Kisah seorang menantu yang pernikahannya hancur karena ibu mertuanya yang memaksa putranya untuk menikah lagi dengan alasan sang menantu mandul. Vanniya harus merasakan sakit hati melihat kemesraan sang suami bersama madunya hingga ia membalas rasa sakit ini kepada ibu mertuanya.
Suatu hari ibu mertua Vanni mendapati sang suami membawa wanita lain ke rumahnya dengan status sebagai istri kedua. Wanita itu terduduk lesu, Vanni yang melihatnya segera mendekatinya.
" Bagaimana ma? Manis bukan madu yang aku kirimkan untuk mama?"
Bagaimana usaha Vanni balas dendam kepada ibu mertuanya? Apakah setelah ini Vanniya akan kembali kepada sang suami atau ia memilih meninggalkan suaminya dan menjalani kehidupan barunya?
Ikuti dan dukung kisah mereka berdua.
Baca pelan" dan tidak perlu boomlike karena akan mengurangi performa karya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DI CULIK
Jeduarrrr....
Bagaikan di sambar petir di siang bolong, Vanni benar benar merasa terkejut dengan ucapan nyonya Ratna.
" A... Apa maksudnya ini?" Tanya Vanni menatap nyonya Ratna dan Tama bergantian.
" Suamimu sengaja menjauhkan Andreas darimu agar Andreas tidak mengganggu kehidupan kalian lagi. Aku setuju karena aku juga tidak sanggup melihat Andreas terpuruk karena terus memikirkanmu. Itu sebabnya kami membuat berita palsu atas kematian Andreas. Bahkan aku meminta dokter untuk menghapus semua ingatannya agar dia tidak lagi mengingat kamu. Tapi apa hah? Bahkan dalam pikiran kosongnya tetap ada nama kamu Vanni. Kenapa kamu selalu muncul di dalam pikiran putraku? Kenapa kau selalu mengganggunya di dalam mimpi? Selama ini, aku sudah berhasil membuat dia melupakan segalanya. Tapi mengapa kau muncul di hadapannya? Kenapa Vanni? Kenapa???" Teriak nyonya Ratna frustasi. Ia merasa usahanya selama delapan bulan ini akan sia sia.
Nyonya Ratna tidak mengalihkan pandangannya dari wajah Vanni. " Kami sudah menderita atas pembalasan dendammu Vanni. Kami sudah kehilangan semuanya, apa kamu tidak puas melihat kondisi kami seperti ini? Bahkan kami harus berdiam diri di negara orang demi kesehatan mental Andreas. Hiks... Kenapa kau kejam sekali Vanni? Tolong pergilah dari ingatan putraku. Aku yang salah, tolong jangan siksa dia seperti ini." Sambung nyonya Ratna membuat Vanni merasa iba.
Andreas menatap ibunya, " Jadi dia yang bernama Vanni? Dia wanita yang selalu ada di dalam mimpiku? Dia satu satunya wanita yang ada di dalam ingatanku ma?" Tanya Andreas namun tidak mendapatkan jawaban apapun dari ibunya.
" Akhirnya aku bisa bertemu denganmu Vanni. Rupanya memang benar jika kamu berwajah cantik dan keibuan. Aku yakin sebelumnya kita pasti punya hubungan dekat. Atau mungkin kita punya hubungan suami istri sebelumnya?" Imbuh Andreas.
Semua orang bungkam, tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Andreas. Vanni juga merasa kecewa kepada Tama karena telah membohonginya. Waktu itu Tama bilang, Andreas telah meninggal dunia karena kehabisan darah.
Andreas melongok ke pintu ruangan bayi. Ia pun melihat sosok malaikat kecil berwajah mungil. Kebetulan memang hanya ada satu bayi di ruangan itu yaitu baby Vanno.
" Apa itu anak kita?" Tanya Andreas menunjuk Vanno.
" Bukan, dia putraku." Sahut Tama dengan cepat. Ia langsung menutup rapat pintunya.
" Bagaimana aku bisa percaya kalau dia memang putramu? Siapa tahu dia putraku." Sahut Andreas.
" Karena kamu mandul."
Andreas terkejut mendengar ucapan Tama. Ia pun menatap ibunya, " Benarkah itu ma? Apa itu sebabnya Vanni meninggalkan aku? Aku ingin mengingat semuanya, aku ingin tahu apa yang pernah kami berdua lalui." Ujar Andreas.
" Tidak perlu di pikirkan! Sekarang kita berobat dulu, nomer antrean kamu pasti sudah di panggil. Ayo!" Nyonya Ratna menarik tangan Andreas menjauh dari Vanni.
Ia menoleh ke belakang, " Tunggu sayang, aku pasti akan mengembalikan keluarga kita seperti dulu lagi."
Vanni mendorong kursi rodanya menuju ruang rawatnya meninggalkan Tama yang masih berdiri di tempatnya. Namun tak lama, Tama segera menyusulnya.
" Sayang apa kamu marah?" Tanya Tama menghampiri Vanni yang hendak naik ke ranjang. Ia segera membantu Vanni berbaring di atas ranjang rumah sakit.
" Maafkan mas sayang, bukan maksud mas membohongi kamu. Tapi nyonya Ratna sendiri yang meminta mas untuk mengirim Andreas ke rumah sakit ini. Dia bilang biar Andreas bisa melupakan kamu karena kalau Andreas masih di sini, dia tidak akan pernah melupakanmu. Nyonya Ratna juga ingin hidup damai berdua bersama putranya, itu sebabnya dia meminta mas untuk mengatur seolah olah dia pergi dari rumah. Mas hanya membantunya saja sayang, bukan memaksa mereka untuk melakukan sesuatu sesuai yang mas inginkan." Terang Tama, memang begitu lah kenyataannya.
" Kamu mempermainkan hidup orang lain mas. Orang yang masih hidup kamu kabarkan sudah meninggal, jangan pernah bermain main dengan kematian. Apapun alasannya, aku tidak membenarkan itu. Bagaimana jika kamu yang berada di posisinya mas? Dia kehilangan semua ingatannya dan harus menjalani hidup dengan kebingungan tanpa tahu jati diri yang sebenarnya. Aku tidak mau, ayah anakku berbuat dzolim kepada orang yang tidak pernah mengusik hidupnya. Bukan kah sudah aku katakan jika hanya aku yang boleh menghukum mas Andreas? Tapi sepertinya kau sudah lupa mas." Ucap Vanni panjang lebar.
" Baiklah mas salah! Mas minta maaf!" Ucap Tama.
" Baiklah tidak perlu di ributkan lagi mas. Aku lelah mau istirahat." Ucap Vanni.
" Baiklah kamu istirahat saja sebelum daddy sama mommy sampai di sini." Sahut Tama mencium kening Vanni.
Tama duduk di sofa mengerjakan pekerjaan kantor yang sempat tertunda sedangkan Vanni memejamkan mata. Sesungguhnya ia merasa kasihan melihat kondisi Andreas saat ini, mau berdebat dengan Tama pun percuma karena semua itu hanya akan menimbulkan konflik di antara mereka.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jam delapan malam, nyonya Hani dan tuan Azka sampai di rumah sakit tempat Vanni di rawat. Keduanya di jemput oleh Tama di depan rumah sakit lalu berjalan mengikuti Tama menuju ruang rawat Vanni.
Ceklek...
Begitu pintu terbuka, Vanni langsung menoleh ke arahnya. Ia memekik senang saat melihat kedua orang tuanya.
" Mommy, daddy aku kangen kalian." Rengek Vanni merentangkan kedua tangannya.
" Uluh uluh manjanya anak daddy. Kamu udah jadi mommy lho sekarang." Ujar tuan Azka memeluk sang putri tercinta dengan penuh kehati-hatian karena luka yang masih basah di perut Vanni.
" Emangnya kalau udah jadi mommy nggak boleh manja sama daddynya? Bagaimana pun aku tetap anak daddy sama mommy kan?" Ucap Vanni mendongak menatap ayahnya.
" Selama suami kamu mengijinkan, boleh boleh saja. Daddy hanya khawatir suami kamu cemburu." Ucap tuan Azka terkekeh.
" Enggak lah daddy kalau masih di batas wajar. Tapi kalau sayangnya kebangetan ya aku pasti cemburu. Emang daddy nggak cemburu kalau seandainya aku kasih perhatian lebih sama mommy?" Canda Tama.
" Coba aja kalau berani." Tantang tuan Azka.
" Sudah sudah jangan ribut!" Ucap nyonya Hani melerai keduanya. Ia menatap sang putri tercinta, " Selamat ya sayang atas kelahiran babby Vanno. Semoga kelak dia jadi anak yang sholeh dan berbakti kepada kalian berdua."
" Aamiin, terima kasih mom." Ucap Vanni.
" Dimana cucu daddy? Apa dia masih di ruangan bayi?" Tanya tuan Azka.
" Iya dad. Daddy bisa melihatnya dari luar kalau mau gendong tunggu besok pagi." Ujar Vanni.
" Apa Vanno di sana sendiri? Tidak ada bayi lain di ruangan itu?"
" Tidak ada dad, kebetulan rumah sakit ini sepi. Tidak ada persalinan selain aku." Sahut Vanni.
" Kasihan sekali cucuku itu. Ya sudah kalau begitu daddy sama mommy ke sana dulu jenguk cucu daddy." Ujar tuan Azka.
" Iya dad, ayo aku antar." Ucap Tama.
Vanni di tinggal sendirian oleh mereka. Sampai di ruangan khusu bayi, mereka tidak menemukan satu bayi pun di sana. Baby box milik Vanno pun terlihat kosong.
" Dimana cucu daddy?" Tanya tuan Azka.
" Harusnya ada di sana dad, malam ini tidak pemeriksaan karena Vanno telah di nyatakan sehat. Bahkan tadi dokter bilang Vanno bisa di bawa pulang besok bersama Vanni." Ujar Tama.
" Coba tanya suster." Ujar nyonya Hani.
Tama segera berlari kecil menuju ruang perawat di ikut oleh kedua mertuanya.
" Sus, baby Vanno dimana ya?" Tanya Tama.
" Ada di ruangannya tuan."
" Tidak ada Sus, baby box Vanno kosong." Ujar nyonya Hani.
" Astaga, apa baby Vanno di culik?"
" Apa????"
TBC...