Menikah untuk balas dendam?
Pernikahan yang diawali sebuah kesalahan, pernikahan yang didasari sebuah pembalasan membuat trauma dan rasa takut dialami oleh sang pengantin bernama Alina.
Rasa cinta menjadi rapuh dan berubah menjadi ketakutan, sampai ketika kebenaran terungkap, jika sang pengantin tidak melakukan kesalahan apapun.
Penyesalan dan kesedihan menggerogoti hati Barata, akan tetapi dia tetap tak mau melepaskan Alina dari genggamannya.
Jangan lupa follow ig author ya: @anak_kost_joy
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Kost, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kau seperti putri dingin
***
Setelah Alina selesai mengungkapkan isi hatinya, dekapan Barata semakin kencang dan erat sampai rasanya menjadi sesak,
“Dengar, aku tidak peduli dengan hatimu, aku tidak peduli kau menyukai aku atau tidak, itu sama sekali tidak penting, jangan menganggap tinggi dirimu dengan ucapan rasa suka atau semacam nya, itu sama sekali tidak bernilai,” bisik Barata seraya tangannya menarik Alina dan mendorongnya jatuh ke atas kasur.
“Tidak penting, yah, aku yang bodoh merasa hatiku sedikit bernilai untuk mu, tetapi setelah jawaban mu aku sudah yakin dengan keputusanku, aku akan membuangmu dari hatiku, hati yang sama sekali tidak ada nilainya untukmu,” gumam Alina sudah terbaring di atas kasur Barata, wajahnya ia palingkan ke samping.
Sudah tidak ada air mata yang tidak berarti itu, wajahnya yang dingin dan pucat menggambarkan rasa pahit di hatinya setelah jawaban Barata.
Seseorang yang mencinta jika dilukai maka hatinya akan hancur, tetapi setelah hatinya hancur maka ia tidak akan bisa merasakan perasaan yang sama seperti sebelumnya, mungkin itulah yang sedang dirasakan oleh Alina sekarang.
Tidak tahu kapan Barata naik ke ranjang, tetapi setelah ia selesai meneguk habis wine yang ada di atas meja dekat ranjang, dia meneguk wine itu sembari melihat tajam kearah Alina yang sedang menatap kosong ke arah bulan yang sedang bersinar terang.
Dia sudah ada di atas tubuh Alina sekarang, matanya melihat secara perlahan, seperti waktu yang bergerak lambat, jemarinya menyentuh mata dan bibirnya.
“Hei, apakah kau pernah minum wine?” dia bertanya dengan suara yang tipis, suara angin yang melewati gorden pintu kaca menuju balkon lebih kuat dibadingkan suaranya.
Alina hanya terdiam, tidak ingin merespon, yang ada dikepalanya hanyalah jika dia iri dengan bulan yang tetap terang setiap malam, dia iri dengan angin tetap berhembus tidak seperti dirinya yang semakin hari semakin redup dan hancur.
“Kau mengacuhkan aku lagi, seperti saat dulu, apakah bulan itu lebih terang dariku?”
“Padahal aku menunggumu, sangat lama ditempat yang sama tapi kau mengacuhkan aku, kau seperti putri dingin yang menyebalkan, hmm!” dia berbicara sembari menatap wajah Alina lekat sekali, wajah Barata sedang memerah sepertinya dia sedikit mabuk karena wine yang baru saja dia habiskan.
Terlihat senyuman aneh diwajah Barata, matanya yang tidak berubah dan cara bicaranya yang sedikit lembut, Barata yang seperti ini adalah Barata yang dulu pernah mencuri hati sang putri dingin, ialah Alina.
Alina tetap diam, “Mungkin karena dia mabuk makanya dia menjadi sedikit lembut, aku tidak akan goyah, bagaimanapun kau bersikap, aku tidak akan runtuh lagi, kau yang mengubahku dan aku tidak akan lupa,” Alina tetap mengeraskan hatinya, dia diam dan tidak merespon barata sedikit pun.
“Sekali lagi kau merebut sesuatu dariku, saat aku merasa kau sudah bisa digantikan, kau tepat ada di hadapanku lagi, tapi aku tetap akan membencimu,” itulah ucapan Barata sebelum dia terlelap sepenuhnya diatas tubuh Alina.
Alina kebingungan, sejak kapan Barata menunggunya, dia tidak pernah tahu Barata menunggunya, ucapan Barata seolah mengatakan jika Alina lah yang mengacuhkannya padahal menurut Alina malah sebaliknya, sampai akhirnya secara tiba-tiba Barata bertunangan dengan adik tirinya sendiri.
“Mungkin dia mabuk jadi ucapan yang keluar pun bukan sesuatu yang benar-benar dari hatinya, aku tetap harus memikirkan bagaimana caranya mengungkapkan kebenaran dan pergi dari neraka ini!” ketus Alina yang sudah tidak mau menjadi boneka dan sasaran orang orang kejam seperti Barata.
Alina akan mencari tahu sendiri apakah Freya benar benar telah mati atau tidak.
***
Jangan lupa di like dan berikan saran membangun nya ya, dan follow IG author : @nitanaiibaho
Kalian bisa DM dan tanya2 disana. 🥰
Terimakasih
Terima kasih utk karyanya Kak & sehat2 slalu 🙏🏼💐💪🏼🤗
pola pikir pria egois adalah mereka melaknat pebinor tapi memuja dan lembut pada pelakor
begitu juga
pola pikir wanita egois adalah mereka melaknat pelakor tapi memuja dan lembut pada pebinor
dan fakta walau kalian selalu bela diri dengan mengatakan novel hanya karya, hanya halu, hanya fiktif, mau apapun itu novel adalah hasil dari pola pikir novelis itu sendiri