Icha Adeela, anak angkat dari keluarga Raffi Hamzah. Dia diperlakukan tidak adil, dijadikan sebagai penebus utang. Ayah angkatnya mempunyai banyak utang dan keluarga mereka terancam kehilangan rumah dan aset lainnya.
Dalam upaya menyelamatkan keluarga dan ibu angkatnya yang sekarat di rumah sakit, Icha dipaksa menikah dengan orang tua dan cacat.
Ternyata, Icha juga diperlakukan kasar oleh suaminya. Icha berusaha membayar utang agar terbebas dari belenggu suaminya.
Apakah Icha berhasil membebaskan dirinya dari situasi tersebut?
Ikuti jalan ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 Menyesal
🌑 Negara I
Fairel duduk menatap bintang-bintang di balkon kamarnya. Putra telah meninggalkan rumah Fairel dan berpamitan kepada Bi Imah. Sebelumnya Putra dipaksa pulang oleh Fairel karena Fairel memerlukan Putra untuk bekerja di perusahaan papanya.
Dan entah mengapa Putra memutuskan untuk pergi bersamaan dengan Icha yang menghilang. Fairel yakin, Putra membawa Icha bersamanya. Tapi Fairel mendapat informasi, Putra ada di bandara bersama dengan teman pria. Ciri-cirinya sungguh jauh berbeda dari Icha. Teman Putra itu berbadan gemuk, wajahnya hitam dan sangat jelek.
Fairel mendengar langkah kaki, Fairel menoleh ke dalam kamarnya. Ternyata Ihsan sudah berdiri di depan pintu. Ihsan duduk di samping Fairel.
Ihsan bertanya apa Fairel dan Icha bertengkar. Icha menulis surat pengunduran diri tadi siang dan mengirimkannya kepada kurir. Icha juga menulis surat untuk Fairel. Ihsan memberikan satu amplop kecil dan satu amplop panjang.
Fairel membaca surat Icha yang isinya ucapan terima kasih karena beberapa hari ini sangat baik padanya. Icha juga meminta maaf karena tidak langsung menemuinya. Icha berharap Fairel bahagia dengan cinta pertamanya.
Icha juga mengganti biaya pengobatan ibunya yang selama ini dibayar Fairel. Icha membayar sebanyak 4M berupa cek. Fairel segera membuka amplop yang panjang. Mata Fairel membelalak ternyata benar Icha memberikan cek sebesar 4M. Dan yang bertandatangan di dalam cek itu adalah Dayana.
"Pa, Mama di mana?" tanya Fairel.
"Lagi santai di samping rumah. Ada apa?"
Fairel perlahan bangkit dan berjalan keluar dari kamarnya. Ihsan mengikuti dari belakang. Fairel masih belum kuat berjalan. Terkadang langkahnya lunglai, Fairel berpegangan kuat di railing tangga. Ihsan tetap di belakang Fairel. Mereka ke samping rumah duduk lesehan di pinggir kolam renang.
Fairel bertanya kepada Dayana, apa alasan Dayana memberikan cek berjumlah besar kepada Icha. Ihsan yang penasaran mengambil cek yang ada di tangan Fairel.
"Ma, apa ini? 4 M?" Ihsan mengangkat cek yang ada di tangan kanannya.
"Semua orang juga tau itu cek," jawab Dayana.
"Apa Mama yang menyuruh Icha tanda tangani surat pernyataan cerai? Dan Mama memberikan cek sebagai kompensasi?" Fairel memandangi Dayana yang masih asik bermain ponsel.
"Apa? Cerai? Fairel coba jelaskan!" Ihsan semakin emosi.
"Mama memaksa Icha menandatangani surat pernyataan cerai dan Mama memberikan cek sebesar 4 M. Mama meminta Fairel menceraikan Icha dan kembali kepada cinta pertama Fairel yang kini kembali dari luar negeri," jawab Fairel.
Ihsan terus melempar pertanyaan kepada Fairel. Apakah Fairel selama ini terpaksa menikahi Icha. Jika iya, mengapa Fairel menerimanya. Apa semua ini karena balas dendam.
Fairel menjawab iya. Setelah mengetahui bahwa yang Fairel nikahi adalah Icha Adeela, Fairel langsung menyetujuinya. Selama ini Fairel mencari keberadaan Icha, orang yang telah menabraknya. Fairel ingin menyiksa Icha sampai Icha bosan hidup.
"AAAAAAAAAA!" Ihsan berteriak.
"Papa tau betul siapa Icha. Papa juga mengenal orang tuanya. Selama ini Icha hidup tertekan di dalam rumahnya. Papa menyesal. Mengapa Papa menikahkan kalian jika hanya untuk membuat Icha tersiksa!"
Ihsan berdiri sambil melotot ke arah Dayana dan Fairel. Ihsan marah besar. Ihsan telah menyelidiki siapa yang menabrak Fairel. Pelakunya bukan Icha. Semua rekaman CCTV di tempat kejadian dihilangkan. Tapi berkat kesabaran Ihsan dan bantuan dari salah satu relasinya, semua bukti rekaman CCTV sudah Ihsan dapatkan.
Ihsan merogoh kantong celananya, mengambil ponselnya dan membuka video yang tersimpan di sana. Ihsan memberikan ponselnya kepada Fairel.
Dayana yang penasaran sedikit merangkak duduk di sebelah Fairel. Mereka melihat rekaman CCTV beberapa tahun yang lalu. Fairel ditabrak sebuah mobil pink dengan kecepatan tinggi. Dan di dalam rekaman itu terlihat jelas wajah pelakunya.
"Oh benarkah ini?" Dayana memutar kembali video itu terus menerus dan berulang-ulang. Dayana masih tidak percaya dengan penglihatannya.
"Video ini asli? No edit?" Dayana meyakinkan dirinya.
"Asli. Bagaimana perasaan kalian setelah melihat rekaman itu? Apa masih menuduh Icha sebagai pelakunya? Carmen, maafin aku, maaf. Aku tidak tau kenapa bisa jadi begini," Ihsan mengacak-acak rambutnya.
Fairel terdiam, wajahnya memerah, bibirnya menegang dan bergetar. Fairel tertunduk di atas lantai, matanya berkaca-kaca, pandangannya kosong ke arah bawah.
Fairel teringat perlakuannya selama ini kepada Icha. Fairel kasar, kejam, sering menyiksa Icha. Di saat Icha lemah, kesakitan, Fairel memaksanya untuk bekerja. Fairel juga meminta Icha membayar semua biaya pengobatan Carmen.
Ihsan juga memaki Dayana yang memaksa Icha dan Fairel untuk bercerai. Ihsan membongkar sebuah rahasia yang selama ini dia simpan. Bahkan Carmen sendiri tidak mengetahuinya.
"Icha adalah anak kandung dari Carmen dan Raffi. Sewaktu Icha baru dilahirkan, ada orang yang ingin menculik Icha. Papa dan beberapa teman berhasil menangkapnya dan memenjarakannya. Kami menukar Icha dengan bayi yang baru saja meninggal dan tidak ada sanak keluarganya."
Dayana dan Fairel saling berpandangan. Ihsan melanjutkan ceritanya. Ihsan menitipkan Icha ke panti asuhan. Dan saat mengetahui Raffi mencari anak untuk diadopsi, Ihsan diam-diam menaruh kartu nama panti asuhan tempat Icha tinggal di bawah pintu rumahnya.
"Dan perlu kamu ketahui, bisnis kita selama ini hasil kerja sama dengan Carmen. Semua uang yang Papa beri untuk kalian ada nama Carmen di sana. Kamu keterlaluan Ma!"
"Maaf Pa, Mama gak tau. Bukannya Raffi banyak utang?" Dayana mengerutkan keningnya.
"Selama ini Carmen menyembunyikan identitas dirinya karena Papa tau siapa Raffi. Kalian pasti penasaran apa hubungan Papa dan Carmen. Kami adalah sahabat. Fairel jika kamu tetap ingin menceraikan Icha, silakan!"
Ihsan dengan kesalnya meninggalkan Dayana dan Fairel di tepi kolam renang. Terdengar suara mesin mobil yang dinyalakan. Mobil itu kian lama menjauh dari rumah Fairel.
Dayana dan Fairel terdiam. Mereka sama-sama menyesal dan merasa bersalah. Terlebih lagi Fairel yang selama bertahun-tahun menaruh dendam kepada Icha. Dendam yang salah. Dendam yang tidak pada tempatnya.
Fairel sungguh menyesal, tanpa terasa air mata membanjiri matanya. Dendam Fairel merayap, mencengkram erat kalbunya, membuat buta. Fairel merasa bodoh. Orang yang selama ini dia benci ternyata bukan pelaku tabrak lari.
Icha tidak bersalah. Icha harus menanggung kesalahan orang lain. Zaki juga melakukan kesalahan yang sama. Zaki menyiksa Icha karena salah sangka.
"Ma, Ma, Fairel salah, Fairel salah. Fairel hampir membunuh Icha. Fairel selalu menyiksanya. Bukan dia pelakunya," Isak Fairel.
"Maafin Mama juga Fai. Mama juga salah," Dayana memeluk Fairel.
Terdengar suara notifikasi pesan masuk dari Vahira. Fairel mencek ponselnya.
Vahira : Fairel, besok makan siang bareng yuk?
Fairel : Boleh, di mana?
Vahira : Di Depot Nonni sajian prasmanan.
Fairel : Ok.
Vahira, aku tidak sabar menanti hari esok, batin Fairel.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...