seorang gadis yang sangat menaruh harapan besar terhadap apa yang sedang di jalani,namun setelah dia mendapatkan kenapa dunia ini sangat jahat padanya membuat dia untuk melepaskan apa yang digenggam saat.
apakah setidak pantas itu dia untuk bahagia bersama nya?kenapa sangat tidak adil,jika memang akhirnya akan membuat dia sakit kenapa harus di pertemukan?kenapa harus dia?,apa salah dia sampai dunia tega padanya.
setelah menaruh harapan kenapa malah direbut dengan paksaan?
rindu semakin kuat disaat hujan turun dengan lebat.
kini hanya rindu yang melekat pada dirinya kesunyian yang menghantam nya dan sakit memukulnya.
namun kisah mereka sangat lucu dan so sweet saat-saat mereka bersama, ayo baca kisah nya sebelum mereka dipaksa untuk mengakhiri semuanya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iren qirenava, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
twenty four
Selama perjalanan tidak banyak yang mereka obrolkan, mereka menikmati perjalanan disetiap jalan yang mereka lewati menuju tempat yang akan mereka tempati.
mereka akan pergi pada sebuah cafe, yang lumayan jauh dari sekolah mereka kafe itu cukup poluler dikalangan remaja yang terdapat banyak spot yang mereka gunakan.
dari tempat karoke ada juga tempat yang unik aestetic yang banyak di minati oleh remaja untuk berfoto atau bermain vidio disana. Tak heran jika kafe itu sangat ramai dengan susana yang nyaman juga makanan yang sangat cocok untuk remaja selain itu juga kawasan nya yang luas dan kafe yang cukup besar.
......................
selama perkiraan beberapa menit dalam perjalanan, kini mereka sudah sampai di tempat nya itu kafe yang mereka tujui namun sangat lama sekali bagi Nava yang berada di belakang teman tema nya itu.
Dikta membawa motornya pelan entah apa tujuan nya, Nava tidak tahu namun jika terlalu lama dia akan merasa canggung sekali di bonceng Dikta.
sehingga mau tidak mau nava bertanya pada Dikta."masih lama Dik?"tanya Nava pada Dikta yang sedang mengemudi motor nya
"apa?"tanya Dikta kurang jelas
"masih lama"tanya kembali Nava mau tak mau mencondongkan badan ke arah depan agar Dikta mendengar nya
Dikta yang kurang mendengar tu juga memundurkan wajah nya agar dekat dengan Nava "lumayan dikit lagi" jawab Dikta
"ngebut dikit, seru kayanya"Nava kembali berkata
"mau?"tanya Dikta memastikan
"boleh tuh"
"pegangan kalo gitu"suruh Dikta pada Nava yang bingung pegangan pada motor nya kan
"udah "jawab Nava, namun membuat Dikta bingung sudah berpegangan pada apa? dia tidak merasakan bahwa Nava berpegangan pada nya yang awal dia ingin Nava berpegangan agar tidak jatuh nanti.Setelah menyadari bahwa Nava berpegagan pada sisi motor bukan pada nya akhirnya mengatakan bukan seperti itu maksud dia
"kesini, bukan kesana Nav"ucap Dikta, dengan menarik tangan Nava untuk melingkar di badan nya yang memang tidak terhalang tas karna hari ini memang tidak memakai tas karna bebas
"hah "Nava melongo belum mengerti dengan semua ini membuat nya manarik kembali tangan nya
"g-gausah lah"ucap Nava terbata bata
Dikta terkekeh mendengar itu melihat wajah Nava yang sedikit memerah dari arah spion kaca motor nya
"terserah, gamau ngebut gue"jawab nya dengan melihat kedepan setelah memerhatikan Nava dari arah spion
"biar cepet"jawab Nava, yang masih berusaha bicara tenang dengan menetralkan detak jantung yang berdebaran
"bahaya, gue bawa lo soalnya" jawab Dikta membuat Nava menggigit pelan bawah bibir nya
"kalo emang mau, sini pegangan yang bener"suruh Dikta membuat Nava langsung menjawab nya
"gamau, modus lo" ucap Nava memukul pelan bahu Dikta membuat dikta terkekeh pelan
sampai lah Dikta dan Nava di tempat kafe itu yang sudah ada teman mereka menunggu nya.
"lama amat dik"tanya Gio yang melihat mereka baru saja datang
"tau tuh, pasti di lama lama in ya"tebak Putri pada Nava dan Dikta, sementara orang yang mereka ajak bicara hanya diam saja tanpa menjawab
"biasa, orang lagi kasmaran ya gitu"sindir Afkar yang langsung mendapat kan tatapan maut nya dari Dikta membuat Afkar pun meringis.
"bukan kok"bantah Nava yang tidak ingin di pojokan oleh teman teman nya itu, dia sudah menebak nya pasti akan terjadi seperti ini yang membuat dia malas untuk menjawab
"Dikta pasti modus tuh"tunjuk Messa pada Dikta yang masih diam saja di atas motor nya
"emang, nyari kesempatan dalam kesempitan"saut Gio yang langsung membuat Dikta menatap nya nyalang
"udah ayo masuk "ajak Bintang berjalan duluan dari mereka yang di langsung di ikuti dengan yang lain
kini mereka memesan makanan dan minuman, setelah itu mereka akan pergi berfoto yang pastinya akan di lakukan oleh para cewek sementara cowok akan pergi karoke diruangan yang mereka telah pesan itu.
"ngapain aja tadi Nav?"tanya Bintang, tiba tiba yang membuat nava bingung maksud nya apa, kini mereka sedang asik melihat lihat hasil foto mereka
"maksudnya?"tanya Nava dengan mengerutkan bingung
"dijalan sama Dikta"
"ga, ngapa ngapain " jawab Nava mulai sedikit merasa tidak enak
"eum...Dikta suka beneran deh sama kamu"goda Bintang dengan wajah yang benar benar menggoda nya
"ngaco kamu" jawab Nava dengan sedikit menahan rasa kikuk
"eum......cie cie yang ditaksir sama sekelas" goda Bintang, dengan menoel dagu Nava menggoda yang membuat nava kiku sekali
"apaan, sih Bin stop" Nava menepis tangan Bintang
"cie cie" lanjut Bintang
"st-"saat Nava mau mengakatan pada Bintang namun suara Gio membuat nya terpotong ucapan Nava, dan mereka mengalihkan dan menoleh pada Gio
"cie apaan?"tanya Gio yang baru saja masuk sendiri
"ngapain kesini?"tanya balik Putri yang kaget dengan suara Gio, pasal nya anak cowok sedang di ruang karoke namun kini Gio malah menghampiri mereka yang sedang asik berfoto di tempat yang suasa na mendukung untuk membuat konten di media sosial.
"abis, dari toilet gue kepo jadi kesini"
"idih, sana sana balik lu"usir Messa dengan wajah julid nya itu
"biasa aja dong, mukanya neng"
"ayo, mau gabung di karoke ga?"ajak Gio, pada mereka yang membuat para cewek menghentikan kegiatan mereka berpikir sesaat.
"boleh tuh"saut Karina setelah mendongak dari ponsel nya
"ayo kalo gitu"saut Irani berdiri dari duduk nya
"tungguin dong"ucap Ireni
mereka akhirnya mengikuti Gio untuk diajak ke tempat karoke, saat masuk terlihat Azkeano, Afkar dan Dikta sedang asik memilih milih lagu yang akan di nyanyikan
saat pintu terbuka atensi para cowok lansung mendongak pada pintu yang terbuka, dan terlihat Gio yang baru saja masuk dengan di ikuti oleh para cewek. Membuat Dikta fokus nya teralihkan pada Nava yang masuk dengan meminum boba di tangan nya.
"wih, bawa pasukan dadakan dari mana nih"ucap Afkar, saat semua masuk dan duduk di kursi yang kosong
"nemu di tong sampah"jawab Gio mendaratkan bokong nya duduk di samping Azkeano
"tong sampah mata mu" cibir Putri dengan nada tinggi nya
"hahaha, lagi pada asik foto malah kepergok sama gue" terkekeh nya Gio yang mengingat bahwa tadi dia melihat para cewek sedang asik berjongkok berdiri mencari spot yang bagus untuk berfoto.
"gatau malu tiba tiba masuk lo"sinis Messa
"baik kan gue, ajak kalian kesini"
"y makasih"
mereka sudak duduk di kursi yang tersedia itu namun Dikta tidak pernah luput memandang Nava dari arah duduk nya, sempat tatapan mereka beradu satu sama lain namun Nava segera mengalihkan nya.
"ayo mau nyanyi apa?"ucap Adiana yang akhirnya membuat Dikta memutuskan tatapan nya dan fokus mencari lagu
"mau siapa nih, yang nyanyi?"tanya Ireni membenarkan duduk nya
"Nava tuh cobain"tunjuk Adiana membuat yang lain melihat ke arah Nava yang sedang asik minum boba, Nava sendiri langsung hampir tersedak atas ucapan Adiana
"ga bisa, kalian aja deh"Nava dengan meminum boba
"ayo lah, sekali aja Nav"bujuk Gio
"tau tuh"
"gamau, gabisa gue" kekeuh Nava
"ayo plis" ucap Messa dengan wajah memelas
"ga, yang lain dulu aja "
"kenapa gamau sih"kesal Irani
"lagi nikmatin boba"jawab Nava melihat pada minumanya, tidak sadar bahwa ada sepasang mata yang memerhatikan dan menahan senyum karna lucu bagi nya.
dah berakhir yang nyanyi duluan adalah Gio dan Messa sementara, yang lain nya hanya memerhatikan dengan memainkan alat musik yang ada di sana seperti kecrekan.
"keren keren"puji Bintang
"boleh lah boleh"ucap Gio sambil mengkibaskan tangan seraya membenarkan posisi duduk nya
"ayo giliran Nava nih"ucap Messa menyodorkan mic pada Nava yang membuat Nava gugup
"ngapain, gamau "tolak Nava menghindari mic dari Messa
"ayolah Nav sekali aja" Bintang dengah wajah memelas
"aku ga sebisa itu, cuman penyanyi modal kamar mandi aja nanti kalian mau muntah denger nya "jawab Nava
"halah, merendah untuk meroket kan lo"saut Gio
"diem lu Gi, gausah ngomong"kesal Nava
"nyanyi satu lagu, ini permohonan kita"ucap Azkeano menghela nafas pelan
"gabisa, meni maksa ya kalian teh"
"ayo gue temenin"tiba tiba Dikta mengambi mic dari tangan Gio membuat yang lain menyoraki nya, Nava yang mendengar itu sontak menoleh pada Dikta dengan gerak gerik gugup
"adu, adu ayo atu mulai" heboh Putri
"mau lagu apa?"tanya Dikta dengan nada yang pelan
"g--gatau" Nava hanya bisa menetralkan kegugupan nya itu, sementara Dikta mulai mencari lagu
Dikta mencari lagu yang cocok untuk mereka duet, setelah dapat dia melihat pada Nava memastikan apakah dia bisa menyanyi lagu bareng dengan nya.Dan Nava hanya mengangguk kikuk sedikit gugup bukan sedikit tapi sangat memang gugup asal kalian tau.
"hore......come on, come on bro"heboh Gio
Messa memberikan mic pada Nava dan mau tak mau Nava harus mengambil nya, dengan perasaan ragu Nava melihat pada mic yang di pegang apakah akan bisa duet bersama Dikta, bukan tidak percaya dengan kemampuan nya namun dia sedikit gugup saat ini, pertama kali dia bernyanyi di hadapan teman teman yang biasa nya Nava tunjukan hanya pada keluarga saja atau tidak dengan Zevan.