Istriku Masih Bocil

Mereka turun dari go car dan membayar ongkosnya. Papi Kenzo masih betah melihat ke sana kemari. Karena rumah itu seperti tidak asing baginya. Hanya beda sedikit interior. Belum juga mereka naik tangga, Siena sudah menyusul.

"Papi... Mami.... "

"Siena.... "

Siena berlari memeluk Maminya.

"Ya Allah.... kamu kok kurusan sih. Baru 10 hari pergi dari rumah sudah kayak gini. Gimana kalau satu bulan."

Mami memperhatikan tubuh Siena dari atas sampai bawah.

"Papi.... "

Siena hendak memeluk sang Papi, namun hal tersebut tidak jadi. Karena Ummi Nisa keburu keluar.

"Tamunya sudah datang ya."

Mami dan Papi mendongak

Jreng jreng....

"Kak Kenzo."

"Lho, istrinya Fatan kan?" Papi membuka kacamatanya dan mengelapnya. Ia takut salah lihat.

"Ummi, ngapain berdiri di sini?" Tanya Abi yang baru saja keluar.

"Besan kita udah datang." Lirih Ummi.

Abi langsung mengarah pada yang ditunjuk.

"Kak Kenzo.... "

"Fatan.... "

Abi Fatan langsung turun ke bawah.

"MasyaAllah... Kak Kenzo. Aku benar-benar tidak salah orang kan?"

"Ya Allah, Fatan. Sudah dia tahun tidak bertemu. Kamu semakin muda saja."

Mereka berdua saling berpelukan ala laki-laki.

Ummi pun turun ke bawah menyapa Mami Sisi. Mereka juga berpelukan.

"Ya Allah, aku tidak menyangka Siena ada di rumah kalian." Ujar Mami Sisi.

Kini Siena hanya bisa tercengang melihat keempat orang tua tersebut saling mengenal.

"Kok bisa?" Batinnya.

"Ayo masuk dulu... MasyaAllah, baru kali ini kan, kak Kenzo dan Kak Sisi main ke rumahku. Biasanya kalian tidak pernah mau disuruh mampir." Ujar Abi.

Mereka berempat naik ke atas teras rumah dan masuk ke dalam. Mereka lupa jika Siena masih berdiri terpaku di luar sana.

"Siena, ayo masuk!" Panggil Ummi.

"Eh iya, bu."

Siena hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Pikirannya sedang kacau saat ini. Setelah berpikir selama 5 menit di luar, Siena akhirnya masuk ke dalam.

Sampai di dalam, keempat orang tua yang baru bertemu dan melepas rindu sangat asik mengobrol sampai lupa niat utama mereka.

Melihat kedatangan Siena, barulah mereka sadar tujuan mereka.

"Oh iya aku lupa. Siena ayo duduk bersama kami! Panggil Papi Kenzo.

Dengan ragu-ragi Siena duduk di samping sang Papi.

"MasyaAllah, aku tidak menyangka jika Siena ini putrimu, Kak.Pantas saja dari awal melihatnya aku merasa tidak asing." Ujar Ummi.

"Iya dia si bontot yang dulu kalau diajak pulang ke Indo tidak pernah mau. Tapi setelah lulus sekolah, dia malah kabur ke Indo." Sahut Mami Sisi.

"Apa Siena merepotkan kalian?" Tanya Papi.

"Ah tidak-tidak. Tentu saja tidak Kak. Dia gadis yang manis." Ujar Ummi.

Pujian Ummi bagaikan bencana bagi Siena.

Akhirnya mereka melanjutkan pembicaraan pada masalah inti, yaitu soal Siena dan Farid. Abi menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kepada mereka. Papi dan Mami mendengarkan secara seksama. Namun di pertengahan, Siena menyanggahnya.

"Tapi tidak berarti Siena harus nikah sama Pak Farid kan, pi?"

"Diam kamu! Sudah membangkang, masih berani menyanggah."

"Duh matilah kau Siena. SepertinYa niatmu akan gagal." Batin Siena.

Papi menyuruh Siena untuk masuk ke kamar terlebih dahulu. Karena mereka akan berbicara serius dengan Abi dan Ummi.

Setelah kepergian Siena, Papi menanyakan perihal isu tidak baik soal Farid. Tentu saja Abi dan Ummi tertawa.

"Haha.... kak Kenzo, Farid itu 100 persen normal. Kalau tidak percaya bisa dibuktikan nanti kalau sudah menikah dengan Siena."

"Haha... iya iya. Dasar anak bandel! Bisa-bisanya dia memberitahu kami isu tidak jelas seperti itu." Ujar Papi sambil menggelengkan kepala.

Setelah mempertimbangkan semuanya, Mampu dan Papi akhirnya dapat mengambil keputusan untuk masa depan putri bungsunya yang sedikit bar-bar.

Ummi dan Abi meminta Farid agar pulang ke rumah.

Farid pun segera pulang. Ia juga ingin segera mengetahui kejutan orang tuanya. Ia belum tahu jika kedua orang tua Siena sudah di rumahnya.

15 menit kemudian, Farid sampai di rumah utama. Ia turun dari mobil dengan perasaan yang tidak menentu.

"Bismillahirrahmanirrahim... apa pun keputusan mereka, semoga menjadi jalan terbaik bagiku ke depannya." Doa'anya dalam hati.

Farid pun masuk ke dalam rumah.

"Assalamu'alaikum.... "

"Wa'alaikum salam.... "

Farid tercengang melihat dia orang yang sepertinya tidak asing baginya. Ia mencium punggung tangan keempat orang tua yang saat ini duduk di ruang tamu.

"Farid, kamu sudah sangat dewasa. Terakhir dulu Om ketemu kamu saat SMA."

"Om.... "

"Om Kenzo."

"MasyaAllah, maafkan Farid Om. Farid pangling lihat Om dan tante."

"MasyaAllah, lihat mi! Laki-laki segagah dia dibilang belok sama anak kita." Bisik Papi. Hal tersebut membuat Mami mengulum senyum.

Farid sedikit berasa basi dengan mengambil mereka. Menanyakan anak Om Kenzo yang paling tua. Karena Farid hanya kenal dengannya. Yang lain Farid tidak pernah bertemu.

"Farid, Om Kenzo dan istrinya datang langsung dari Singapore karena ingin memperjelas hubunganmu dengan Siena." Ujar Abi.

Farid mengerutkan kening.

"Apa hubungannya mereka dengan Siena?" Batinnya.

"Farid, Siena memang penuh ambisi. Anak itu kabur dari rumah karena menolak untuk melanjutkan kuliah."

"Hah.... jadi Siena itu.... "

"Siena putri bungsu kami."

Farid sedikit shock mendengar kenyataan tersebut. Namun akhirnya ia lega.

"Maaf Om, tante. Ambi dan Ummi melebih-lebihkan masalah ini. Demi Allah, saya tidak macam-macam dengan Siena."

"Om percaya sama kamu."

"Terima kasih Om. Tapi kalau Om dan tante tetap ingin saya bertanggung jawab, saya akan menikahinya."

Keempat orang tua itu mengulum senyum.

"Bi, sepertinya memang putra kita sudah ada rasa sama Siena." Bisik Ummi.

Abi mengangguk.

"Kali ini Om yang akan meminta tolong. Tolong nikahi Siena. Om dan tante sudah capek menasehatinya. Mungkin setelah nanti dia jadi istrimu, dia akan berubah. "

Farid menghela nafas panjang.

"Jika Om percaya kepada Farid, InsyaAllah Farid akan menikahinya." Ujar Farid dengan penuh keyakinan.

"Alhamdulillah....."

Para orang tua sama-sama mengucap syukur.

Sementara di dalam kamar, Siena mondar mandir harap-harap cas menunggu keputusan para orang tua.

Bersambung....

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Silsilah keluarga Abi dan Papi.

...Bunda Raisya Ibu dari Oma Salwa adalah saudara sepupu dari Oma Rindi. Oma Rindi memiliki anak Alfano yang menikah dengan Freya (kakak dari Naila istrinya Opa Salman) Opa Salman saudara Oma Salwa. Mereka memiliki anak Om Kenzo.Jadi dari segi Oma Salwa, Farid dan Siena adalah saudara sepupu ke-empat. Kalau dari Opa Salman, Siena adalah cucu ponakan dari istrinya. ...

Mumet ya 😁

Sudah jelas Kak readers setiaku?"

Masih ingat Freya dan Alfano yang menikah karena kesalahan satu malam mereka kan? hehe...

Itu di novel author yang ke dua (Cinta dalam do'a)