NovelToon NovelToon
Hello, Mr. Kordes

Hello, Mr. Kordes

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Teen Angst / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa
Popularitas:106.3k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Siapa sangka moment KKN mampu mempertemukan kembali dua hati yang sudah lama terasa asing. Merangkai kembali kisah manis Meidina dan Jingga yang sudah sama-sama di semester akhir masa-masa kuliahnya.

Terakhir kali, komunikasi keduanya begitu buruk dan memutuskan untuk menjadi dua sosok asing meski berada di satu kampus yang sama. Padahal dulu, pernah ada dua hati yang saling mendukung, ada dua hati yang saling menyayangi dan ada dua sosok yang sama-sama berjuang.

Bahkan semesta seperti memiliki cara sendiri untuk membuat keduanya mendayung kembali demi menemui ujung cerita.

Akankah Mei dan Jingga berusaha merajut kembali kisah yang belum memiliki akhir cerita itu, atau justru berakhir dengan melupakan satu sama lain?

****

"Gue Aksara Jingga Gayatra, anak teknik..."

"Meidina Sastro Asmoro anak FKM, kenal atau tau Ga?"

"Sorry, gue ngga kenal."
.
.
.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Si miskin dan si kaya

Saya do'akan semoga lancar hingga program kkn selesai, dan semangat!

Jingga langsung beranjak dari duduknya, bahkan sebelum pak Sulaeman benar-benar menutup pertemuan.

Syua dan Vio masih membantu membereskan pecahan mangkok di lantai sementara Mei disibukan dengan kalimat-kalimat permintaan maafnya, "sorry ya guys...jadinya ngerepotin."

"Santai kali Mei, udah lo duduk aja...gue anter ke kamar yuk!" ajak Senja diangguki Mei, namun belum keduanya beranjak. Jingga kembali membuat keputusan diluar nalar. Dalam sekali gerakan ia menggendong Mei, hingga membuat mereka melotot bungkam.

"Ga."

"Bang Jing, heyyy! Ngga sopan, main gendong-gendong aja!" sewot Senja. Sementara Vio dan Syua saling tatap, "gue ngga yakin cuma temen sekolah SMA, sii..." ucap Syua.

"Gue rasa, bener kata Mahad....curiga Jingga tuh bakalan manggil dukun ngga sih? Kaya cinta lama belom kesampaian?" angguk Vio membenarkan argumen anak-anak 21 selama ini, jika Jingga adalah manusia dengan level kesetiaan di atas awan pada Meidina. Menyukai Meidina sejak masa-sama sma dan akhirnya entah takdir apa yang membawa mereka bertemu kembali.

"Ga, aku ngga apa-apa...cuma luka sedikit aja...bukan korban tabrak lari..."

"Kamu bisa diem ngga, terima aja gitu.. Dari tadi ngga apa-apa, ngga apa-apa...." omel Jingga, "obat tambah da rah, dibawa?" Mei menggeleng, "lupa."

"Kebiasaan. Ini kalo da rahnya masih belum berenti. Aku bawa kamu ke klinik...By! Klinik di Widya Mukti dimana?" kini Jingga berteriak.

"Arah bale desa! Dari sana lurus dapet 10 menit bakalan nemu puskesmas 24 jam!" teriak Alby dari arah ruang depan.

"Kayanya da rahnya udah berenti ngalir deh, Ga. Itu perbannya ngga sampe basah..." tunjuk Senja, "Mei, seriusan? Ya ampunnn...tiba-tiba gue melow banget ih...ngga kebayang gimana selama ini lo jalanin hidup. Jadi kalo masih kecil lo sering jatoh, da rah lo sebanyak itu?" tanya Senja benar-benar jauh sekali memutar waktu.

"Lupa." Mei menggidikan bahunya jelas sedang tak ingin membahas dirinya yang begitu menyedihkan, kisah yang jauh dari ekspektasi dongeng cinderella atau snow white.

Dan Jingga masih menaruh kedua lututnya di atas kasur kamar perempuan demi memastikan Mei dapat beristirahat dengan nyaman dan baik-baik saja.

"Puyeng ngga?" tanya Vio turut masuk ke dalam kamar, "biasanya sih kalo ngeluarin da rah banyak, gue suka puyeng?"

"Engga, engga...gue udah biasa. Please...jangan kaya gini." Nyatanya Mei cukup risih dengan perhatian yang berlebihan meski ia sangat bersyukur teman-temannya begitu peduli.

"Aku ke depan ya," ijin Jingga keluar diangguki Mei. Dan masih, saja...sikap Jingga yang terkesan berlebihan itu tak dapat diterima oleh otak cerdas mereka sebagai teman.

Sepeninggal Jingga, para anggota perempuan ini merebahkan dirinya di kasur secara sembarangan, bahkan Senja sudah merebahkan kepalanya menggantung di tepian kasur, hingga rambut panjangnya terurai ke lantai kayu.

"Sumpah ya, gue kaget banget liat lo tadi...persis sapi kena sembe lih tau ngga, yang da rahnya ngalir waktu idul adha."

Mei tertawa, "lebay..."

"Lo juga kan Vi?!" Senja membeliak excited bercerita dengan penuh majas metaforanya. Syua bahkan sudah menutup pintu dan membuka kaosnya, menyisakan behaa yang menempel dilonggarkan lalu turut berbaring bersama Senja dan Vio, yang juga sudah membuka bajunya.

"Ci, kulit lo putih banget sihhh kaya kulit bayi!" cubit genit Vio yang disewoti Syua, "ah engga juga. Lo, Senja juga putih...Mei juga..."

"Ci Yua turunan chinese kalo kepanasan kan cuma merah-merah doang abis itu putih lagi. Lah gue langsung belang dong kaya nyamuk aedes."

Hingga tak lama terdengar ketukan di pintu kamar disusul suara Lula, "heyyy, buka dong!"

Dan mereka yang sudah berada di posisi nyaman mendadak heboh menutupi diri sejenak dengan kain, selimut dan beberapa benda lainnya, "bentar La!"

"Njirrr, ini tali behaaa gue melo rot bentar..." gerutu Vio heboh.

Berbeda dengan para perempuan yang selalu memiliki me time nya tersendiri dengan mengunci pintu kamar dan melakukan hal-hal random di belakang para lelaki. Para anggota lelaki justru seperti tak mau kehilangan waktu sedikit pun untuk berleha-leha.

Seperti sekarang, saat semua mulai kembali....mereka melanjutkan pekerjaannya di halaman posko.

Zaltan kembali dengan kamera dan mulai mencari angle yang pas, dimana kegiatan itu akan menjadi uploadan rutin kelompok mereka di sosial media kampus.

"Bentar njiir, gue kelilipan. Jangan dulu direkam."

"Buruan bang sat. Lama bet...abis ini mau gue edit..."

****

Deru mesin mobil terdengar memasuki halaman posko di waktu senja menyapa, mengeluarkan Arlan terlebih dahulu untuk selanjutnya Mahad yang meminta teman-temannya untuk membongkar bagasi.

"Gue come bacckkkk guysss!" seru Arlan menenteng plastic bag berisi kotak-kotak pizza dan beberapa kotak junkfood hasil buruannya dan Mahad di kabupaten tadi.

Praktis saja, kedatangannya diserbu anggota kelompok 21. Mari singkirkan sejenak getuk dan bugis pemberian bu kades, mereka layaknya korban bencana alam yang begitu mengharapkan uluran tangan sesama saat Arlan dan Mahad datang.

"Gue jadi mendadak kangen elu Lan..." ujar Senja, "thanks Mahad..." lanjutnya sungguh-sungguh ketika barang-barang titipan mereka dapatkan.

"Oke mari berhitung, semua belanjaan gue berapa? Gue transfer aja apa gimana?" tanya Senja saat Mahad berhasil duduk.

"Punya gue deodorant aja kan, berapa?"

"100 plus ongkos." Jawab Mahad ngasal.

"Anj ingg, yang bener aja Had!" mata Zaltan melotot. Tentu Mahad hanya tertawa melihatnya, "ya lo liat aja struknya, Lan...tadi mana struk belanjanya?"

Sementara yang lain mulai membuka box-box pizza dan mencomotnya tanpa perlu repot-repot minta ijin pada sang pemilik.

Arlan merogoh sakunya dan menjatuhkan itu begitu saja di karpet, "lo liat aja, 20 ribu apa berapa gue lupa." Ia lebih memilih ikut andil dalam pemusnahan pizza dengan topping jamur, smoked beef dan 3 macam jenis keju yang kini saat ia tarik salah satu keju benar-benar macam elastis.

"Siapa yang belum kebagian, buka box yang lain aja. Gue sengaja beli buat di posko..."

"Thank you Mahad, gue do'ain rejeki lo lancar!" ujar Vio.

"Ga, lo belum ambil kan...buruan keburu abis disikat nih mo nyet-mo nyet..." tunjuk Mahad.

Zaltan tiba-tiba menyodorkan uang recehan yang ia hitung jumlahnya 20 ribu, "nih.. Gue ngga punya utang, lunas."

Mahad yang turut menyeruput kopi dari cup mengernyit, "apaan nih..udah lo taro aja duit lo." Tolaknya.

Maru terkekeh melihatnya, "maksudnya duit lo ngga laku buat Mahad, Zal..."

Alby dan Jovian tertawa, "si alan. Duit lo bau ikan asin kalii..."

"Bau-bau orang miskin takut ketularan." Arlan tertawa.

"Se tan." Umpat Zaltan, "gini-gini duit, Had."

Mahad mendengus, "lo, gue kasih gratis bang ke. Gue males naro receh di kantong."

Seketika wajah Zaltan yang geram berubah jadi berbinar, "wah, thanks Had!"

"Persis numpukin sampah, ya Had..." Jovi ikut bersuara.

"Mahad, lo butuh beban hidup engga?" tanya Vio.

Senja tertawa, "ngapain? Lo mau jadi beban hidupnya Mahad, maksudnya Vi?"

"Ke laut aja lo, Vi..." cibir mendesis Arshaka.

"Apaan deh Shaka, selain donatur dilarang ngatur..." sewot Vio.

"Wanjaaayyyyy! Ini Vio nihhh, senggol dong, abangggg... ong kekkk un grrrr!" tawa Jovi memancing keriuhan suasana.

.

.

.

.

1
🌜melody 🌛
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
betol tu by mending tanya langsung orgnya ya khannnnnn
🌜melody 🌛
kklo cwe yg ngomong panjang ceritanya
nurul @zna
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Satri Eka Yandri
Asli seru bangett..ga berhenti ketawa..🤣🤣🤣🤣
Fitria Syafei
Waduh Jingga baru komitmen sama Mei akan tetapi …. masih telepon an sama cewek yang lain kekasihnya yg dulu kah 🙄 Kk cantik terima kasih 😘😘
lestari saja💕
🤣🤣🤣🤣🤣akhirnya buyarrrr deh ga jadi kepo.
eeeeh tapi ngapain jingga n mei didlm????
lestari saja💕
🤣🤣🤣🤣🤣🤣astaga
lestari saja💕
🤣🤣🤣🤣mulut nya arlan
lestari saja💕
🤣🤣🤣🤣🤣bukan ank lutung?????
lestari saja💕
kenapa si ci yuuu
lestari saja💕
si alby memang diluar prediksi bmkg🤣🤣🤣🤣🤣
lestari saja💕
maru tak terbawa arus....
sya-sha
candaannya bikin ngakak.yg baca jadi ikutan
rheisha
hahajaan,beruk kata nya...😁
rheisha
pinter banget senja balikin omongan nya ...😀
yuli
lanjuuuttt
sya-sha
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
rheisha
setajir itu kah mahad....enak dong
Khoirun Ni'mah
seru ya liat anak2 KKN,,emang seseru itu ya atau itu cuma khayalan teh Sin aja
🌸🌸mommy anak2..😉😉
😂😂😂😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!