Aku begitu mengharapkanmu setelah kau merusakku. Kau yang lari dari tanggungjawab hanya demi reputasimu! Kau juga yang telah menyiksaku dengan meninggalkan benih ini! Dan sekarang kau kembali setelah aku begitu benci? Lalu kenapa kau kembali setelah aku ingin membuka hati untuk orang lain? Kenapa kau kembali dengan caramu yang membuatku bimbang atas semua kehidupan yang aku alami selama ini? Aku harus bagaimana? Kenapa hati ini begitu berat untuk membencimu. Apakah aku mencintaimu atau mencintainya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagita chn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Takan aku biarkan!
Finn sudah sampai di apartemen mewahnya. Setelah membersihkan diri ia keluar untuk menghirup udara segar dibalik balkon apartemennya itu. Pesawat yang melintas mengudara mengingatkannya pada kepergian Jordan hari ini.
Maafkan aku Jordan, setelah ini aku pastikan semuanya akan baik-baik saja. Aku tahu aku salah, tapi membiarkan Tuan Muda menikah dengan wanita itu adalah hal yang paling membuatku bersalah nantinya. Entah setelah ini berhasil atau tidak, tapi sepertinya Tuan Muda memang menyukai Zeline.
Sebenarnya ini juga membuatku sakit saat melihatnya bingung.
Setelah menyeruput minumnya Finn pun masuk kembali kedalam apartemennya, ia juga ingin menenangkan dirinya didalam kamar.
Setelah ini aku akan terima hukuman apapun yang menimpaku, asalkan Tuan Muda tidak jadi menikah dengannya.
Bukan karena ia tak mampu mencari tahu siapa dalang dibalik semua ini, melainkan ini memang ulahnya sendiri. Ya dia tahu dia telah berkhianat kepada Aldigar, ia menyadari itu, tapi semua ini ia lakukan karena rasa sayangnya kepada Aldigar melebihi kepada dirinya sendiri, tak pantas seorang Jeny mendapatkan lelaki sebaik Aldigar. Ini yang membuatnya berbuat demikian, tapi semoga saja kau tak menyesalinya nanti Finn.
Finn juga selalu berharap akan ada keindahan atau kabar baik di keesokan harinya. Kini mereka semua mencoba tidur menghabiskan hari ini yang penuh dengan drama.
* Waktu terus berputar.
Entah bisa tidur nyenyak atau tidak mereka semalam, yang jelas mentari sudah datang menyapa pagi.
Zeline sudah rapi, ia tinggal menunggu Finn yang sebentar lagi datang menjemputnya. Sambil menunggu ia pun berniatan untuk membuat sarapan untuknya dan Finn sekalian.
Tak lama Finn akhirnya datang juga menjemput. Ia pun segera berpamitan pada ibunya dan bergegas masuk kedalam mobil.
"Pak Finn, Anda sudah sarapan?" Tanyanya setelah selesai memasang seatbelt.
"Belum, apa mau beli sarapan? Bagaimana dirimu sekarang? Apa masih sering mual-mual?"
"Terkadang masih Pak Finn. Tapi aku bawakan ini untuk Anda. Anda mau? Aku yang buat sendiri tadi."
"Wahhh, apa itu?"
"Roti bakar, dengan toping lengkap pokoknya. Anda pasti suka."
"Kau sengaja bikin juga untukku?"
"Iyaa, sambil menunggu Anda tadi." Jawab Zeline dengan polosnya sambil tersenyum. Ia memang wanita yang sangat perhatian, begitulah menurut Finn.
Dipertengahan perjalanan Finn pun memilih untuk membeli susu hangat dan Coffee untuknya menemaninya sarapan. Sepertinya mengandung anak Aldigar pun menjadikan Zeline harus berselera dengan makanan barat seperti sarapan roti di pagi hari dan memakan menu-manu aneh yang bahkan ia tidak suka sebelumnya.
Setelah sampai dikantor mereka langsung bersiap-siap untuk bekerja. Sementara Aldigar belum datang apalagi menunjukkan batang hidungnya. Finn juga belum mendapatkan kabar apapun darinya sejak semalam. Ini membuatnya bertanya-tanya sebenarnya.
*
*
Sementara suasana dirumah mewah itu masih sedikit menegang antara kedua orang ini sekarang.
"Kamu mau kemana Aldigar?" Sengit sang Mama, yang melihatnya sudah rapi mengenakan baju kantornya. Namun ia masih menggunakan intonasi rendah.
"Aldigar mau ke kantor Ma. Mau kemana lagi,"
"Mau ke kantor?!"
Sudah aku bilang hari ini ia fitting baju tapi dengan seenaknya dia mau ke kantor? Pasti ingin bertemu dengan sekretaris itu kan!
"Mau ke kantor atau mau ketemu dengan wanita itu? Bukankah sudah Mama bilang hari ini kau fitting baju! Ayo ganti bajumu, lalu jemput Jeny, Mama akan menyusul kalian nanti." Bisiknya menegaskan.
"Ma, tapi itukan nanti bisa siangan."
Mendengar Aldigar yang menggampangkan semua itu membuat mama Arlin semakin geram. Ia sengaja melantangkan suara agar Papa Hans mendengarnya walau ia berada di dalam kamarnya sekarang.
"Aldigar! Kau ini akan menikah? Persiapkan dengan baik pernikahanmu. Jemput Jeny ajak dia makan siang dan fitting baju!"
Benar saja, mendengar istrinya yang berbicara keras-keras dipagi hari membuat Papa Hans segera keluar kamar. Hari ini ia juga akan belajar berjalan lagi, jadi sekalian berjemur di terik matahari yang dapat menghangatkan tubuh kalau jam segini.
"Ada apa Ma?"
"Ini anak kamu. Menggampangkan semuanya! Dia pikir pernikahan main-main Pa? Dia fitting baju hari ini tapi dia malah mau ke kantor. Seharusnya dia jemput Jeny dan ajak dia makan siang, lalu fitting baju."
"Tak usah ke kantor hari ini Aldigar, persiapkan pernikahanmu dengan baik. Jangan mengecewakan Papa!" Lanjut sang Papa menegaskan pula.
Aldigar kehabisan kata-kata. Sebenarnya ia juga sedang mengkhawatirkan Zeline. la langsung saja mengirim pesan pada Finn yang sudah berada di kantornya.
"Hari ini aku ada urusan Finn, kamu urus kantor dan jaga Zeline." pesannya. Beruntung Finn sedang memegang ponselnya, tentu ia langsung membaca pesan itu.
Tumben sekali Tuan Muda. Biasanya ia tak pernah berpesan seperti ini sebelumnya.
"Siap Tuan Muda," Melihat balasan Finn yang cepat membuatnya lega. Tapi sekarang ia ingin mengobrol dengan Mamanya lagi mumpung sang ayah keluar dan berjemur dibalkon bersama perawat pribadinya itu.
"Ma, setelah ini Aldigar tidak ingin mendengar Mama melakukan apapun pada Zeline. Aldigar akan sangat marah Ma."
"Mama tidak akan melakukan apapun padanya, asalkan kau tetap menikah dengan Jeny! Dan turuti apapun yang mama katakan Aldigar. Dan kau sebaliknya jangan membuat Mama marah!"
"Baik, Aldigar akan tetap menikahi Jeny. Tapi mungkin dengan Zeline juga Ma,"
"Apa???" Tentu terkejut Mama Arlin mendengar itu.
"Jangan ngaco Aldigar!"
"Ini adil kan Ma? Mama jangan berani menyentuh Zeline, apalagi sampai mengerahkan anak buah Papa untuk melakukan sesuatu padanya. Aldigar tidak akan terima itu Ma." Pesan Aldigar sembari masuk ke kamarnya kembali untuk mengganti pakaiannya. Ia sangat tahu mamanya tidak terima akan semua ini dan ia juga bisa melakukan apapun pada Zeline.
Sempat-sempatnya dia membahas wanita itu lagi. Dia mengancam ibunya sendiri sekarang? Bahkan ia sangat membelanya seperti tadi? Lancang sekali! Ini tidak boleh dibiarin.
Ia juga pasti mendekati Aldigar karena uang kan? Sekretaris itu benar-benar keterlaluan, takan aku biarkan kau berada disamping Aldigar, Zeline!
ada aldigar biar dia mengakui KLO dia yg menghamili
lanjut KA