Arlena dan Dominus telah menikah lebih dari enam tahun. Tahun-tahun penuh kerja keras dan perjuangan untuk membangun usaha yang dirintis bersama. Ketika sudah berada di puncak kesuksesan dan memiliki segalanya, mereka menyadari ada yang belum dimiliki, yaitu seorang anak.
Walau anak bukan prioritas dan tidak mengurangi kadar cinta, mereka mulai merencanakan punya anak untuk melengkapi kebahagian. Mereka mulai memeriksakan kesehatan tubuh dan alat reproduksi ke dokter ahli yang terkenal. Berbagai cara medis ditempuh, hingga proses bayi tabung.
Namun ketika proses berhasil positif, Dominus berubah pikiran atas kesepakatan mereka. Dia menolak dan tidak menerima calon bayi yang dikandung Arlena.
》Apa yang terjadi dengan Arlena dan calon bayinya?
》Ikuti kisahnya di Novel ini: "Kualitas Mantan."
Karya ini didedikasikan untuk yang selalu mendukungku berkarya. Tetaplah sehat dan bahagia di mana pun berada. ❤️ U 🤗
Selamat Membaca
❤️🙏🏻💚
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopaatta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15. Arlena CS
...~°Happy Reading°~...
Di sisi lain; Mendengar teriakan Dominus, Kabag Personalia dan Kabag Keuangan segera keluar dari ruangan. Mereka tidak tahan untuk komentar dan tertawa atas apa yang mereka lihat.
"Tadi kalau boss Arlen ngga hentikan, bisa terjadi adu ayam dan kita nonton gratis." Ucap Kabag Keuangan sambil tersenyum.
"Ssssttt... Boss Arlen hetikan karna ada Emma. Ngga lihat wajah Emma sudah seperti udang rebus dan terus menunduk?" Ucap Kabag Personalia.
"Oh, iya. Dia belum menikah, ya."
"Kalau sudah nikah juga, tetap malu. Ngga lihat wajah boss Arlen?"
"Boss Domi, sudah hilang wibawanya. Kaya ngga ada tempat lain lagi buat gituan."
"Kalau sudah 'nefsong', mana mikir tempat lain lagi. Yang betina pintar mancing."
"Boss Domi saja ngga eling. Masa tukar emas dengan besi karatan. Aku mau tepok jidat ke tembok."
"Aku jadi ingat yang sering dibicarakan para staf. Mereka kadang dengar suara ringtone aneh dari ruangan boss Domi. Ternyata mereka sedang nyambung 'nefsong'."
Kedua Kabag saling berkomentar dan senyum tertahan, sambil berjalan ke ruang kerja.
~*
Di sisi lain; Arlena keluar dari ruang kerja, merasa puas bisa melampiaskan emosinya dengan memuntahi Dominus di depan karyawan. Sedikit banyak, apa yang terjadi bisa menutupi rasa malu bersuamikan Dominus.
'Jadi dia tidak berencana menyingkirkan perempuan itu, tapi tetap pertahankan dia bekerja dengan membuat ruang kerja baru? Keterlaluan...!' Arlena ingat yang dikatakan Dominus di depan pintu sebelum disambar oleh Selina.
'Dia akan menerima akibatnya, sudah mengotori tempat cari nafkah dengan perbuatan kotor.' Arlena ingat yang diingatkan orang tuanya, agar menjaga kebersihan tempat bekerja.
Arlena memegang dadanya sambil geleng kepala, karena tidak menemukan sebutan yang pantas buat Dominus.
Dia langsung berjalan cepat menuju lift karyawan, lalu telpon security untuk membawa mobilnya ke depan kantor. Dia merasa ingin menghilang dari tempat yang sudah membuatnya malu sebagai istri Dominus.
'Semoga Emma atau Benny tidak mengatakan apa pun kepada rekan-rekannya tentang apa yang mereka lihat di ruang kerja. Huuuuu....' Arlena membatin sambil meniup kuat. Dia berharap tidak ada pergunjingan di belakangnya saat dia tiba di lantai dasar.
Sambil menahan emosi, marah, rasa jijik dan malu, Arlena melewati para karyawan yang sedang melayani konsumen di lantai dasar. Tanpa melihat ke kiri atau ke kanan, Arlena terus melangkah seakan dia hanya sendiri.
Arlena tidak mau ditegur karyawan, agar dia tidak berhenti dan berbincang seperti biasa. Suasana hatinya tidak bisa diajak bicara tentang pekerjaan dan dia tidak ingin sedetik pun berada di tempat itu.
Semua mata karyawan melihatnya lewat, hanya bisa menatap sedih. Mereka sudah tahu hubungan kotor Selina dan Dominus. Apa lagi mereka tahu, kemarin terjadi keributan di lantai 3 (tiga) dan melihat tangan Arlena diperban. Mereka yakin, itu akibat keributan yang terjadi dengan Selina dan suaminya.
Arlena makin mempercepat langkah, saat melihat security turun dari mobil. "Ini kuncinya, Bu." Security segera menyerahkan kunci kepada Arlena. "Trima kasih, Pak." Arlena langsung masuk mobil.
Setelah dalam mobil, Arlena menghembuskan nafas kuat dan segera meninggalkan kantor, agar tidak disusul oleh Dominus.
'Mengapa tadi aku bisa muntah?' Arlena heran, karena sudah tidak merasa mual lagi.
'Ayo, sayang... Temani Mommy ke rumah sakit.' Arlena putuskan menuju rumah sakit untuk periksa tangan dan mengganti perban yang basah, karena kena sisa muntahan.
~*
Setelah tiba di rumah sakit, Arlena mendaftar lalu telpon Calista. "Cal, sibuk ngga?"
"Lumayan....Ada apa? Kau di mana?" Calista tanya beruntun, karena mendengar suara Arlena berbeda dari biasanya dan tanpa menanyakan kabarnya.
"Aku lagi di rumah sakit, mau periksa luka dan ganti perban. Kau bisa kirim sopirmu ke sini? Aku mau ke butik, tapi ngga kuat nyetir jauh..." Arlena menjelaskan maksudnya dan minta bantuan.
"Ok. Aku kirim dia ke sana. Tunggu, ya." Calista sudah mengerti, pasti sedang terjadi sesuatu kalau Arlena tiba-tiba mau ke butik.
"Thanks, Cal. Sekalian minta pengacara Muel datang ke butik, ya. Ada yang mau aku bicarakan bertiga." Arlena tidak menjelaskan maksudnya. Dia ingin membahas secara langsung.
"Ok. Aku hubungi. Konsen untuk ngobatin tanganmu, jangan sampai infeksi." Calista mengingatkan
"Ok. Thanks..." Arlena mematikan telpon, karena melihat suster mendekat.
'Mari sayang...Temani Mommy periksa tangan, ya. Biar lekas sembuh.' Arlena berdiri sambil mengusap perut dan membatin.
~*
Beberapa waktu kemudian, setelah selesai periksa dan mengobati tangan, Arlena tiba di butik. Calista yang sudah menunggu, langsung memeluk dan mengelus perut Arlena.
"Pengacara Mual belum datang?" Tanya Arlena sambil berjalan menuju ruang kerja Calista
"Masih di jalan. Sebentar lagi tiba...." Calista menjelaskan penyebab pengacara Samuel belum tiba.
"Ngga pa'pa. Malah bagus. Aku mau bicara berdua denganmu." Arlena langsung duduk di sofa.
"Ada apa? Terjadi sesuatu dengan si Bajing?"
"Iya. Tadi aku ke kantor untuk cek keadaan karyawan. Ngga tahunya lihat mereka...." Arlena menceritakan yang terjadi di ruang kerjanya.
"Nah, bagus. Kau masih mau belahin dia? Masih mau bilang ngga mungkin ada hubungan terlarang di antara mereka?" Arlena menggeleng.
"Secara, si Bajing itu bisa lakukan itu padamu. Pasti akal warasnya sudah disedot si kunti." Calista jadi emosi, tapi senang mendengar yang dikatakan Arlena. Berarti apa yang menjadi dugaannya adalah benar.
"Bagus, sayang. Terus jaga Mommymu." Calista memuji sambil mengelus perut Arlena, mendengar Arlena memuntahi Dominus.
Arlena tidak mengatakan apa pun, karena apa yang dikatakan Calista benar adanya. Dia hanya bisa ikut mengelus perutnya berulang kali.
"Kau masih mau bertahan lihat perilakunya yang sudah liar itu? Dia tidak akan sembuh. Dia sudah menjual jiwanya kepada setan kunti itu." Calista berkata serius.
"Ngga lagi, Cal... Sudah ngga ada sedikit kebaikan yang tertinggal, saat aku melihat sendiri perilaku cabulnya. Aku sampai tidak mengenalnya... Dia yang selama ini aku kenal baik, bertanggung jawab dan setia bisa seperti hewan liar."
"Ngga usah kaget... Mungkin selama ini dia belum ketemu partner yang cocok. Atau belum punya modal buat disedot. Jadi sekarang naluri liarnya baru muncul ke permukaan." Calista berkata sambil tersenyum kecut dengan apa yang terlintas di pikirannya.
"Bisa jadi seperti itu. Jadi sekarang aku ke sini untuk berunding denganmu dan Muel, agar bisa mengantisipasi tindakan dia yang lebih liar."
"Mungkin setelah kepergok berbuat tidak senonoh tadi, dia tidak akan berani melihat wajahku." Arlena berbicara sambil menepis apa yang terjadi di ruang kerja, agar tidak kembali emosi.
"Aku sependapat... Kita perlu mengantisipasi berbagai kemungkinan dan kau harus siap hadapi dia secara langsung atau tidak." Calista mengingatkan.
Setelah pengacara Samuel tiba, mereka berbicara serius di ruang kerja Calista. Arlena kembali menceritakan apa yang dilakukan Dominus dan Selina di ruang kerjanya.
"Jadi tadi kau menangkap basah mereka?" Pengacara Samuel bertanya serius. Arlena pun mengangguk serius.
...~*~...
...~▪︎○♡○▪︎~...
sedangkan sudah banyak bukti perselingkuhanmu
Selina" dah nikmati dlu yang sekarang NNT kalau udah ada karma nyesel kau
gemes aku up Thor 😭
nggak sabar baca epsd selanjutnya up lagi kak