya.

Untuk sesaat Leona terdiam, berpikir dengan alis bertaut karena tidak paham. Sebelum akhirnya netra gadis itu melebar.

"Aku tahu sejak Noah menjelaskan siapa dirimu sebenarnya ketika di rumah sakit. Sekarang aku paham kenapa kau satu-satunya yang bisa mendengarku di dunia sana bahkan menyentuhku," ucap Rowan tanpa meredupkan senyumnya.

Wajah Leona berubah sendu seketika. Ia diam dan mencoba mencerna situasi yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Rasanya ia tidak percaya kalau roh bocah yang duduk di sampingnya ini memiliki hubungan darah dengan Leona. Mengerti sekarang maksud dari ucapan Rowan barusan.

"Kau bilang kalau kau dibunuh, bisa beritahu aku siapa dan bagaimana dia melakukannya?" tanya Leona, menatap tangan di pangkuannya seolah ia tidak tega jika melihat bocah di sampingnya ini secara langsung.

"Aku tenggelam di kolam sana. Semua orang percaya kalau aku terjatuh ketika bermain. Tapi aku di dorong oleh seseorang. Aku tidak berenang dan berakhir di sana," jawab Rowan yang sekarang menampilkan senyum miris.

Leona menggigit bibir bawahnya untuk menahan segala emosi yang mendobrak ingin keluar. Rowan masih begitu sangat muda untuk meninggal, dimana bocah itu seharusnya masih berlarian bermain di luar sana dengan tawa lepas. Tapi Rowan justru berkeliaran sebagai roh. Tidak ada yang bisa melihatnya. Tidak ada yang bisa mendengar dan bicara dengannya selama ini. Bocah ini kesepian, tapi tidak bisa pulang ke tempat terang karena masih ingin bersama dengan keluarganya.

"I'm fine, Leona. Mungkin memang aku harus berakhir seperti ini. Setidaknya aku masih bisa melihat keluargaku, dan bertemu denganmu. Berkat dirimu aku tidak takut lagi," kata Rowan yang kembali tersenyum.

Runtuh sudah pertahanan Leona, gadis itu menangis ketika memikirkan situasi yang Rowan hadapi. Lebih menyesakkan dada Leona ketika bocah itu masih dapat tersenyum seindah itu, padahal jelas-jelas kalau Rowan tidak akan pernah bisa kembali hidup. Tidak akan pernah bisa kembali ke keluarganya dan menghabiskan waktu dengan mereka.

"Leona, jangan menangis. Kau bisa merusak penyamaranmu," Rowan mengingatkan.

Leona mendongakkan kepala untuk menghentikan dan mengeringkan air mata tanpa merusak riasan gadis itu sebagai penyamarannya. Karena tahu jika ia mengelap air matanya, maka bintik-bintik di wajahnya akan ikut terhapus juga.

"Leona belakangmu!" teriak Rowan tiba-tiba.

Spontan gadis itu menengok ke belakang, namun langsung menyesalinya ketika sebuah hantaman keras mendarat di kening gadis itu.

Darah turun dari dahi melewati mata gadis itu, menunjukkan kalau luka yang gadis itu terima karena hantaman keras tadi benar-benar tidak bisa dibilang pelan.

"Luna?" ucap Leona ketika ia melihat gadis pirang tersebut dengan raut luar biasa murka dan penuh kebencian.

"Kenapa kau masih hidup juga?!" seru Luna dengan tatapan tidak bersahabat sama sekali.

"Apa maksudmu? Kenapa kau melakukan ini padaku? Kenapa kau memukulku?" tanya Leona, waspada dengan Luna yang rupanya memegang patung keramik berukuran dua puluh sentimeter yang Leona selalu lihat terpajang di dekat tangga rumah.

"Kau seharusnya tidak datang ke rumah ini. Kau menghancurkan semua rencanaku dan membuat mereka kembali bersama! Tidak hanya itu saja kau bahkan mendapatkan perhatian Louis dan Noah yang aku saja tidak pernah bisa dapatkan! Orang sepertimu tidak seharusnya ada di rumah ini!" seru Luna dengan amukan luar biasa.

"Kau gila. Kau sakit jiwa," ujar Leona. "Orang sepertimulah yang tidak seharusnya ada di rumah ini," sambungnya.

Luna yang tidak terima dengan ucapan Leona, langsung melayangkan kembali patung di tangannya. Benar-benar seperti orang kesetanan.

Namun Leona dapat dengan mudah menghindar dan menahan tangan Luna. Tentu tidak berniat untuk mati di tangan gadis gila itu.

Namun Luna mendengar suara mobil terparkir di sana, langsung menghentikan aksinya. "Kau akan habis setelah ini," kata Luna dengan seringai kemenangan.

Mata Leona membelalak ketika melihat Luna merobek bagian atas mini dress yang dikenakannya. Mengacak rambut dan mengusap lipstiknya hingga terlihat acak-acakan. Ah, Leona tahu apa yang akan dilakukan perempuan gila itu.

"AAAA!" Luna berteriak dengan keras, dan terduduk di lantai di lantai tepat di depan Leona yang berdiri setelah melakukan menahan serangan Luna dengan patung sebelumya.

Leona merasa pusing sekarang dengan pandangan yang kabur. Luka di kepala gadis itu saja belum sembuh dan ia harus mendapatkan luka baru lagi di keningnya dengan cara yang sangat menyakitkan. Terlebih harus melihat drama yang akan dimainkan oleh Luna.

"Ada apa?!" Raymond orang pertama yang datang ke ruang tengah, wajahnya panik setelah mendengarkan teriakan teras Luna tadi.

Tak lama William muncul, membut Leona sedikit bingung kenapa kepala keluarga satu itu sudah pulang di jam sekarang padahal biasanya menjelang makan malam.

"Luna?!" Raymond terkejut ketika melihat keadaan berantakan Luna.

Dengan cepat Luna berdiri dan berlari ke arah William dan Raymond, menangis dan ketakutan seraya memegangi bagian depan pakaiannya yang harus jatuh dari tubuhnya.

"Apa yang terjadi?" tanya William dengan air muka mencoba menelaah situasi sekarang.

"Leon tiba-tiba menarikku dan ingin memperkosaku. Dia meminta agar aku melayaninya. Aku memukulnya agar bisa lepas darinya. Tolong aku. Usir dia dari sini, Dad," kata Luna dengan tangis yang terdengar menyayat hati.

Wow, acting yang hebat. Pantas Louis dan Noah bilang kalau Luna itu sangat manipulatif, batin Leona ketika melihat fitnah yang disebar oleh perempuan gila itu.

Leona mendengar suara mobil lainnya terparkir di luar sana. Membuatnya bertanya-tanya apakah ini salah satu jebakan yang Luna buat dengan memanggil para penghuni rumah yang biasanya masih bekerja pulang lebih awal.

Ketika Leona melihat Kanna masuk ke ruangan, dan mendengarkan segala tuduhan Luna hingga Kanna menatap marah ke arah Leona, membuat gadis itu langsung berpikir jawaban seperti apa yang harus Leona berikan untuk menghalau segala fitnah dari Luna. Tapi ia yakin kalau ini akan menjadi drama yang panjang, dan ia benci.

1
Aldiza azahra
lanjut dn semangat
Aldiza azahra
jngn2 cuma liona dn sang kakek/ nenek yg punya kemampuan itu...lanjut...
Yhunie Arthi: ditunggu ya /Joyful/
total 1 replies
Aldiza azahra
knp ibu rowan mrah...ap dia juga salh satu orang hilngy leona
Yhunie Arthi: Kenapa hayo /Chuckle/
total 1 replies
Aldiza azahra
lanjut.....
Aldiza azahra
jngn lam2 up thor takuty ad yg ngiri trus bilanh plagiat sebelah padahl itu karyamu.... kan sayang..ayo semangat
endah retno adi: iya up-nya yang rutin ya thor, ini keren lho ceritanya..
Anonymous: Authoorrrr double up pkoknyaaaaa
total 3 replies
☘️💮Jasmine 🌸🍀
menarik
endah retno adi
ceritanya bagus banget ini, tapi sayang masih sepi,semangat author nya...☺️
Yhunie Arthi: Terimakasih kak, semangat selalu /Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!