Marda menikahi Pendi setelah satu tahun pacaran, namun satu tahun menikah dia mendapatkan teror yang sangat mengerikan sekali. setiap malam di dalam mimpi nya selalu di temui seorang wanita bergaun pengantin penuh darah sembari membawa gergaji mesin, seolah pengantin itu ingin membunuh Marda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Siksaan Madi
Rasa nya kalau bisa maka saat ini juga Pendi dan yang lain mau kabur kemana pun asal bisa menjauh dari yang nama nya Purnama, biar saja Madi yang masih sok berani hanya karena punya peninggalan keris kecil dari Eyang nya, gara gara keris itu dia sangat sok mai melawan Purnama atau pun yang lain nya juga.
Ardi yang paling menyesal karena tidak mendengarkan apa yang Jovan katakan sebelum nya, sebab dia sama sekali tidak menduga bahwa manusia yang bernama Purnama ini adalah siluman ular yang sangat menakutkan sekali bentuk nya. di kira memang manusia dan punya kemampuan tinggi, tapi nyata nya dia adalah ular yang paling mematikan.
Bukan cuma satu pula ular yang mereka hadapi ini, ada tiga ular dan mereka semua nampak bengis. walau tidak tau pasti, namun Pendi dan kawan kawan sudah menduga bahwa Purnama adalah pimpinan nya di sini, terbukti dia punya mahkota yang sangat indah di atas kepala nya.
Niat hati datang untuk meminta tolong dan berkata jujur bahwa sebenar nya mereka sudah membunuh dan memperkosa seorang gadis, tapi nyata nya sambutan ini malah sangat luar biasa. Jovan pertama datang masih di suruh masuk kedalam rumah, sebab saat itu yang menyambut kedatangan nya adalah Zidan suami Purnama.
Sedangkan tadi yang menyambut mereka langsung Arka di awasi oleh Jalak dan Samuel, walau Arka akan membunuh nya langsung tidak mungkin juga dua member ini akan mencegah nya. sebab mereka tau Arka tidak akan bersikap begitu apa bila pada orang yang baik dan benar, apa lagi mereka juga tau bahwa Arka bisa membaca pikiran.
"Kita harus pergi dari sini sekarang, Van!" Ardi pucat sudah sangking takut nya.
"Mau pergi kemana, kita bahkan tidak tau tempat ini." Pendi juga ketakutan.
"Dari pada kita cuma menunggu di habisi dia, memang lebih baik kita kabur saja!" Jovan setuju dengan Ardi untuk pergi dari sini.
"Biar Madi yang menghadapi para siluman ini, aku tidak mau mati di tangan nya!" Ardi siap akan kabur karena dia tidak tau bahwa ini adalah lembah kematian.
"Kau juga kenapa tidak bilang kalau dia itu setan, Van!" Pendi sampai lemas kaki nya mau berjalan pergi.
"Mana aku tau! saat aku datang dia itu manusia, bahkan suami nya berdandan layak nya ustad." sahut Jovan.
"Cepat kita pergi, biar lah Madi yang mengurus nya!" Ardi sudah kabur duluan karena takut sekali pada Purnama dan yang lain.
"Gila, ini sungguh gila! benar apa yang Marto katakan, dia bukan lah manusia." Pendi juga kabur dari hadapan Purnama.
Arya tau bahwa tiga orang sudah melarikan diri dari hadapan nya, namun dia santai saja karena orang orang itu tidak akan mungkin pergi jauh dari sini. kalau pun kabur maka akan kembali lagi, sebab ini adalah lembah kematian dan dalam kekuasaan nya Purnama saja, sehingga sudah tau semua seluk beluk nya.
"Pergi lah kejar dia, biar yang satu ini ku urus." suruh Purnama pada Jalak.
"Mau di bunuh tuntas atau seperti biasa?" tanya Jalak untuk memastikan dulu agar tidak ada kesalahan.
"Seperti biasa saja, yang akan membunuh mereka nanti adalah gadis itu sendiri." jawab Purnama.
"Oke, aku sudah lama tidak bersenang senang ini." Jalak penuh semangat.
Cuma mengurus para manusia yang besar di nafsu ini bukan lah masalah besar untuk Jalak, malah dia sangat senang karena dapat menangani nya. untung tadi dia yang ready, bila yang lain maka Jalak tak akan dapat bagian, ini karena Jeno dan Aksara belum kembali.
"Enyah lah kau siluman keparat!" Madi mengacungkan keris nya.
"Itu apa? untuk congkel gigi kah!" Purnama mendekati nya.
"Sombong sekali lagak mu, kau akan mati terpanggang oleh keris ku!" bentak Madi yakin sekali.
"Benar kah, apa api nya akan begini?" Purnama mengeluarkan api dari ujung kepala hingga ekor nya.
"HAH!"
Madi kembali tidak percaya dengan apa yang sudah ia lihat barusan, tubuh Purnama mengeluarkan api yang sangat panas membara hingga siapa pun yang mendekati nya akan mati terpanggang. baru saja Madi berpikir demikian, ekor Purnama sudah membelit tubuh nya hingga tubuh Madi pun terkena api panas ini.
"AAAAHKKKK, LEPASKAN AKU!" Madi berteriak keras karena kepanasan.
"Bukan kah wanita itu juga berteriak demikian?" tanya Purnama membawa Madi jalan jalan dengan ekor nya.
"TOLOOOOONG!" Madi berusaha mencucuk ekor Purnama dengan keris nya.
"Sudah lah, jangan terlalu permalukan dirimu hanya karena keris itu saja!" Purnama tertawa puas melihat nya.
Claaak, Claaak.
Keris itu sama sekali tidak mau menghujam kedalam ekor, seolah ekor nya Purnama ini sangat keras sehingga tidak mempan pula mau di tusuk dengan keris luar biasa warisan Eyang nya. sedangkan api sudah semakin besar, Madi perlahan meronta ronta akibat tubuh nya sangat sakit di makan api yang panas ini.
"Hentikaaaaan, aaaahhkkk hentikan!" Madi berteriak pelan dan tak lama Purnama lepaskan tubuh yang terbakar itu.
"Enak kan rasa nya, kau akan dapat balasan dari ku! salah mu sendiri yang datang kesini, padahal aku tidak ada mencari mu." seringai Purnama membelit pohon sambil menunggu Madi hidup kembali.
Tubuh Madi hangus menjadi arang akibat terbakar barusan, rasa. Sakit nya sudah tidak bisa di tanya lagi karena tubuh segar tapi malah di bakar begitu saja. kena api sedikit saja rasa nya sudah amat luar biasa, laku bagai mana dengab Madi yang langsung terbakar sekujur tubuh sampai menghembuskan nafas terakhir.
"Kau memperkosa nya dan kemudian membunuh nya, bahkan setelah kematian dia pun kau masih mau mengusik nya." Purnama berkata geram.
"Loh kok sudah mati, terlambat ya aku!" Sukma datang juga.
"Terlambat atau tidak, kalian hanya penonton saja!" sahut Purnama.
"Oh cuma nonton, kirain mau di suruh bantu membantai juga." ujar Xiela yang sudah ready.
"Dia bangun lagi." Sukma menunjuk Madi yang perlahan kembali seperti sedia kala.
"Bagus lah, dia pasti akan merasakan siksa yang berulang ulang." Xiela tersenyum manis.
Sementara itu tubuh Madi sudah bagai mana layak nya manusia normal, seolah barusan ini cuma mimpi saja tapi rasa sakit nya masih bisa ia rasakan. mau bilang mimpi tapi terasa nyata, membuat Madi heran sekaligus takut.
"Apa ini, apa aku cuma mimpi saja?!" Madi menatap sekitar.
"Tidak, kau tidak pernah bermimpi!" sahut Purnama lantang.
"HAH!"
Madi tersurut karena harus melihat Purnama dengan bentuk nya yang sangat menakutkan itu, baru ia sadar bahwa semua ini bukan lah mimpi, memang sungguh terjadi dan dia harus menghadapi siluman ganas.
Mohon dukungan nya, jangan lupa like dan comen nya ya.
lega dan bahagianya jalak 🤩🤩🤩