NovelToon NovelToon
Kayla (Perjuangan Hidup Ditengah Badai)

Kayla (Perjuangan Hidup Ditengah Badai)

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir / Keluarga / Karir / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ummu Umar

Kayla seorang perempuan yang memiliki 3 Saudara, mereka telah yatim piatu sejak kecil, Adik bungsunya merupakan anak istimewa yang membutuhkan perhatian khusus. Perjuangan mereka yang penuh dengan tangis, penderitaan akankah bisa menuju kesuksesan??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rina Bertaubat

Warga yang mengurus dan mengantar Rina pun pulang menyisahkan pak dusun dan juga pak Desa. Mereka memandang Rina yang kini termenung.

"Kenapa??, tau kenapa kamu bisa seperti ini?? Pak Dusun menatap Rina dengan tatapan sinis.

Rina hanya menatap kosong keduanya tanpa berniat menjawab apapun. Dia sangat ingat perkataan dokter yang mengatakan padanya jika kakinya lumpuh total dan tidak bisa digerakkan.

"Dokter kenapa kaki saya seperti tidak memiliki tenaga". Tanya Rina ketika dia sadar, kebetulan dokter datang memeriksanya.

"Tunggu sebentar bu". Dokter memeriksa kakinya kemudain melakukan ronsen kepada tubuhnya dan ternyata ditemukan keretakan pada tulang kakinya yang sulit disembuhkan,

"Maaf bu, kaki ibu tidak akan bisa berjalan normal, kami sudah memasang pen dan yang lainnya untuk menyangganya tapi untuk berjalan normal untuk kedua kaki, anda tidak akan bisa". Ucap dokter dengan menyesal.

"Tidak mungkin, aku tidak mungkin cacat". Teriak Rina histeris, dia bahkan memberontak dan mengamuk melempar segala yang ada disekitarnya.

"Tapi itu kenyataannya bu, dan lagi ibu juga menderita kanker Rahim tinggal bu, kami sudah mengangkat Rahim ibu dan sudah mengobatinya jadi ibu tidak akan bisa memiliki anak".

Dia tersentak dari lamunannya begitu dia mendapatkan tepukan pada pundaknya karena sejak tadi melamun

"Dengar Rina, aku harap kamu bisa berubah menjadi lebih baik, kamu lihat sekarang yang kau tanam kau dapatkan, siapa yang mau mengurus mu yang cacat seperti ini apalagi perbuatanmu pada orang lain sudah kelewatan". Pak desa menatap Rina dengan perasaan iba.

"Aku sangat jahat yah". Rina tertunduk merenung kan diri.

"Tentu saja, kau bahkan membuat anak yang tak berdosa menjadi yatim piatu karena perbuatanmu, kau menjadikan anak-anak kehilangan keluarga lengkap karena kau menghancurkan rumah tangga orang, kau juga merampas tanah dan hak mereka, Tuhan masih menegurmu dan memberimu kesempatan untuk hidup jadi pergunakan iru dengan baik, kami permisi". Ucap Pak desa bangun dari duduknya di ikuti kepala dusun.

Beberapa hari berlalu, rumah Rina memang sudah kosong dan barang-barang yang dia kirim kerumah barunya juga sudah selesai dan yang mengurusnya adalah pak desa beserta warga. Sedangkan Rina berada dirumah sakit sendirian dan hanya dibantu suster saja.

"Maaf bu, apa ubu tidak punya keluarga, kok saya perhatikan ibu sendirian sejak seminggu lalu, hanya beberapa orang saja yang mengantar ibu di awal dan sampai sekarang tidak ada lagi yang datang". Tanya suster dengan hati-hati.

"Mereka sangat mwmbenci saya suster atas apa yang saya lakukan selama saya sehat, bahkan keponakan saya pun tak luput dari kejahatan saya". Ucapnya menunduk menangis.

Kini dia menyesal atas segala perbuatan yang dia lakukan selama ini, setelah kecelakaannya dan kini dia sendirian dalam penyakit membuatnya sadar jika dia kini tengah menuai karma atas perbuatannya dan semua orang sudah tak mau berurusan dengannya.

"Setiap orang memiliki kesempatan kedua bu, kita hanya berusaha memperbaiki diri dan terus berusaha karena tidak ada orang di dunia ini tidak punya kesalahan tapi tergantung bagaimana kita belajar dari kesalahan itu". Ucap sang suster dengan senyum tulus.

"Apakah mereka akan memaafkanku jika aku berubah dan bertaubat?? Tanyanya dengan gamang.

Dia merasa semua orang tidak akan pernah memberikannya kesempatan padanya karena perbuatanya yang melewati batas dan keterlaluan.

"Kita tidak akan tahu bu, kita hanya berusaha, bukan kita punya takdir untuk mengatur hati seseorang, kita hanya berusaha saja, nanti hasilnya akan terlihat kalau kita memang tulus untuk memperbaikinya". Suster tersenyum menenangkan

"Terima kasih suster atas nasehatnya, aku harap aku bisa mendapatkan kesempatan memperbaiki kesalahan dan diriku, aku tidak mau mati sebelum bisa mendapatkan maaf mereka". Ucapnya menunduk dengan isak tangis.

Semua perbuatan yang dia lakukan menari-nari di benaknya seperti kaset kusut yang sangat sulit diuraikan. Setiap kali mengingatnya air mata nya langsung terjun bebas tanpa dia bisa tahan.

"Maafkan aku, maafkan aku". Bisiknya dalam hati semakin menangis.

"Kalau begitu saya pamit dulu bu, ibu sudah bisa pulang sekarang, kami akan menghubungi orang yang menjadikan nomornya telpon keluarga ibu, nanti kami akan kabari dia".

"Iya suster terima kasih". Ucapnya membuang muka.

Dia sangat tahu siapa orang yang dimaksud oleh suster, itu adalah nomor pak desa sebagai penanggung jawab saat dirinya operasi. Dan dia merasa sangat malu karena sellau berbuat kejahatan pada keluarga yang selama ini menolongnya DNA juga keponakannya.

Tok.. tok.. terdengar suara pintu diketuk. Sang suster bergegas membuka pintu. Terlihat Kayla bersama kepala desa dan kedua adiknya menjenguknya.

Melihat itu mata Rina berkaca-kaca, dia tidak menyangka jika keponakan yang selalu doa aniaya bahkan membaut mereka kehilangan orangtuanya masih mau menjenguknya.

"Bagaimana keadaan tante?? Tanya Kayla dengan lembut.

Rina tak menjawab melainkan memeluk Kayla sambil menangis, dia tidak bisa menahan tangis bahagianya melihat keponakannya menjenguknya.

"Sudah tidak apa-apa tante, setiap orang pernah salah, asal jangan diulangi dan kita perbaiki sebaik mungkin". Kayla membalas pelukan sang tante serta menepuk pelan punggung sang tante untuk menenangkan.

"Terima kasih nak, maafkan tante selama ini melakukan hal kejam padamu dan menyakiti kamu dnegan adik-adik mu, tapi tolong berikan tante kesempatan untuk menebusnya, tolong berikan tante maaf kalian". Rina ingin turun dari ranjang dan memeluk kaki sang keponakan agar memaafkannya.

"eh.. astaga tante tidak perlu seperti itu, kami sudah memaafkan tante, tante adalah keluarga kami satu-satunya, kami tidak pernah membenci tante hanya perbuatan tante saja kami tidak suka bukan tante".

Rina semakin menangis mendengar perkataan keponakannya yang sangat baik itu pantas saja semua orang menyayangi anak-anak ini.

"Tante pulang sama kami yah, tapi dirumah pak desa, apa tante tidak keberatan?? ". Tanya Kayla dengan sendu.

"Kerumah kita saja nak, rumah tante sudah selsai, dan itu tidak terlalu jauh dari sekolahmu, tante akan belikan kamu sepeda jika mau ke sekolah, agar kamu tidak susah jalan kaki". Rina mengelus kepala sang keponakan.

"Tante yakin??". Tanya Kayla dengan mata berbinar.

"Iya nak, tante akan mengembalikan semua milik kalian dan para warga bagaimana pun caranya". Rina tersenyum tulus menatap keponakannya itu.

"Syukurlah jika seperti itu Rina, sepertinya kamu sudah sadar". Pak desa tersenyum lebar mendapatkan kabar bahagia itu.

"Iya pak desa, aku diberi kesempatan hidup, aku tidak akan menyia-nyiakan sebelum aku mati, aku ingin menebus segalanya agar nanti kelak aku pergi bisa dnegan tenang".

"Jangan bicara seperti itu tante, kami akan merawat tante setelah ini, kami akan ikut tinggal bersama tante nantinya".

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!