Sequel Terpaksa Menikahi Tuan Posesif
IG : @nafasal8
Season 1
Damian harus merasakan kekecewaan yang mendalam, karena sang tunangan diam-diam berselingkuh darinya. Ia terpaksa harus memutuskan pertunangannya secara sepihak.
Jebakan yang direncanakan oleh Arra, ternyata menjadi pertemuan pertama untuk Damian dan Sarah. Lantas bagaimana cara Damian untuk menaklukkan hati Sarah.
Bagaimana perjuangan Damian untuk mendapatkan hati sang pujaan hati, berhasilkah atau Sarah malah berbalik arah dari Damian?
Season 2
Rencana konyol Davian untuk menjadikan Linanda sebagai kekasih settingan ternyata berujung pada keputusan Oma yang ingin menikahkan mereka dalam waktu dekat.
Bagaimana kisah Davian dan Lin dalam menghadapi rencana Oma? Apakah mereka akan bersatu dalam ikatan suci? Atau mengungkap semua dan mengaku pada keluarga besar mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nafasal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 27. Membuka Hati
Mereka berdua berjalan menuju rumah utama, beberapa asisten rumah tangga sudah berdiri di depan pintu untuk menyambut kedatangan Damian dan Sarah.
"Selamat malam Tuan Damian, Nyonya dan Tuan sudah menunggu di ruang makan rumah utama Tuan." Sapa ramah para Asisten Rumah tangga tersebut.
Damian menghentikan langkahnya tepat di hadapan para Asisten Rumah Tangganya.
"Ini Nona Sarah, dia adalah calon istriku. Jadi perlakukan dia sebaik mungkin, mengerti!"
"Mengerti Tuan!" ucap mereka serempak sambil membungkukkan badan mereka.
Sarah merasa tak enak hati, ia mengulas senyum dan membungkukkan badannya memberi hormat kepada para Asisten Rumah Tangga tersebut.
🍁🍁🍁
Sebuah ruangan yang luasnya bahkan mungkin melebihi luas keseluruhan rumah gadis itu sukses membuatnya berdecak kagum, interior dengan gaya modern dan furniture yang keseluruhan adalah barang mewah membuatnya harus berulang kali menelan saliva nya.
Dia benar-benar orang yang sangat kaya, rumahnya saja seperti istana. Kenapa aku semakin merasa tak sebanding ya, dan bagaimana dengan keluarga nya? Bagaimana jika keluarga Tuan Damian tidak menerimaku.
Batin Sarah kembali bergejolak, bayangan tentang sebuah keluarga kaya yang sangat arogan dan kejam tiba-tiba muncul di kepalanya. Gadis itu segera menggeleng kepalanya singkat.
"Sarah, apa kamu baik-baik saja?" tanya Damian yang melihat gelagat aneh Sarah.
Sarah tersenyum tipis, ia tampak malu karena sikap konyolnya tertangkap oleh pria yang masih terus menggandeng tangannya itu.
"Oh, iya aku baik-baik saja Tu--." Sarah menghentikan kalimatnya, ia tak mau berdebat dengan salah memanggil Tuan Muda itu.
Sebuah senyuman yang sangat menawan tersemat di bibir pria tampan itu, Sarah tersipu. Ia segera mengalihkan pandangannya untuk menghindari kontak mata dengan Damian.
🍁🍁🍁
Sepanjang perjalanan yang melewati beberapa ruangan itu, tak henti membuat Sarah mengagumi setiap detail hal baru yang ia temui. Sampai akhirnya mereka sampai di ruang makan dimana Mama Erina, Papa Arga dan Daisy sudah menunggu di sana.
Degup jantung Sarah berdetak lebih cepat tatkala melihat seorang wanita cantik yang umurnya seperti seumuran dengan ibunya itu berdiri dengan senyum merekah dan menyambutnya dengan hangat.
"Selamat malam sayang," sapa Mama Erina yang disambut Damian dengan ciuman di punggung tangannya lalu beralih pada sebuah kecupan di pipi kiri dan kanan.
Mama Erina sesaat memandang wajah calon menantunya itu, raut wajahnya tampak berbinar senang. Sarah meraih tangan Mama Erina dan mencium punggung tangannya.
"Siapa namamu sayang? Kamu cantik sekali," puji Mama Erina sembari memeluk Sarah lalu memberikan kecupan di pipi kanan dan kiri gadis itu.
Sarah tampak canggung dengan perlakuan wanita yang masih terlihat sangat cantik di usianya.
"Saya Sarah Nyonya," jawabnya dengan suara malu-malu.
"Ish ... jangan panggil Nyonya, panggil saja Mama ya. Biar lebih akrab." Mama Erina melingkarkan tangannya di bahu Sarah, lalu menuntunnya ke meja makan dan memberi salam terlebih dahulu ke Papa Arga.
Papa Arga mengulum senyum, Daisy yang duduk tak jauh dari sang Papa juga segera mengulurkan tangan kepada calon iparnya tersebut.
"Sarah ... nama yang bagus, aku Daisy ... saudara kembar Damian," ucap Daisy sambil menyeringai.
Sarah mengerutkan kening.
"Tunggu, jangan bilang Damian tidak cerita apa-apa tentang saudara kembarnya yang paling cantik ini!" tukas Daisy sambil mendelik ke arah Damian.
Sarah hanya menggelengkan kepala pelan seraya tersenyum manis ke arah Daisy.
"Benar-benar kamu ya Dam ...." desis Daisy.
"Ini juga sudah kenalan kan, cerewet sekali sih kamu," hardik Damian.
"Sudah-sudah, ayo sekarang kita makan dulu. Nanti ada sesi kenalan dengan calon menantu Mama ini!" tandas Mama Erina dengan senyum yang tersemat di wajah cantiknya.
"Sarah, jangan sungkan ya. Anggap saja ini rumah kamu sendiri," imbuh Mama Erina.
"Terimakasih Ma," ucapnya lirih.
Damian tersenyum penuh arti, ada perasaan lega menyusup di hatinya.
🍁🍁🍁
"Malam semuanya," sapa Davian yang baru saja datang dari seminar di luar kota. Ia menghampiri Mama dan Papa nya, lalu mencium punggung tangan kedua orang tuanya secara bergantian. Pandangannya terkunci pada sosok gadis asing yang tak pernah ia temui sebelum nya.
Sarah melihat sejenak ke arah Davian, pandangan mata mereka beradu. Davian sesaat mengamati gadis yang tengah duduk di sebelah Damian itu, seperti aligator yang sedang memindai mangsanya. Pandangannya terlihat biasa. Namun, sukses membuat Sarah tak nyaman.
Davian memiliki kelebihan dari kedua saudara kembarnya, ia mempunyai insting yang kuat terhadap seseorang. Ia bisa melihat seseorang itu tengah berbohong atau berkata jujur hanya dengan melihat raut wajahnya saja.
"Dav ....!" Suara Damian mengalihkan pandangan Davian, saudara kembarnya itu -- kini tengah mendelik menatap nya. Namun, Davian hanya tersenyum tipis.
"Sayang, cepat mandi sana. Kita makan malam bersama," ucap Mama Erina mengakhiri perseturuan yang akan terjadi antara kedua putra nya itu.
"Aku sudah makan ma, aku ke kamar dulu," sahut Davian seraya mencium pipi sang Mama. Lalu beralih menatap Damian.
"Oh ya, kali ini pilihanmu tepat Dam," desis Davian sebelum berjalan menuju kamarnya.
Damian dan Daisy saling pandang, mereka melempar senyum satu sama lain. Seolah mengerti apa maksud dari saudara kembarnya itu.
🍁🍁🍁
Makan malam telah selesai, sepanjang acara makan malam tadi tak lepas dari obrolan ringan dan selingan canda yang di lontarkan Daisy kepada Damian -- yang membuat makan malam semakin menyenangkan. Sarah seolah larut dalam kehangatan keluarga Hutama tersebut, ia tidak merasa asing. Ia bahkan merasa sangat di hargai di tengah-tengah keluarga Taipan kaya itu.
"Dam, ada yang ingin Papa bicarakan. Kita ke ruang kerjamu sebentar!" ajak Papa yang di iyakan oleh Damian.
"Aku tinggal sebentar ya, kamu bisa ngobrol sama Mama dan Daisy." Damian menepuk pelan pundak Sarah seraya bangkit dari tempat duduknya.
Sarah hanya mengangguk pelan sambil mengulas senyum.
Damian berjalan mengekor di belakang Papa Arga, sedangkan Mama Erina memilih mengajak Sarah ke ruang santai yang berada tak jauh dengan ruang makan.
🍁🍁🍁
Papa Arga memilih duduk di sofa sambil menyandarkan punggungnya, raut wajahnya tampak serius sambil menatap ke sembarang arah.
"Ada masalah apa Pa?" tanya Damian seraya mendaratkan tubuhnya di sofa.
Papa Arga terlihat menghela napas berat, guratan wajahnya menunjukkan bahwa sedang ada masalah yang tengah dipikirkannya.
"Pak Sam kemarin memberi laporan, ternyata Tony adalah bos mafia yang paling disegani dan di takuti. Dan kamu tahu sekarang dia sedang memata-matai keluarga kita. Masalah Arra sudah membuatnya murka, dia tak terima dan akan membalas dendam kepada keluarga kita." Papa Arga menatap Damian dengan pandangan kuyu.
Damian tampak tercenung, ia mengambil napas dalam-dalam dan menghembuskan nya secara perlahan.
"Tuan Tony!" Damian mengepal tangannya, ia terlihat begitu geram dengan mantan calon mertuanya itu.
"Kamu tenang saja, Pak Sam sudah mengerahkan seluruh bodyguard membentuk pertahanan untuk melindungi keluarga kita." Papa Arga menjeda kalimat nya, seolah memikirkan sesuatu.
"Sarah! Dia yang Papa takutkan akan menjadi korban dalam aksi balas dendam Tony kali ini." terang Papa Arga yang sukses membuat Damian terperanjat kaget.
"Apa?"
"Sebelumnya kamu adalah aset bagi Tuan Tony, pernikahan mu dengan Arra juga merupakan rencana yang sudah lama disiapkan olehnya. Tapi semua tak berjalan sesuai rencananya. Dan sepertinya Sarah sudah menjadi incaran empuk bagi Tony, dia tak berani menyentuh keluarga kita karena dia tahu bagaimana eksistensi Pak Sam yang masih setia dengan kita. Tapi gadis yang kamu sukai, akan menjadi kelemahan mu dan itu dijadikan senjata untuk nya."
"Papa sudah tahu latar belakang keluarga Sarah?" Damian tampak mengerutkan kening.
"Tentu saja, Papa yang memberikanmu deadline. Papa tak ingin kamu memilih sembarang gadis untuk kamu jadikan istrimu."
"Jadi, Papa selama ini mengawasi ku?" desis Damian dengan raut wajah tak terima.
"Iya," ucap Papa Arga dengan wajah menyeringai.
"Kamu mengingatkan masa muda Papa, perjuangan untuk mendapatkan Mama mu. Sungguh Papa seperti mengalami Flashback, saat mendengar semua cerita tentang perjuangan mu kepada Sarah. Tapi meskipun begitu, tetap Mama mu lah yang terbaik." Raut wajah Papa Arga yang awalnya tampak serius kini terlihat lebih santai. Kepingan masa lalu yang begitu indah untuk dikenang, mampu mencairkan perasaannya yang sedang kalut.
Damian tersenyum seraya berkata, "Aku belajar dari Papa, aku ingin memiliki istri sehebat Mama dan cinta yang tak pernah pudar seperti cinta Mama dan Papa."
Papa Arga tersenyum penuh arti.
"Kejarlah yang patut kamu kejar, jaga Sarah baik-baik -- seperti Papa menjaga Mama mu dulu sampai detik ini." Nasihat Papa Arga yang sangat mengena di hati Damian.
Kini ia semakin yakin dengan pilihan hatinya, Papa nya sudah memberi lampu hijau untuk nya.
"Terimakasih Pa," ucapnya dengan wajah berbinar senang.
"Kamu tahu kan sekarang apa yang harus kamu lakukan untuk Sarah, jangan biarkan Tony menyakitinya dan keluarganya. Jangan biarkan ambisi balas dendam Tony tercapai, lakukan yang terbaik yang bisa kamu lakukan. Dan yang perlu kita lakukan saat ini adalah menjaga semua yang kita miliki agar tak sampai tersentuh oleh niat jahat orang lain."
"Baik Pa, aku mengerti. Sekarang aku permisi dulu Pa, aku akan mengantar Sarah pulang dan memulai rencana ku."
"Baiklah, hati-hati dijalan," pesan Papa Arga.
🍁🍁🍁
Damian dan Sarah sudah berada dalam perjalanan menuju ke rumah Sarah. Keheningan sempat tercipta selama perjalanan. Sampai akhirnya Sarah terpaksa bertanya kepada Damian, karena arah rumah Sarah sepertinya bukan jalan yang di lewati Damian saat ini.
"Ini bukan arah rumahku, Tuan!" Gadis itu tampak mengernyitkan kening nya.
Damian menyalakan sen kanan dan segera memutar kemudinya pada sebuah gang besar, lalu berhenti tepat di sebuah rumah sederhana. Sarah kembali dibuat heran, kenapa mereka berhenti didepan rumah orang.
"Kenapa kita berhenti disini?" tanya Sarah dengan raut wajah penasaran.
Damian terdiam sejenak, pria itu melepaskan seatbelt nya dan memutar tubuhnya agar bisa melihat Sarah dengan jelas.
"Dulu ini adalah rumah orang tua Mama, rumah eyang dan uti ku," ungkap Damian. Sarah tampak tercenung sambil menatap rumah tersebut.
Damian menghela napas panjang.
"Apa kamu masih meragukan ku sekarang?"
"A-aku ... Aku tak tahu," ucap Sarah ragu-ragu. Ia menjeda kalimat nya, seolah memikirkan kata-kata yang tepat untuk disampaikan kepada Damian.
"Kenapa Tuan memilihku? Bukankah Tuan seorang yang kaya raya. Tuan punya segalanya, bahkan untuk urusan calon istri aku rasa Tuan pasti tak kesulitan mencari yang sepadan dengan Tuan."
"Apa menyukaimu harus ada alasan khusus?" Alis Damian tampak bertaut.
"Tidak ... tentu saja tidak, hanya saja itu terasa aneh bagiku. Bagaimana bisa seorang Tuan Muda bisa menyukai gadis biasa seperti ku."
Damian tersenyum, ia meraih jemari Sarah.
"Entahlah, aku juga tak tahu kenapa aku bisa menyukai mu. Mungkin karena keras kepalamu atau karena kepolosan mu, aku juga tak tahu pasti kenapa aku sangat menyukaimu."
Sarah tersipu, ada perasaan nyaman dan hangat yang menyusup di hatinya.
"Mama dulu adalah seorang gadis biasa jika menurut pendapat orang lain, tapi di mata Papa. Mama adalah seorang gadis yang sangat luar biasa. Mungkin seperti itulah perasaanku padamu, aku belajar banyak hal dari ketulusan cinta Mama dan Papa. Dan sekarang aku ingin memiliki cinta yang sama seperti mereka. Cinta yang tak mengenal kasta, cinta tulus yang lahir dari dalam hati. Dan kini, aku sudah menemukan gadis itu, gadis yang tak akan ku lepaskan seumur hidupku. Gadis yang akan selalu menemani hari-hariku, saling mencinta sampai kita menua. Dan itu akan segera akan aku wujudkan denganmu."
Ucapan Damian ternyata sudah menyentuh hati Sarah, tak terasa cairan bening tampak menetes di kedua bola matanya. Gadis itu tak pernah menyangka, bahwa ada seorang pria yang begitu menyukai nya dan berharap untuk menjadikannya istrinya. Keraguan yang sempat mengendap di hatinya, perlahan mulai terkikis dan menyisakan rasa bahagia yang tak terkira.
Damian segera menyeka air mata gadis itu dengan ibu jarinya.
"Kenapa kamu menangis? Apa itu artinya kamu sudah tak meragukanku lagi?"
Sarah hanya menganggukkan kepalanya perlahan, Damian yang merasa sangat senang segera merentangkan tangannya dan hendak memeluk Sarah. Namun, gadis itu segera menyilang kan kedua tangannya di dada guna untuk benteng pertahanan dirinya.
"Maaf, aku terlalu senang," ucap Damian dengan sedikit canggung.
"Kita pelan-pelan saja, aku akan menjadi guru cinta terbaik untukmu," goda Damian yang sukses membuat Sarah kembali tersipu malu.
Bersambung ...
.
.
Mampir juga ke karya kakak Online author yang dijamin bikin nagih baca karya nya. Super keren sekali😍😍