HAPPY READING ~
Novel ini menceritakan tentang, lima saudara kembar cewek yang barbar, kompak, dan gak ada takut-takutnya! Ayesha, Aresha, Abila, Aurora, dan Arumi bukan cuma bikin heboh sekolah, tapi juga satu Cianjur! Dari nyolong mangga kepala sekolah, bolos ke Puncak, sampai ketahuan guru BK dan dihukum Babehnya, hidup mereka gak pernah sepi drama.
Tapi di balik kelakuan mereka yang selalu bikin geleng-geleng kepala, ada kisah persahabatan, keluarga, dan kenakalan khas remaja yang bikin ngakak sekaligus haru.
Siap ikut keseruan Mojang Cianjur dalam petualangan gokil mereka? Jangan lupa baca dan kasih vote!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuli Yanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26: Kehidupan Baru di Kampus
Perpisahan sudah terjadi, dan sekarang lima kembar resmi memulai kehidupan barunya di tempat masing-masing.
Tapi satu hal yang tidak mereka duga…
Ternyata adaptasi di tempat baru tidak segampang yang mereka kira.
---
Ayesha: Si Calon Konten Kreator yang Sering Lupa Diri
Di Universitas Indonesia (UI), Ayesha sudah siap untuk menaklukkan dunia komunikasi dan digital marketing.
Tapi ada satu masalah.
"Anjir… kenapa tugas kuliah banyak banget?! Gue kira kuliah itu lebih santai dari SMA!"
Di hari pertama, dia sudah dikejar deadline tugas infografis.
Sementara itu, di waktu luangnya, dia mulai aktif bikin konten TikTok dan YouTube tentang kehidupan mahasiswa UI.
Kontennya langsung viral!
Tapi… gara-gara terlalu fokus bikin konten, Ayesha sampai lupa ada kuis dadakan!
"YA ALLAH, NILAI GUE KOK 50?! MATI GUE KALO BABEH TAU!"
Sekarang dia harus cari cara biar bisa seimbang antara kuliah dan dunia digital.
---
Abila: Si Calon Hakim yang Kaget dengan Dunia Hukum
Di UI juga, Abila sibuk dengan jurusan hukumnya.
Di kelas pertama, dosennya langsung ngomong sesuatu yang bikin dia shock.
"Di dunia hukum, orang yang salah bisa menang kalau pintar bicara. Dan orang benar bisa kalah kalau nggak ngerti hukum."
Abila langsung merinding.
Dia sadar kalau dunia ini tidak seadil yang dia kira.
Tapi itu justru membuat dia makin termotivasi.
"Gue bakal belajar sekeras mungkin. Gue nggak mau hukum jadi alat buat nindas orang orang kecil!"
---
Aresha: Si Programmer & Psikolog yang Harus Bertahan di Jogja
Di UGM, Yogyakarta, Aresha yang terbiasa hidup rame mendadak kesepian.
Dia juga harus bagi fokus antara dua jurusan. Psikologi dan Teknik Informatika.
Masalah pertama muncul saat kelas pertama Psikologi.
"Baik, hari ini kita bahas teori Freud tentang alam bawah sadar. Menurut kalian, kenapa seseorang bisa punya trauma masa kecil?"
Aresha langsung teringat keluarganya.
Teringat saat mereka kecil, Umi dan Babeh lebih banyak memperhatikan kakak mereka.
Teringat saat mereka sering dimarahin bareng.
Dan tiba-tiba, dia sadar sesuatu…
"Anjir… jangan-jangan gue sendiri juga punya trauma yang gue nggak sadari?"
Sementara itu, di kelas Teknik Informatika, dia langsung pusing sama coding.
"INI TULISAN APA SIH?! KENAPA ADA KURUNG-KURUNG ANEH?!
Dia mulai bertanya-tanya…
"Bisa nggak sih gue ngelaluin ini semua?"
---
Aurora: Si Calon Polwan yang Harus Disiplin
Di Akpol, Semarang, Aurora harus menghadapi kehidupan yang jauh lebih keras dari yang dia bayangkan.
Hari pertama udah dihajar sama jadwal fisik brutal.
Pukul 4 pagi: Bangun tidur & olahraga 5 km.
Pukul 6 pagi: Latihan bela diri.
Pukul 8 pagi: Kelas teori kepolisian.
Pukul 10 pagi: Latihan menembak.
"GILA! INI BUKAN KULIAH, INI MILITER!"
Tapi di sisi lain, dia mulai sadar sesuatu…
"Gue dulu paling suka ngerjain orang. Tapi sekarang gue yang dikerjain sama senior. Karma itu nyata, jirr."
Tapi satu hal yang membuat dia bertahan. Dia suka tantangan.
"Oke, kalau mereka mau lihat gue jatuh, gue bakal buktiin gue bisa lebih kuat!"
---
Arumi: Si Guru yang Mulai Belajar Sabar
Di UPI, Bandung, Arumi mulai belajar dunia pendidikan.
Tapi baru masuk, dia langsung ngalamin salah satu ujian terberat.
Dia harus ngajar anak TK sebagai bagian dari mata kuliah.
Di hari pertama ngajar…
Ada anak nangis.
Ada anak lari-lari.
Ada yang tiba-tiba pipis di pojokan.
"YA ALLAH, GUE KOK BERASA JADI BABY SITTER?!"
Dia mulai sadar, jadi guru itu tidak gampang.
"Ternyata bikin anak kecil nurut itu lebih susah daripada nge-prank orang."
Tapi… semakin lama dia di sana, semakin dia mulai jatuh cinta sama dunia pendidikan.
"Mungkin… ini memang jalan hidup gue."
---
Lima kembar sekarang berada di dunia masing-masing.
Mereka menghadapi tantangan, kesepian, dan ketakutan baru.
Mereka nggak bisa saling ketemu setiap hari.
Tapi ada satu hal yang nggak berubah:
Mereka masih tetap Mojang Cianjur.
Mereka masih tetap saudara.
Dan mereka berjanji satu hal:
"Kita boleh pisah tempat. Tapi kita harus sukses bareng, demi Babeh, Umi, dan masa depan kita."