ini novel pertama yang saya tulis, tentang seorang gadis yang memperoleh Sistem Dewi yang merubah hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiindy ArAs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alvin yang menyatakan perasaannya
#Flashback#
Bryan POV
BRAK!!
Pintu kamar Bryan di buka dengan kencang. Bryan melonjak kaget dan menoleh kearah pintu, dilihatnya Denis buru-buru menghampirinya.
"Kurang asem lu Nis, lu mau sohib lu yang gantengnya luar bisa 7 turunan ini mati muda, hah?? Kaget tau" Ucap Bryan sambil mengelus dada.
"Sorry, ini urgent. Gue ada berita penting untuk lu" ucap Denis ngos-ngosan karena habis lari dari depan.
"Minum dulu nih!" Bryan melempar botol air mineral. "Berita apaan sih? mantan-mantan gue lagi lakuin demo mogok makan di depan?" Ucap Bryan bercanda
"Ettdaaah, bukan itu bambang, ini soal Alyssa" ucap Denis saat nafasnya sudah teratur.
"Kenapa dengan bidadari gue?" Tanya Bryan antusias
"Nyokap tadi telepon, katanya dia habis ke rumah sakit jenguk Alyssa" ucap Denis
"Apaa?? Alyssa sakit?? Sakit apa Nis??" Ucap Bryan kaget
"Kata nyokap gue, Alyssa mengalami kecelakaan, motor yang dia bawa di tabrak mobil dari belakang dan sekarang sedang di rawat di rumah sakit" ucap Denis
"Di tabrak?? Ya Tuhan Alyssa" Bryan yang mendengar itu lemas.
Dia khawatir dengan kondisi Alyssa, dia kemudian langsung mengambil laptopnya, untuk memesan tiket pesawat. Namun tidak tersedia kursi, semua penuh sampai lusa besok.
"Sial!!!" Geram Bryan saat melihat kursi pesawat penuh, tidak tersedia.
Bryan lalu mengambil HP nya dan memanggil Alyssa, dia dengan panik dan khawatir saat menghubungi Alyssa.
Namun dia akhirnya sedikit merasa lega, karena Alyssa baik-baik saja sekarang.
Bryan POV End
___________________
Alyssa menegang saat melihat Alvin menatapnya dengan tatapan tajam.
"Ka.. kamu kenapa?" Tanya Alyssa sedikit takut melihat tatapan mata Alvin yang terasa mengintimidasi penuh tanya itu.
"Siapa yang meneleponmu barusan" Tanya Alvin sedikit merasakan tidak nyaman
"Temanku" Jawab Alyssa
Alvin yang mendengarnya sedikit lega. Dia tidak menatap Alyssa dengan tajam lagi, hanya ada tatapan lega setelah mendengarnya
Alyssa melihat perubahan Alvin, mengerutkan dahinya tidak mengerti.
"Sepertinya dia sangat peduli dan mengkhawatirkan keadaanmu" Ucap Alvin
"Apa ada yang salah, jika seorang teman mengkhawatirkan temannya yang sedang sakit?" tanya Alyssa polos
"Tentu saja tidak, tapi sepertinya temanmu itu berbeda" ucap Alvin
Alyssa mengerutkan dahinya lagi, dia sungguh tidak mengerti.
"berbeda? apanya yang berbeda?" tanya Alyssa bingung
"Sepertinya dia menyukaimu" ucap Alvin sedikit bergetar
"Apa yang salah jika dia menyukaiku, Aku wanita single, aku tak punya pacar. Jadi tak masalah jika ada orang yang menyukaiku, bukan?" ucap Alyssa
"Apa kau juga menyukainya?" tanya Alvin yang mengepalkan tangannya menahan rasa sakit di hatinya.
"Tidak" ucap Alyssa
Alvin yang mendengar itu merasa lega.
"Tapi tidak tahu nanti, bisa saja aku menyukainya" ucap Alyssa lagi
Alvin merasakan hatinya panas.
"Apa kau ingin punya pacar?" tanya Alvin
"Siapa juga yang tak ingin memiliki pacar, apalagi aku belum pernah pacaran sebelumnya" Ucap Alyssa polos
"Kalau begitu jadilah pacarku!!" Ucap Alvin tiba-tiba.
Alyssa mendengar itu sangat terkejut, dia membulatkan matanya. Dia tak mempercayai pendengarannya, mungkin dia salah dengar. Pikirnya
"Kau bilang apa barusan?"Tanya Alyssa memastikan pendengarannya lagi
"Aku bilang, jadilah pacarku" Ucap Alvin lagi dengan gugup.
"Kau bercanda" Ucap Alyssa terkejut lagi
"Apakah aku sedang bercanda? Aku bersungguh-sungguh sekarang" Ucap Alvin sedikit kesal karena dianggap tidak serius.
"Mengapa kau ingin menjadikanku pacarmu? kau tidak begitu mengenalku, begitupun aku sebaliknya" Ucap Alyssa, sebenarnya dia merasa senang, namun dia tidak yakin tentang perasaannya dan juga dia baru mengenal Alvin baru-baru ini.
"Aku rasa aku mulai menyukaimu, aku akui aku merasa tidak suka saat kau menerima telepon dari lelaki lain, dan aku merasa takut kehilangan kamu karenanya. Bukankah kita bisa saling mengenal setelah ini?" Ucap Alvin
Alyssa mendengarnya merasa bahagia. Namun dia juga butuh waktu untuk mengenal Alvin, dia tidak mau salah mengambil keputusan dan kecewa kedepannya.
"Kalau begitu yakinkan aku untuk menerimamu, kamu juga bisa berfikir lagi tentang perasaanmu terhadapku, mungkin saja itu hanya perasaan sesaatmu dan mungkin juga itu hanya rasa terima kasih kamu karena aku yang telah menolongmu, dan itu bukan cinta" Ucap Alyssa
"Aku yakin akan perasaanku saat ini. Aku akan memperjuangkanmu, dan meyakinkanmu" ucap Alvin senang karena Alyssa tidak menolaknya dan memberikan kesempatan untuknya mengejar cintanya.
Alvin merawat Alyssa dengan sabar dan tulus, dia meminta Doni untuk membelikannya makanan dan juga untuk Alyssa. Alvin tak mau beranjak pergi dan menjaga Alyssa dalam pandangannya, kecuali ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan buang air.
Dia juga menyuapi Alyssa makan, padahal Alyssa menolak dan bisa makan sendiri, namun Alvin memaksanya.
Alyssa merasakan hatinya menghangat, entah mengapa dia merasakan bahagia saat Alvin bersamanya.
_________________
Hanin keluar dari mobilnya dan melangkah masuk ke dalam rumah sakit.
Yang Hanin tidak tahu, Ibu Raffi melihatnya dari kejauhan, Ibu Raffi kebetulan sedang keluar membelikan makanan untuk Raffi dan Rindu.
Saat melewati parkiran dia melihat Hanin turun dari mobil mewahnya. Ibu Raffi jelas terkejut, dia sekarang yakin dengan yang dibicarakan Rindu tentang Hanin tinggal di Luxury Residence. Ibu Raffi yakin Hanin sekarang adalah wanita kaya raya.
Hanin melangkah masuk menuju kamar Alyssa,karena hari ini sudah keluar hasil laboratorium dan radiologinya. Alyssa dinyatakan dalam kondisi baik dan di perbolehkan pulang.
Namun sebelum Hanin melangkah jauh dari pintu masuk, sebuah suara menghentikan langkahnya.
"Hanin" Ucap Raffi memanggil Hanin
Hanin menoleh, dia lupa jika Rindu juga masih di rawat di rumah sakit ini.
"Hanin kamu disini? Apa kamu datang untuk melihat Rindu, Rindu selalu menanyakan kapan kamu datang. Dia pasti senang melihat kamu menjenguknya" ucap Raffi senang
"Maaf Raf, aku datang kesini bukan untuk menjenguk Rindu" ucap Hanin, dia masih ingat jelas bagaimana Ibu Raffi memperingati dia untuk kesekian kalinya.
"Kalau bukan menjenguk Rindu, kenapa kau datang ke rumah sakit? apa kamu sedang sakit?" tanya Raffi cemas
"Aku baik-baik saja, aku ingin menjemput Alyssa pulang" ucap Hanin
"Alyssa disini? apa dia sakit?" tanya Raffi
"Dia kecelakaan kemarin sore, hasilnya sudah keluar dan dia di perbolehkan pulang" ucap Hanin
"Raffi, Hanin" panggil ibu Raffi.
Hanin melihat ibu Raffi, merasa gelisah dan hendak pergi. Namun di hentikan Raffi dengan menggenggam tangannya untuk tidak pergi.
"Jangan harap ibu bisa menghina Hanin lagi" Raffi menarik Hanin kebelakang tubuhnya.
"Jangan salah paham Raffi, ibu hanya ingin minta maaf pada Hanin" ucap ibu Raffi.
Raffi dan Hanin terkejut mendengarnya dan tak percaya apa yang dia dengar.
"Tante minta maaf Hanin, tante salah dan menyesal sudah menyakiti hati kamu. Tante sadar sudah banyak mengatur Raffi, apa kamu mau memaafkan tante" ucap ibu Raffi
"Aku sudah memaafkan tante" ucap Hanin, meskipun dia merasa tidak percaya apa yang dia dengar, namun dia merasa senang karena ibu Raffi tidak lagi membencinya.
"Syukurlah kamu bersedia memaafkan tante, kalau begitu ayo temui Rindu, dia mencari-cari kamu dari kemarin" ucap ibu Raffi menjadi sangat ramah dengan Hanin, bahkan Raffi pun terkejut di buatnya.
"Maaf tante, Hanin belum bisa melihat Rindu sekarang. Hanin ingin menjemput keponakan Hanin untuk pulang, mungkin setelah ini Hanin akan kembali kesini untuk menemui Rindu" jawab Hanin
"Kalau begitu biarkan Raffi menemanimu, Raffi kamu antar Hanin gih" ucap ibu Raffi.
Raffi yang sedikit bingung dengan sikap ibunya yang tiba-tiba berubah. Namun dia menganggukkan kepalanya setuju untuk mengantar Hanin.
Raffi dan Hanin melangkah menuju kamar tempat Alyssa di rawat.