ini novel pertama yang saya tulis, tentang seorang gadis yang memperoleh Sistem Dewi yang merubah hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiindy ArAs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Denis yang Frustasi
Kediaman Warman
"Astaga Yan, lu mau hancurin kamar gue Haah? kenapa kamar gue berubah jadi kapal pecah kaya gini sih" Denis terkejut
"Gue cari tuxedo yang cocok, gimana menurut lu, mana yang cocok buat gue" Ucap Bryan
"Lu kenapa jadi **** gini sih? dimana-mana tuxedo tuh sama aja cuma beda warna, bahan sama merek. bentuknya mah gitu-gitu aja nggak ada bedanya" Ucap Denis frustrasi
"Tetep aja gue harus tampil maksimal di depan calon pacar, iyakan" ucap Bryan sumringah memikirkan nanti Alyssa memujinya
"Bryan kamu tampan sekali malam ini" Bryan senyum-senyum sendiri memikirkan Alyssa akan mengucapkan kata itu, menghayal.
"Buruan lu ganti, pake tuh yang warna Navi kalau nggak yang abu-abu" ucap Denis
"Satu aja dong sarannya, kan jadi bingung gue" ucap Bryan dengan watados
"Astagaaaa, serah lu dah, kaga usah pake baju sekalian" Ucap Denis kesal melangkah pergi
"Woy kok pergi sih, pilihin dulu napa" ucap Bryan
"Seraaah lu bambang, kalau dalam 5 menit lu belum juga siap, gue tinggal nih" teriak Denis dari luar.
Bryan yang mendengar akan di tinggal buru-buru memakai Tuxedo warna navy, memakai minyak wangi dan pomade, lalu keluar dari kamar Denis.
"Yuk cepat berangkat, keburu telat nih" ucap Byan yang baru aja keluar kamar.
"Elu yang lama dandannya oncom" Omel Denis
"Sabar Denis sabar... Punya sahabat satu kaya gini amat yak? kelakuannya kurang seliter, untung sahabat gue kalau bukan gue rajin lu" Gumam Denis mengelus dada
Mereka berdua pun berangkat, Orang tua Denis sudah berangkat duluan dengan Desti, setengah jam yang lalu.
¤
di Kamar President Suite Brilliant Hotel
"Tuan ini Tuxedo anda" ujar Doni menyerahkan Tuxedo berwarna Abu-abu keperakan.
Pria itu lalu memakainya di depan cermin, tanpa menoleh dia berkata
"Bagaimana penampilanku?" ucapnya
"Tuan muda luar biasa tampan seperti biasanya" ucap Doni apa adanya.
"Tentu saja" Ucap Pria itu Narsis
Dia lalu memakai sepatu hitam, Jam tangan mahalnya dan juga merapihkan Rambutnya dan menatanya dengan pomade.
Wajah tampan dengan pahatan sempurna, mata yang tajam, hidung yang mancung, Bibir yang tebal dan sexy, tubuh yang terbentuk indah dan tinggi 181cm. Sungguh makhluk ciptaan tuhan paling sempurna.
"Kau sudah menyiapkan hadiah itu?" tanyanya lagi
"Sudah tuan muda" ucap Doni
"Kerja bagus" pujinya "Kalau begitu mari kita pergi" ucapnya lagi
Mereka berdua melangkah menuju Hall.
__________________
Di Hall penuh dengan orang-orang kaya generasi pertama maupun kedua.
Hidangan mewah juga terhidang dengan berbagai jenis masakan, dari makanan berat sampai hidangan pencuci mulut.
Berbagai minuman juga ada, dari aneka jus sampai wine seperti Chateau Lafite, Cheval blanc dan Domaine de la Romanee Conti 1990.
Ornamen yang cantik menghiasi setiap sudut Aula, ada juga panggung kecil di bagian ujungnya.
Mata Bryan menyusuri tiap penjuru ruangan, dia mencari keberadaan Alyssa, namun tak kunjung dia lihat.
Selang waktu 15 menit kemudian, dua orang wanita masuk dengan Anggunnya, Kecantikan mereka langsung menarik semua orang yang ada di dalam hall untuk memandang ke arahnya, siapa lagi kalau bukan Alyssa dan Enzy.
Kehadiran mereka mampu membuat semua lelaki di sana terpesona, sedangkan yang perempuan menatap kecantikan mereka penuh rasa iri.
Mereka tak menyangkal jika kecantikan Alyssa dan Enzy adalah kecantikan yang langka, terutama Alyssa, selain kecantikannya melebihi kecantikan Enzy, dia juga mempunyai aura anggun yang misterius, juga mempunyai magnet sendiri yang mampu menarik hati setiap orang yang melihatnya.
Salah seorang di ujung sana juga terpesona melihat Alyssa Dag-dig-dug, jantungnya berdetak sangat kencang, dia seperti melihat seorang bidadari yang turun dari langit.
Namun, melihat semua orang yang juga terpesona pada Alyssa, dia mengepalkan tangannya, ada perasaan tak rela melihat Alyssa di pandang oleh semua orang, yang seakan ingin memakannya itu.
Dia baru saja ingin melangkah menghampiri Alyssa namun terhenti, karena ada 2 orang pria mendekatinya. Entah kenapa dia merasa sangat kesal karena itu.
"Alyssa, hai, kita bertemu lagi, kamu cantik sekali hari ini, bagaimana kabarmu?" ucap Bryan senang melihat Alyssa
"Aku baik, gimana kabar kalian berdua?" tanya Alyssa santai
Bryan yang mengharapkan Alyssa memujinya harus kecewa, namun dia juga senang Alyssa menanyakan kabarnya, yang artinya Alyssa peduli dengan keadaannya.
"Kabarku baik, apalagi setelah bertemu denganmu aku jadi semakin baik" jawab Bryan semangat
"Aku juga baik, ini siapa Al?" tanya Denis mengabaikan ucapan Bryan yang menggelikan itu, dia heran melihat sahabatnya itu. Sebelumnya dia tidak pernah bertingkah seperti orang bodoh, memang Cinta itu bisa mengubah segalanya.
Kemana Bryan yang cool itu? Denis bertanya-tanya dan menghela nafasnya.
Bryan yang melihat Alyssa yang sangat cantik dengan gaunnya, dia semakin terpesona. Dia juga menyesal kenapa dia tidak memakai tuxedo abu-abu, kalau saja dia memakainya dia bisa couple dengan Alyssa. Memikirkan itu dia sangat menyesal.
"Ini Asisten pribadiku, namanya Enzy, Enzy mereka berdua adalah temanku, Denis dan Bryan" Enzy mengangguk sopan.
Alyssa tak menutupi kenyataan dia punya asisten bahkan perusahaan kepada teman-temannya. Kalau mereka bertanya, dia akan menjawabnya dengan jujur. Karena cepat atau lambat mereka akan tau juga nantinya.
Denis dan Bryan terkejut, mereka fikir Enzy temannya, ternyata adalah asisten pribadi Alyssa
"Asisten? kamu punya asisten? Apa kamu seorang artis, Al? tapi aku belum pernah lihat kamu acara di TV" Ucap Bryan bodoh, sambil memikirkan apa dia sebelumnya pernah melihat Alyssa di TV. Dengan penampilan Alyssa yang bak Dewi, tak sulit untuknya menjadi artis, bukan? begitu pemikirannya.
"Aku kan bukan artis, jadi mana mungkin aku muncul di TV" ucap Alyssa
"Lalu maksud asisten pribadi ini??" Denis giliran bertanya
"Perkenalan nama saya Enzy, saya asisten pribadi Nona Alyssa, saya juga orang kepercayaan Nona Alyssa, untuk membantu mengelola perusahaannya" Ucap .Enzy memperkenalkan diri
"Nona? Perusahaan?" ucap Denis dan Bryan bersamaan dengan kagetnya
"Kamu punya perusahaan sendiri?" tanya Denis lagi
"Ya" jawab Alyssa
Denis dan Bryan tertegun, mereka tahu Alyssa masih SMA, bahkan tahu kalau Alyssa anak orang kaya karena melihat mobilnya itu, tapi mereka berfikir sebatas Alyssa adalah generasi kedua, tapi mendengar sudah punya perusahaan sendiri? mereka sangat-sangat terkejut, sejak kapan dia membangun perusahaannya di usia yang sangat muda ini?
Mereka kemudian berfikir kalau Alyssa membangun perusahaan kecil, jadi mereka berhenti memikirkannya lagi.
"Halo Nona Alyssa, Nona Enzy, selamat malam" Ucap Retno yang kebetulan melihat Alyssa dan memutuskan untuk menghampirinya.
"Halo Bibi Retno, selamat malam juga" ucap Alyssa
"Halo Bu Retno, selamat malam juga" sapa Enzy juga.
"Maaf baru terlambat menyambut Nona" Ucap Retno lagi
"Tidak masalah, saya tau Bibi pasti sibuk mengurus acara ini" ucap Alyssa
Denis yang tahu Retno yang adalah General manajer Brilliant Hotel terkejut lagi saat mendengar Retno memanggil Alyssa Nona, bahkan sangat sopan dan juga hormat, dan Alyssa memanggilnya bibi.
"Halo, selamat malam Nona Alyssa, nona Enzy" Ucap Erlan dan Rangga yang datang bersamaan menyapa Alyssa dan Enzy.
"Selamat malam juga Paman Erlan, Ka Rangga" balas Alyssa, Enzy hanya mengangguk hormat.
Denis melihat CEO Abraham Grup dan Presiden direktur Real Estate Sentosa Jaya menyapa Alyssa dengan Hormat juga, dia terkejut lagi dan lagi.
Siapa sebenarnya Alyssa? apa latar belakangnya sampai-sampai orang berpengaruh dalam dunia bisnis Kota M menyapanya, bahkan sangat hormat.
Denis yang mengerti keadaan Alyssa yang memerlukan waktu untuk berbincang dengan orang-orang berpengaruh di depannya itu, langsung pamit.
"Al, sepertinya kita mau menyapa yang lain dulu. Nanti kita lanjutkan mengobrol lagi" Ucap Denis
"Ya, sampai ketemu lagi" ucap Alyssa
Denis menarik Bryan menjauh
"Apaan sih Nis, kenapa lu narik gue segala? Gue masih mau di sana deketan sama gebetan gue, hais" Ucap Bryan ngomel.
"Gebetan? lu mimpi? Haduuhhh, Gue narik lu karena Alyssa punya urusannya sendiri, kaga sopan kalau kita ganggu mereka" ucap Denis
"Emang siapa mereka?" tanya Bryan
"Mereka itu pengusaha besar di Kota M, dan lu tahu, tadi mereka terlihat sangat menghormati Alyssa, bahkan Alyssa memanggil Paman, bibi dan Kakak. Kalau menurut gue identitas Alyssa nggak sembarangan." ucap Denis
"Pengusaha besar kota ini?" tanya Bryan, Denis mengangguk.
"Lu yakin mau ngejar Alyssa, Yan? kemungkinan ada latar belakang yang luar biasa di belakangnya" ucap Denis
"Yakin lah, kalau masalah latar belakang, keluarga gue juga besar, lu lupa orang tua gue orang paling kaya di kota A" Ucap Bryan
"Ya, tapi Alyssa itu Udah punya perusahaan sendiri, sedangkan lu masih ngandelin orang tua lu, kerjakan lu cuma hura-hura, gonta ganti pacar ya walaupun katanya udah insaf, tapi apa iya Alyssa mau nerima lu yang mantan playboy cap kucing jadi pacarnya?" ucap Denis.
Kata-kata Denis menyadarkan Bryan, benar adanya dia selama ini hanya mengandalkan orang tuanya yang kaya.
Bryan juga khawatir jika Alyssa tahu kelakuannya sebelum kenal dia yang suka gonta-ganti pacar layaknya baju, pasti Alyssa ilfil, dan pastinya nggak mau jadi pacarnya
Bryan menggelengkan kepalanya, dia bertekad berubah dan menunjukkan pada Alyssa kalau dia bersungguh-sungguh. Dan setelah ini dia memutuskan untuk mencoba berbisnis sendiri, dia tak mau Alyssa memandangnya sebagai cowok manja yang tidak bisa diandalkan.