NovelToon NovelToon
Pernikahan Darah Sang Raja Mafia

Pernikahan Darah Sang Raja Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Nikah Kontrak / Pelakor jahat
Popularitas:473
Nilai: 5
Nama Author:

Islana Anurandha mendapati dirinya terbangun di sebuah mansion besar dan cincin di jemarinya.

​Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk keluar dari rumah istana terkutuk ini. “Apa yang sebenarnya kamu mau dari aku?”

​“Sederhana. Pernikahan.”

​Matanya berbinar bahagia saat mengatakannya. Seolah-olah dia sudah lama mengenalku. Seakan-akan dia menunggu ini sejak lama.

​“Kalau aku menolak?” Aku bertanya dengan jantung berdebar kencang.

​Mata Kai tidak berkedip sama sekali. Dia mencari-cari jawaban dari mataku. “Orang-orang terdekatmu akan mendapat hukuman jika kamu menolak pernikahan ini.”

Islana berada di persimpangan jalan, apakah dia akan melakukan pernikahan dgn iblis yg menculiknya demi hidup keluarganya atau dia melindungi harga dirinya dgn lari dari cengkraman pria bernama Kai Itu?

CHAPTER 08

Chapter 08

POV – Kairav Arumbay

Aku melihat dia tertidur. Dengan bulu matanya yang panjang dan lentik itu. Aku tau menyentuhnya adalah hal yang tabu. Dia begitu muda dariku. Begitu polos dan suci. Sementara aku adalah hal sebaliknya. Kami berdua seperti Si Cantik dan Si Buruk rupa.

Rambutnya menyentuh pipiku dengan cepat ketika dia tidak sadarkan diri. Obat yang Hamdan berikan sepertinya terlalu kuat. Hanya dalam hitungan kurang dari satu menit saja dia sudah tidak sadarkan diri. Ini adalah obat terbaru yang sedang kami rancang untuk bisnis kami. Entah apa yang ada dipikiranku membuat Islana menjadi ‘kelinci percobaan’.

Aku melihatnya sekali lagi. Membawa tanganku ke lehernya yang mulus. Aku sudah mengamatinya sejak di masih sekolah menengah pertama. Aku mengamatinya layaknya singa dan melindunginya dari kejauhan.

Dia milikku sepenuhnya. Jemariku yang sedang mengintari lehernya dan bahunya seakan tidak ingin pergi dari darinya. Sudah lama aku mendambakan ini. Sudah saatnya ‘pengantin darahku’ tau keberadaanku dan menyempurnakanku.

Mobil memasuki mansion kami berdua. Ya, mansion kami berdua. Aku bisa menyebutnya seperti itu setelah ini. Ketika Hamdan dan yang lainnya berusaha menggendongnya dari mobil, aku menepis tangan mereka. Melotot ke arah mata mereka. “Jangan sekali-kalinya kalian sentuh dia setelah ini.”

Seperti biasa mereka mengangguk dengan ketakutan. Aku tersenyum di ujung bibirku sambil menggendong Islana yang tidak bergerak sama sekali. Semua pelayan hilir mudik membuka pintu dan menyediakan semua perlengkapan ‘nyonya’ mereka.

“Tinggalkan kami berdua,” perintahku pada semua pelayan di kamar.

Semuanya meninggalkan kami dengan cepat. Aku lalu menutup semua jendela yang masih sedikit terbuka dan mematikan semua lampu dan hanya meninggalkan sebuah lampu kecil di dekat lemari. Aku menanggalkan jasku dan melepaskan sepatuku. Menaiki tempat tidur dan berbaring di balik selimut bersama Islana.

Tanganku meraih kemejanya. Membukanya sedikit dan melihat godaan pertamaku. Napasku tidak beraturan seketika. Dia tidak boleh tau seberapa besarnya pengaruh dia untuk kepala dan tubuhku. Tanganku lalu beralih ke pinggulnya. Mendorongnya untuk mendekat ke pelukanku.

Jemariku mendapati pinggulnya yang tidak tertutup pakaian. Jemariku mulai bermain-main di sana. “Tidur yang nyenyak, pengantinku. Setelah ini aku akan pastikan kita bersenang-senang.”

Aku membawa tangan kananku ke wajahnya dan aku membawa bibirku ke bibirnya. Dan kehangatan yang tidak aku rasakan sebelumnya kita datang dengan cara yang memabukkan....

***

Masa Kini

POV – Islana

Malam mencekam itu tiba. Sejak pertama mendengar kata-kata ‘pernikahan darah’ darinya setelah Mak lampir dan Asta di usir dari rumah, hal pertama yang aku rasakan adalah seluruh tubuhku meremang dan memucat.

​“Apa yang kamu pikirin?” Omar bertanya dari sebelahku.

​Kami berdua berjalan di iringi beberapa pelayan yang sudah mengganti pakaian mereka dengan pakaian serba hitam. Rumah ini benar-benar kumpulan sekte.

​“Apa mereka berdua masih hidup?”

​“Siapa?”

​“Siapa lagi, dua wanita titisan neraka tadi siang,” bisikku.

​Omar menahan senyumannya. “Tenang saja, Kai suka menyiksa musuh dia secara perlahan-lahan.”

​Aku memicingkan mataku padanya. Apa maksudnya aku juga jadi salah satunya?

​Aku di bawa ke lantai tiga. Kalau lantai dua terkesan mengerikan, maka lantai tiga ini mengalahkan imajinasiku. Dinding berwarna hitam, lampu berwarna oranye, bahkan keramikpun berwarna gelap. Oh, tidak ketinggalan pintu kamar-kamar yang memiliki ornamen-ornamen aneh dengan warna, sekali lagi hitam.

​“Kita sampai ke ruangan pernikahan.” Omar membuka pintu yang sangat berat itu. Seketika pendingin ruangan di dalamnya membuat sekujur tubuhku dingin dan lembab.

​Omar ternyata tidak ikut masuk. Hanya pelayan-pelayan tadi yang menemaniku. Sebelum pintu di tutup, aku hanya bisa melihat wajahnya. Dia seakan-akan menyesal membawaku kemari. Tapi dia tidak punya pilihan. Kata-kata Kairav Arumbay adalah hukum di rumah ini.

​Para pelayan memintaku berjalan di atas karpet merah yang diapit obor-obor besar setiap satu meternya. Ruangan itu begitu besar. Seperti aula sebuah acara. Setiap langkah yang aku lakukan semakin terasa berat apalagi aku bahkan tidak bisa melihat dari kejauhan ada apa di ujung karpet merah ini.

​Belum lagi jubah merah yang aku pakai terlalu berat. Aku harus menyeretnya dengan tanganku. Jantungku seperti mau keluar dari tubuhku. Keringatku juga keluar dengan mudahnya di ruangan yang sedingin antartika ini.

​Lalu aku melihatnya.

​Aku melihat dia berdiri di ujung ruangan. Berdiri di atas panggung yang begitu lebar. Di sana seorang pria paruh baya berdiri di tengah-tengah panggung. Dia berada di belakang sebuah meja panjang.

​Apa aku akan mati hari ini? Tanganku bergetar hebat. Dia bahkan berani menyeret dua wanita itu. Apalagi aku yang sama sekali tidak ada ikatan dengannya. Dia hanya perlu menikah secara resmi dan membuang aku di suatu tempat bukan??

​Aku berhenti sejenak. Aku tidak ingin melangkah lebih jauh. Ini hanyalah misi bunuh diri. Satu orang pelayan mendorongku untuk terus maju. Mereka memastikan untuk berdiri di belakangku agar aku tidak lari.

​Langkah berat itu kembali aku lakukan. Satu demi satu.

​Ketika sampai di panggung dan melihat wajah Kai. Dia mengeluarkan aura kemenangan. Wajahnya sangat tenang dan tau bahwa dia sudah mendapatkan keinginannya. Dia menarik tanganku dan membawaku ke tengah-tengah meja. Genggamannya begitu kuat sehingga aku tidak bisa melepaskannya.

​“Mari kita mulai.” Kai memerintahkan pria itu.

​Pria itu melihatku dan tersenyum seperti iblis. Dia sama buasnya seperti Kai. Seperti senang karena berhasil membuat perempuan muda melakukan pernikahan paksa seperti ini.

​“Dua cawan ini,” Pria itu menunjuk sebuah dua cawan emas berisi air. “di mana darah kalian akan bercampur menjadi satu dan kalian akan resmi menjadi pasangan suami istri di mana adat Klan Arumbay.”

​Apa?!!!

​Pria itu tana berbasa basi mengambil sebuah benda yang tidak aku sangka. Sebuah pisau kecil.

​Menarik tanganku dan sebelum aku berhasil menarik jemariku, dia berhasil menggoreskan pisau itu tepat di jari manisku.

​“Tidak!!!!”

​Suaraku menggema di ruangan laknat itu.

1
danisya inlvr
Gemes banget 😍
Irisa_Sherenada: Gemes* Sama Kai ya? 😊
Irisa_Sherenada: Genes Sama Kai ya Kak? 😘
total 2 replies
Inari
Baru baca beberapa chapter aja udah pengen rekomendasiin ke temen-temen semua!
Irisa_Sherenada: Makasih kakak. Stay tuned yah 😉
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!