NovelToon NovelToon
Yang Tidak Pernah Menyentuh Ku

Yang Tidak Pernah Menyentuh Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: heyyo

Sudah dua bulan sejak pernikahan kami. Dan selama itu, dia—lelaki itu—tak pernah sekalipun menyentuhku. Seolah aku tak pernah benar-benar ada di rumah ini. Aku tak tahu apa yang salah. Dia tak menjawab saat kutanya, tak menyentuh sarapan yang kubuat. Yang kutahu hanya satu—dia kosong dan Kesepian. Seperti gelas yang pecah dan tak pernah bisa utuh lagi. Nadira dijodohkan dengan Dewa Dirgantara, pria tiga puluh tahun, anak tunggal dari keluarga Dirgantara. Pernikahan mereka tak pernah dipaksakan. Tak ada penolakan. Namun diam-diam, Nadira menyadari ada sesuatu yang hilang dari dalam diri Dewa—sesuatu yang tak bisa ia lawan, dan tak bisa Nadira tembus. Sesuatu yang membuatnya tak pernah benar-benar hadir, bahkan ketika berdiri di hadapannya. Dan mungkin… itulah alasan mengapa Dewa tak pernah menyentuhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon heyyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11. Jaga Dirimu Nadira

Kami berada di luar, disebuah taman kecil disamping rumah besar itu, ada banyak tamu yang duduk di kursi putih yang berjejeran disini, bahkan ada beberapa yang merokok bersama di luar, sepertinya tidak apa jika kami mengobrol disini, toh kami tidak benar benar berduaan. -Pikirku saat itu.

"Bagaimana hari mu,Nadira?" Tanya Hans tanpa menatapku.

Aku menunduk, tersenyum sudah lama sekali tidak ada yang bertanya mengenai kabarku, rasanya agak menyedihkan saat menyadari aku sangat haus akan perhatian, pertanyaan Hans membuatku ingin menangis, Tapi tanpa aku jelaskanpun dia sudah tau bagaimana hari hariku di Rumah. Sendirian dan Kesepian.

"Baik, terimakasih sudah bertanya" Tersenyum tipis, menyembunyikan luka.

"Oh ya? Tapi kamu terlihat lelah Nadira, Dari awal bertemu, dari kunjunganmu ke klinikku, Aku tau bahwa apa yang kau alami adalah sesuatu yang sangat berat" Hans menatap mataku, Dalam dalam meyakinkan aku bahwa dia tau aku sedang menyembunyikan sesuatu.

Tiba tiba Hans berdiri di hadapanku, Menghadap ke arahku.

"Lalu apa yang kamu lakukan saat kamu merasa sendirian di rumah?" Tanya hans lagi.

Aku terdiam, Lagi lagi pertanyaan Hans membuatku memutar kembali kenangan kenangan menyedihkan yang aku jalani, Aku bisa saja tidak menjawab, tapi aku ingin, aku ingin menjawab, aku ingin berbicara, mengobrol dan Hans satu satunya orang yang memperhatikanku.

"Aku hanya duduk di kasur, menunggu Dewa pulang..." Jawabanku mengejutkannya.

"Menunggu Dia?" Kali ini alisnya sedikit terangkat, penasaran dengan apa yang aku tunggu dari seorang Dewa, bahkan jika kami berada di satu ruangan sempit sekalipun Dewa tidak akan melihatku.

"Iya, terkadang mendengar langkahnya, mendengar suaranya saat dia menelpon atau sekedar suara tv yang dinyalakan, itu sudah membuatku merasa aman, membuatku percaya bahwa Dewa ada di rumah, aku bisa merasakan kehadirannya dari suara suara kecil yang dia buat" Aku tersenyum.

Menyedihkan. Hans menatapku tidak percaya, setelah apa yang aku jalani, aku masih menantikan sosok yang tidak menganggapku ada.

"Ada kafe baru yang menjual kue matcha dan beberapa hal manarik lainnya, kita juga bisa membuat kerajinan tangan disana sambil menikmati secangkir teh, seperti kerajinan keramik, menyulam, dan masih banyak lagi, apa kau tertarik?" Ucapan Hans membuat mataku berbinar, itu terdengar sangat menyenangkan, membayangkan duduk di sebuah ruangan menikmati secangkir teh dan menyulam.

"Benarkah? Dimana?" Tanyaku tersenyum lebar.

Hans memalingkan pandangannya saat melihat aku tersenyum ke arahnya, Dia melihat ke arah bulan berusaha menghindari tatapan mataku.

"Ya, jika kau mau aku bisa mengantarmu kesana...."

Belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya, seorang pelayan lelaki menggenakan jas datang menghampiri kami, dia berjalan mendekat.

"Nona Nadira" Katanya sopan "Tuan muda sudah menunggu Anda di mobil."

Aku membeku, Jantungku berdetak lebih cepat.Wajah Hans ikut berubah, tapi dia tidak berkata apa apa. Hanya mengangguk kecil kepadaku, memberikan isyarat bahwa aku harus pergi.

Aku berdiri dan menatapnya sebentar. "Terimakasih Hans...Untuk malam ini"

"Jaga dirimu Nadira."

Aku menunduk lalu pergi meninggalkannya. Sebuah mobil hitam dengan lampu menyala berhenti didepan rumah, aku mendekat dan supir membukakan pintu untukku, terlihat didalam sana Dewa duduk di tengah kegegelapan, hanya wajahnya saja yang terlihat samar.

Dia tidak menatapku, Tidak berbicara kepadaku, hanya menatap keluar jendela, suasana didalam mobil terasa menyesakkan, dingin dan tidak nyaman, Ac mobil di nyalakan tetapi aku tetap berkeringat, detak jantung kian kencang.

Mobil berjalan ke rumah kami, sepanjang jalan tidak ada sepatah katapun keluar dari bibir Dewa. Hanya ketegangan yang menebal di udara.

Setibanya dirumah, mobil berhenti didepan pintu, Dewa turun duluan dan menarik tanganku kasar, membuatku terhuyung. Aku menatapnya terkejut, tidak sempat berkata apa apa Dewa menarik pergelangan tanganku, menyeretku masuk kedalam rumah. Aku berusaha melepaskan cengkraman tangannya, namun tangan Dewa begitu besar dan kuat untuk aku lawan.

"Dewa...sakit..." Suaraku lihir menahan sakit dan air mata.

Dia menarikku menaiki anak tangga, sesekali aku terjatuh karena heals ku tesangkut ke anakan tangga, namun hal itu tidak membuat Dewa berhenti, Langkahnya kian memanjang dan lebih cepat, penuh amarah dia menendang pintu kamar dan melemparkan aku ke atas kasur.

Aku melihat wajah penuh dengan emosi yang tidak bisa aku tebak.

"Kau pikir aku buta,Nadira!?" Suaranya dingin dan dalam. "Tertawa, Duduk berdua, bahkan wajahmu tersipu malu saat berbicara dengannya, seperti remaja yang sedang jatuh cinta."

Dewa berdiri tepat di hadapanku, melepas jas yang ia kenakan dengan satu tangan, tatapannya tak luput dari wajahku.

"Seolah kau bukan wanita yang bersuami!" Nadanya sedikit tinggi dan dalam.

"Aku hanya berbicara..." Bisikku ketakutan.

"Berbicara dengan pria lain, Duduk berdua di kegegelapan, Kau bahkan tak sadar bahwa kau sudah berusami Nadira!" Dewa menarik dasinya paksa hingga terlepas.

"Kami tidak melakukan apa apa Dewa...sungguh" Aku menangis, menangis karena takut pada sosok yang berada di hadapanku ini.

1
Dian Rahmawati
hans manipulatif
Dian Rahmawati
aku tarik kembali ucapan hans baik ternyata dia dalang pertengkaran dewa dan nadira
.hans bayar laki2 tmn SMA itu
Dian Rahmawati
nadira terlalu baik untuk si dewa
Dian Rahmawati
hans selalu ada buat nadira
Safrudin Suekko
👍👍👍👍👍👍
puputte.
Hallo, gak jadi update besok, jadinya malam ini...Sebenarnya hati keciel ku masih terluka,tapi ternyata dengerin musik galau sama stalking ig nya juga bikin aku makin terluka, jadi yaudah deh, aku update aja malam ini, enjoy yaaa🩷🩷🩷 guys ini serius aku nulis novel ini karena patah hati loh🥺😔
puputte.
hi guys, jadi author lagi patah hati malam ini, besok mimin update yaa... kalo patah hati malamnya mimin gak update, siang aja. kalo udah sembuh hatinya mimin update siang sma malam🩷 enjoy
Dian Rahmawati
salah paham kau dewa
Dian Rahmawati
dewa egois
Dian Rahmawati
dewa buat sebel
Dian Rahmawati
kasian nadira
Dian Rahmawati
udh ada kemajuan nih
Dian Rahmawati
cie dewa udh mulai sdkit cemburu nih
Dian Rahmawati
wah Hans suka sama Nadira
Dian Rahmawati
jadi penasaran
Dian Rahmawati
awal yang baik Nadira
Dian Rahmawati
apakah dewa sprti trauma masa lalu
Dian Rahmawati
dewa kamu akan merasakan nanti kehilangan nadira
Dian Rahmawati
penasaran si dewa kenapa sih
Nurjana Bakir
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!