NovelToon NovelToon
Sisie, Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku!

Sisie, Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Single Mom / Janda / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyesalan Suami
Popularitas:34.8k
Nilai: 5
Nama Author: Itsme AnH

Meninggal dalam kekecewaan, keputusasaan dan penyesalan yang mendalam, ternyata membawa Cassie Night menjalani takdir kehidupannya yang kedua.

Tidak hanya pergi bersama kedua anaknya untuk meninggalkan suami yang tidak setia, Cassie juga bertekad membuat sahabatnya tidak bersinar lagi.

Dalam pelariannya, Cassie bertemu dengan seorang pria yang dikelilingi roh jahat dan aura dingin di sekujur tubuhnya.

Namun, yang tak terduga adalah pria itu sangat terobesesi padanya hingga dia dan kedua anaknya begitu dimanjakan ....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Beraninya Kau!

"Ke mana anak ini? Kenapa handphone-nya tidak bisa dihubungi?" Kening Nyonya Besar Murphy berkerut dalam, jejak kekhawatiran jelas menghiasi wajahnya.

Dia sudah berkali-kali mencoba menghubungi nomor pribadi Felix, bahkan nomor telepon rumahnya juga sudah dihubungi.

Namun, ponsel Felix tidak bisa dijangkau, sedangkan telepon rumah tidak ada yang mengangkatnya.

Nyonya Besar Murphy mengangkat pandangannya dan menatap Edward yang berdiri tak jauh darinya. "Edward, coba kamu cari tahu di mana Felix."

"Baik, Nyonya." Edward menepi sejenak, lalu mulai mengutak-atik ponselnya untuk melacak keberadaan Felix.

Setelah selesai, dia kembali dan menatap Nyonya Besar Murphy sambil berkata, "Nyonya, Tuan Muda ada di rumahnya. Dia tidak keluar sejak pulang dari pemakaman kemarin."

"Kalau ada di rumah, kenapa dia tidak membukakan pintu untuk kita? Handphone-nya tidak bisa dihubungi, telepon rumah juga tidak ada yang menjawabnya." Perasaan khawatir semakin menyelimuti Nyonya Besar Murphy, dia dan Edward sudah lebih dari setengah jam berdiri di depan rumah Felix.

Bukan hanya menghubungi Felix melalui telepon, mereka bahkan hampir menghancurkan bel rumah.

Namun, tidak ada satu pun sosok manusia yang mengindahkan bunyi bel dan membukakan pintu untuk mereka.

"Saya akan bertanya pada Bibi Sun."

Setelah mendapatkan anggukan dari Nyonya Besar Murphy sebagai bentuk persetujuan, Edward kembali menyibukkan diri hanya untuk menghubungi Bibi Sun dan menanyakan keberadaan dan keadaan Felix.

"Tuan, kemarin malam Tuan Muda tidak bisa tidur karena aroma terapi yang biasanya di tempatkan di kamar sudah tidak ada lagi. Kemudian, Tuan Muda meminta saya pergi. Kebetulan, pekerjaan saya juga sudah selesai, jadi saya pulang."

Bibi Sun menerangkan tanpa melebih-lebihkan atau pun menguranginya, semua sesuai dengan yang terjadi kemarin.

"Saya tidak tahu lagi apa yang terjadi pada Tuan Muda, tapi saya pikir Tuan Muda masih ada di rumah." Suara Bibi Sun semakin menghilang, dia merasa bersalah karena meninggalkan Felix sendirian dalam keadaan terpuruk.

Namun, aturannya memang begitu.

Dia dipekerjakan hanya dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam, dan hari ini dia diliburkan karena weekend.

Jadi, dia tidak tahu-menahu lagi bagaimana keadaan Felix setelah ditinggalkan kemarin malam.

"Baik, aku tahu." Edward tidak berniat menuntut penjelasan Bibi Sun lebih jauh, dia juga tidak ingin mempersulit wanita paruh baya itu

"Nyonya, kemungkinan Tuan Muda memang ada di rumah."

Nyonya Besar Murphy bisa mendengar percakapan antara Edward dan Bibi Sun barusan, itu membuat dia semakin dihantui oleh perasaan khawatir.

"Cepat, kamu panggil orang untuk membuka pintu ini. Sesuatu mungkin telah terjadi pada Felix."

Tidak menunggu titah kedua, Edward langsung menghubungi bawahannya untuk melaksanakan perintah Nyonya Besar Murphy.

Dengan hati-hati, Edward membuka pintu. Suara berderak terasa menyeramkan. Ketika mereka melangkah ke dalam, suasana di dalam rumah itu sepi. Lampu redup, dan suasana tampak suram.

"Felix!" suara Nyonya Besar Murphy bergetar saat dia memanggil putranya. Dia segera menuju kamar pribadi Felix, matanya melebar saat melihat kekacauan yang terjadi. Dengan pelan, Edward mengikuti langkahnya, perasaan was-was menggelayuti pikiran mereka.

"Astaga ... Felix!" pekik Nyonya Besar Murphy menembus keheningan. Dia bergegas menghampiri putranya yang terkapar di bawah lemari penyimpanan alkohol, tubuhnya tampak lemah dan tak berdaya. Edward membatu di ambaNg pintu, mulutnya seakan terkunci saat melihat darah yang mengental di sekitar Felix.

"Felix, apa yang terjadi?" Nyonya Besar Murphy memegang tangan putranya, merasakan dingin yang merayapi kulitnya. Pemandangan itu membuat jantungnya berdegup kencang, hilang rasa dingin Yang semula mengelilinginya.

"Edward, cepat bawa dia ke rumah sakit!" Suaranya penuh ketegangan, seolah-olah harapannya ada pada kata-kata itu.

***

Uhuk, uhuk, uhuk ....

Felix terbatuk, suaranya menggema di dalam ruangan yang sepi. Tenggorokannya kering, ada rasa perih yang menyiksa seolah mengingatkaN semua kenangan pahit yang mengikutinya seperti bayang-bayang.

Kamar tempatnya terbaring di rumah sakit itu terasa sunyi, hanya ada suara detak jam di dinding dan deru mesin pendingin ruangan. Saat dia membuka mata, yang terlihat hanya langit-langit yang putih dan dingin.

Melihat kelopak mata putranya bergerak, Nyonya Besar Murphy yang berjaga menghela nafas dan tersenyum lega.

"Felix, bagaimana kabarmu? Apa kamu merasa tidak nyaman di suatu tempat?" Nyonya Besar Murphy bertanya dengan penuh perhatian, tetapi Felix hanya diam saja dengan tatapan kosong yang tertuju lurus ke atas langit-langit kamar.

Felix tidak menjawab. Dia hanya menatap kosong ke arah langit-langit, pikirannya terjerat dalam kenangan yang menyakitkan.

Dalam otaknya, terngiang suara tawa Cassie dan anak-anak mereka. Semua itu sekarang hanya bisa diingat, hilang seperti embun yang menguap di pagi hari.

"Felix, orang yang sudah mati tidak bisa dibangkitkan lagi." Nyonya Besar Murphy menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan-lahan, dia merasa patah hati melihat keadaan Felix yang sangat memprihatinkan. "Jika Sisie dan anak-anakmu masih hidup, mereka pasti ingin kamu hidup dengan baik."

"Ibu, aku sudah membunuh mereka." Felix memejamkan matanya, mencoba menahan dan menelan kesedihan yang membuat tenggorokannya sakit hingga hatinya terasa sesak. "Hak apa yang aku miliki untuk hidup dengan baik?"

Air mata Nyonya Besar mengalir perlahan, hatinya remuk mendengar pengakuan putranya. "Nak, kecelakaan itu adalah sebuah kecelakaan," katanya berusaha menenangkan. "Kamu yang masih hidup ... harus hidup dengan baik." Kata-katanya terasa seperti usaha untuk menyelamatkan jiwa Felix dari kegelapan yang mengintainya.

Felix memang bersalah karena membuat Cassie dan anak-anaknya pergi, tapi kecelakaan mobil memang murni kecelakaan.

Jadi, Felix tidak bisa sepenuhnya menanggung dosa sebagai pembunuh istri dan anak-anaknya.

Selain itu, Nyonya Besar Murphy juga tidak bisa menyalahkan Felix terus-menerus, apalagi sang putra dalam keadaan terpuruk.

Itu hanya akan membuat mental Felix semakin down!

"Sudah cukup menghukum dirimu sendiri. Kamu tidak makan dan minum sejak ditinggal Cassie dan anak-anak, tapi terus-menerus mengkonsumsi alkoh0l sampai membuat lambungmu terluka. Kalau ini terus berlanjut ...." Nyonya Besar Murphy terdiam, dia tidak berani melanjutkan kata-katanya karena takut itu akan menjadi kutukan bagi sang putra.

Di dalam hatinya, Felix jelas tahu apa yang akan terjadi jika dia terus seperti ini.

Bagaimanapun, dia yang paling memahami kondisi tubuhnya sendiri.

"Mereka sudah meninggalkanku untuk selamanya, tidak ada gunanya lagi aku hidup."

"Felix ...." Nyonya Besar Murphy yang ingin menasehati Felix lebih jauh lagi memilih bungkam ketika mendengar suara pintu yang dibuka dari luar.

Dia dan Felix sama-sama menoleh ke arah pintu, di mana seorang perawat memasuki ruangan sambil membawa sebuah frame.

Nyonya Besar Murphy dan Felix tidak mengatakan apa-apa, tetapi tatapan mereka jelas menyiratkan tanda tanya mengenai maksud kedatangan perawat itu.

"Tuan Murphy, ini adalah lukisan yang ditinggalkan Nyonya Murphy saat berada di rumah sakit terakhir kali." Perawat itu dengan sopan menyodorkan frame di tangannya kepada Felix sambil berkata lagi. "Lukisannya sangat bagus, jadi saya sengaja menyimpannya untuk dikembalikan kepada Anda."

Felix menerima frame pemberian perawat sambil berkata dengan tulus. "Terimakasih banyak."

Perawat itu hanya tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya, kemudian berlalu pergi dari ruang perawatan Felix.

Sementara itu, Felix dan Nyonya Besar Murphy sudah melihat gambar yang terlukis di dalam frame.

Meski hanya punggungnya yang terlihat, Nyonya Besar Murphy jelas mengenali itu sosok Felix. Wanita yang ada di pelukannya adalah Aleena, dia tersenyum angkuh sambil berpose mengangkat dua jarinya.

Jangankan Nyonya Besar Murphy, Felix juga memahami bahwa senyuman dan gaya Aleena adalah bentuk provokasi terhadap orang yang menyaksikan pelukan romantis itu.

"Lihat, jalan9 ini sengaja memprovokasi Sisie!" Nyonya Besar Murphy terpancing emosi, wajahnya merah padam dan giginya terkatup rapat.

Felix tidak mengatakan apa-apa, tetapi rahangnya yang mengeras sudah menjadi saksi bisu atas memuncaknya amarahnya.

"Aleena Clark!" Darah Felix melonjak sampai ke ubun-ubun. "Beraninya kau!"

1
zylla
astaga yaampuunn 🤣🤣🤣
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
zylla
Jangan ganggu Cassie lagi, Felix. 🙄
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: 😤😤😤😤😤
total 1 replies
Jumiah
padahal Cassie blm di nikahi sdh di jd kan ratu..wajar aj klo Cassie mulai tertarik ..
mulai membuka hati sma Athur...
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: betul, saya juga bakalan sembuh dr luka pengkhianatan kalau ketemu laki2 seperti Arthur hehe
total 1 replies
Jumiah
semoga Cess selalu bahagia dengan kehidupan barux disana ..
tunggu aj pd waktux Cess keluar bersama ..
kesuksesanx dan kemakmuran disertai kebahagian x ...
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: pas Cassie keluar, makin lah dalam penyesalan Felix wkwk
total 1 replies
Zoey
/Good//Good//Good/
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: 😍😍😍😍😍
total 1 replies
Sania Mahira
hah...,ini baru gentlemen,gx neko2,langsung ambil tindakan,
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: 😍😍😍😍😍
total 1 replies
zylla
Kukira kucing beneran, tapi ternyata harimau 🤣
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: kucing, tapi belang dan kelakuannya kayak harimau 🤣
total 1 replies
zylla
Pembalasan dari Arthur bener" ngeriii
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: 😱😱😱😱😱😱
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut yg banyak
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: udah banyak loh semalam. hehe
total 1 replies
kalea rizuky
halah plot twis bgt/Curse//Curse/
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
kalea rizuky
njirr Arthur jangan tertarik dia jalang
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: jangannnn
total 1 replies
kalea rizuky
sumpah jijik bgt ma laki kayak gini
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: 🥵🥵🥵🥵🥵
total 1 replies
kalea rizuky
hmmmm kasian ortumu casie
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: kasian 🤧
total 1 replies
zylla
Kayaknya Cassie udah mulai buka hati buat Atthur 🤭
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: 😍😍😍😍😍😍
total 1 replies
zylla
Ayo pepet teroooss 🤣🤣🤣🤣
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: 💃💃💃💃💃
total 1 replies
zylla
Nah kan, dari awal udah aneh. Arthur kan bucin sama Sisie.
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: hehehe plot twist🤭
total 1 replies
zylla
Jadi begini 🤭
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
zylla
Akuuuuu. Arthur nanti manggilnya berubah jadi 'Nenek Aleena'. 🤣 Tapi tapiii, kakeknya Arthur kaya kan? Aleena tetep hidup nyaman dooong. 😮‍💨
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: belum tentu nyaman wkwk
total 1 replies
zylla
bener" diluar nurul 🤣🤣🤣🤣🤣
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
zylla
Jangan macem" ya 🫵
Tuan, Nyonya Kabur Lagi: 😁😁😁😁😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!