NovelToon NovelToon
Mantan Terindah

Mantan Terindah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:30.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lailatus Sakinah

Menikah sekali seumur hidup hingga sesurga menjadi impian untuk setiap orang. Tapi karena berawal dari perjodohan, semua itu hanya sebatas impian bagi Maryam.
Di hari pertama pernikahannya, Maryam dan Ibrahim telah sepakat untuk menjalani pernikahan ini selama setahun. Bukan tanpa alasan Maryam mengajukan hal itu, dia sadar diri jika kehadirannya sebagai istri bagi seorang Ibrahim jauh dari kata dikehendaki.
Maryam dapat melihat ketidaknyamanan yang dialami Ibrahim menikah dengannya. Oleh karena itu, sebelum semuanya lebih jauh, Inayah mengajukan agar mereka bertahan untuk satu tahun ke depan dalam pernikahan itu.
Bagaimana kelanjutan pernikahan mereka selanjutnya?
Ikuti kisah Maryam dan Ibra di novel terbaru "Mantan Terindah".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lailatus Sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Antara Dua Cerita

Siang itu butik Maryam sedang lengang. Sinar matahari menyelinap lewat jendela besar, menimpa tumpukan kain batik dan koleksi baju yang tertata rapi.

Di sudut ruang, Maryam duduk di meja kerja sambil mengecek email dari dosen pembimbingnya. Dua karyawan sekaligus sahabat karibnya, Disa dan Mira tengah melipat kain sambil sesekali melirik ke arah Maryam.

"Teh Maryam," panggil Disa sambil tersenyum menggoda. "Kok dari tadi senyum-senyum sendiri sih? Dapet kabar dari siapa tuh?"

Maryam terkekeh pelan. "Nggak ada. Ini bales email dari dosen pembimbing aja."

Mira mendekat, duduk di sebelah Maryam

"Iya sih, kuliah S2 tuh pasti sibuk ya. Tapi... kalau senyum kayak gitu mah biasanya bukan karena dosen, tapi karena yang ngabarin bikin hati berbunga." Mira menggoda Maryam dengan senyum mengejeknya.

Disa langsung menimpali,

"Jangan-jangan Mas Ibra, ya?" keduanya kemudian kompak cekikikan, Mira buru-buru kembali ke tempat duduknya semula karena tak mau kena getah dari canda mereka.

Maryam menghela napas pelan, lalu memandangi kedua sahabatnya.

“Iya, dia lagi intens banget belakangan ini. Makin kelihatan serius. Dia bilang dia nggak akan ganggu sampai aku lulus, tapi tiap kali aku buka media sosial atau chat, pasti ada aja usahanya dia buat nunjukin kalau dia bener-bener berubah.”

Disa dan Mira saling pandang. Disa bertanya hati-hati,

"Teh... Teh Maryam masih ada rasa sama Mas Ibra?”

Maryam terdiam. Ia menatap keluar jendela, seakan mencari jawaban dari angin yang berhembus lembut.

“Sejujurnya rasa itu nggak pernah benar-benar hilang. Tapi setelah semua yang aku lewati, aku nggak bisa asal percaya. Perubahan itu butuh waktu buat dibuktikan. Apalagi aku juga masih memperjuangkan mimpi-mimpi yang dulu tertunda.”

Maryam kembali menghembuskan nafasnya perlahan. Ada rasa yang tak biasa seketika merasuki hatinya, bayangan kebersamaan dengan Ibra pun seolah menjadi film yang kembali berputar di benaknya.

Disa menyahut,

"Tapi dia kelihatan beda ya sekarang? Kita juga ngelihat dari jauh, Mas Ibra kayak orang yang lagi bangun ulang hidupnya loh, Teh."

"Iya Teh, kata temen aku yang jadi EO Kajian Muhajirin cycle, katanya Mas Ibra selalu jadi peserta pertama di setiap event yang mereka adain, bahkan sekarang Mas Ibra jadi sponsor utamanya loh."

"Beneran? Wah wah wah ...keren tuh Mas Ibra." Disa antusias menanggapi.

“Iya,” jawab Maryam pelan.

“Dan aku hargai itu. Tapi kalian tahu, ada orang lain juga yang sekarang lagi deket sama aku.” Wajah Maryam berubah semakin sendu, membuat kedua karyawan yang sudah seperti saudara baginya itu seketika diam dan saling pandang.

“Yang pemilik WO itu?” Disa bersandar, antusias.

“Yang dikenalin Mbak Laras?”

Maryam mengangguk sambil tersenyum samar.

“Namanya Agam, sebelumnya kami pernah bertemu di Garut."

"Oiya? Kebetulan yang luar biasa." Mira memekik takjub.

"Terus gimana pandangan Teteh sama Mas Agam?" Disa bertanya penasaran.

"Dia beda. Nggak ada sejarah masa lalu, nggak ada luka. Dia datang dengan cara yang tenang, tapi penuh niat. Nggak banyak janji, tapi langsung bilang, kalau memang Maryam bersedia, aku ingin serius dan bawa ke orang tua."

Disa berdecak kagum.

“Wah, kalau itu sih bikin meleleh. Nggak main-main ya.” pekiknya girang.

“Makanya aku bingung, Dis." Maryam menatap meja kerjanya yang penuh sketsa dan buku catatan kuliah.

“Ibra berjuang, Agam juga tulus. Tapi aku juga masih dalam proses menyembuhkan diriku. Aku nggak mau ambil keputusan karena terharu, atau karena terjebak nostalgia.”

Mira meletakkan lipatan kain dan menggenggam tangan Maryam.

"Teh, kami tahu Teh Maryam kuat dan bijak. Tapi Teh Maryam juga perempuan biasa. Boleh kok bimbang. Boleh kok merasa takut.”

Disa menambahkan,

“Tapi satu hal yang Teh Maryam harus ingat, siapapun yang nanti ada di samping teh Maryam, dia harus bisa jalan bareng dengan mimpi-mimpi Teh Maryam, bukan malah narik mundur.”

Maryam tersenyum hangat menatap kedua sahabat yang sangat disayanginya itu. Di Bandung, selain Anisa dan karyawan-karyawannya, kedua karyawan yang baru direkrut beberapa bulan yang lalu itulah yang sangat menyayanginya.

"Itu juga yang aku pikirkan. Aku sedang menata hidupku lagi. Kuliah ini bukan pelarian, tapi bagian dari caraku bangkit. Kalau aku kembali ke kang Ibra, itu bukan karena aku kasihan, tapi karena aku yakin dia memang pantas untuk kesempatan kedua."

"Dan kalau aku memilih Agam, itu karena aku yakin dia bisa berjalan sejajar denganku, bukan hanya karena dia datang di waktu yang tepat.”

Mira mengangguk penuh pengertian.

“Teh, hidup itu bukan sinetron. Tapi kadang, Tuhan memang nulis skenario yang rapi banget. Kadang kita dipertemukan sama yang lama bukan untuk kembali, tapi untuk menguji seberapa kuat kita berdiri di keputusan yang sekarang.”

Disa tertawa kecil.

“Atau justru dikasih pilihan biar kita belajar, cinta itu bukan soal siapa yang lebih dulu, tapi siapa yang paling siap bertumbuh bareng.”

Mereka tertawa bersama. Tawa ringan yang terdengar lega.

Maryam memandangi kedua sahabatnya dengan rasa syukur.

“Kalian tuh bukan cuma karyawan. Kalian itu rumah buat aku. Tempat aku pulang waktu semuanya yang membingungkan.”

Diaa memeluk Maryam, lalu Diaa ikut memeluk dari samping.

"Kita ini keluarga, Teh. Apapun keputusan Teh Maryam nanti, kami tetap dukung. Yang penting Teh Maryam bahagia dan nggak kehilangan diri sendiri.”

Setelah pelukan hangat itu berakhir, mereka kembali duduk dan mulai melanjutkan pekerjaan mereka. Tapi suasana di ruang itu sudah berubah—lebih ringan dan lebih jujur. Perasaan Maryam kini terasa semakin lega.

Maryam kembali membuka laptopnya, membuka folder tugas tesisnya, dan di sela-sela itu, ia membuka satu pesan dari Ibra. Hanya sebuah kalimat pendek:

“Aku tidak menuntut kesempatan. Aku hanya ingin kau tahu, aku kini mencintaimu dengan cara yang benar.”

Dan di pesan yang lain, Agam menulis:

“Maryam, kau tidak harus sempurna untuk dicintai. Cukup jadi dirimu yang tulus dan kuat. Sisanya, biar aku yang jaga.”

Maryam menarik napas panjang. Masih banyak yang harus dipikirkan. Tapi satu hal yang pasti, ia tidak lagi takut. Karena kini, ia tak lagi berdiri sendirian ada cinta, harapan, dan keyakinan yang menuntunnya.

1
skyvanita iriani
alur ceritanya enak dibaca.semangat terus thor..
Suhainah Haris
sepertinya mas Ibra harus usaha lebih keras kalau mau Iam kembali,
Uthie
Wadduuhhhh... sepertinya antara menyongsong cinta masa depan aja niiii daripada cinta masa lalu 😂😂
Ibra siap-siap patah hatii seperti nya....

semoga up nya gak lama-lama lagi yaa Thor 🤩🤩🤩🙏🙏🙏
dyah EkaPratiwi
siapa yg akhirnya dipilih maryam?
Rabiatul Addawiyah
Masih ragu terus ya Maryam dgn Cinta Ibra sekarang ini😁
Uthie
Mana Up nya lagiiii 🙏🙏🙏🙏😢
Uthie
Mana lagiii niii kelanjutannya 🤩🤩🤩🙏🙏
Anonymous
bab ini kalimat2nya dalem banget...
Rabiatul Addawiyah
Banyak Typo utk nama pemeran di novel ini thor 😀
Lailatus Sakinah: maafkan belum selesai edit kakak.
total 1 replies
Adiba Shakila Atmarini
lnjut..
Uthie
Cerita yg bisa bikin emosi... terharu... dan memotivasi bacanya 👍👍👍👍👍
Uthie
Lanjjjjuuuuttttttt dongggg 🤩🤩🤩🙏🙏✌️
Mutiara Nisak
aq kok jd bingung sendiri y,sebenernya yg lg curhat k langit itu siapa y,raka apa si ibra...trs yg jd 7 an curhat itu nayla apa si iam..../Hey//Hey/
Lailatus Sakinah: hhe ...maafkan belum selesai edit kakak.
adelina rossa: sama kak ....pas baca binggung juga nih 😭
total 2 replies
Mawar
lnjut kak namanya jngn diubah2 kak jd bingung kdng2.
Lailatus Sakinah: siap kakak
total 1 replies
Uthie
nyebelin 😡😡
Uthie
pingin nangis jadinya dehhh 😭
Rabiatul Addawiyah
Semua ikut skenario yg sdh Allaah tetapkan saja yaaaa 😍
Mawar
lnjut kak mkin kesini aq mkin deg2an😴
Uthie
diihhh...gak punya malu 🤨🤨😡

percuma punya gelar $2, tapi kelakuan malah jadi seorang Pelakor 😡😡
Uthie
dengerin tuhhh nasihatnya!!! 🤨
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!