andaikata takdir bisa kupilih, aku akan menulis takdirku sendiri.
pernikahan yang aku anggap awal dari semua kebahagiaanku, ternyata awal dari deritaku.
mampukah nadira bertahan atau berhenti dititik lelahnya. setelah dia mengetahui ternyata sang suami "davin pratama" yang sangat dicintai ternyata telah memiliki istri, dan kebenaran yang buat nadira hancur, sehancurnya, ternyata disini dialah orang ketiga nya.
ikuti kisah nya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mikhayla92, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menjelaskan
"Waaahhh ... Ini sangat indah ken."
"Apa kamu suka?"
Aku mengangguk, hamparan hijau diperkebunan teh yang sangat luas ini membuat fikiranku tenang.
Aku membiarkan Nadira menikmati suasana diperkebunan teh ini sendiri, menatapnya dari kejauhan. Semoga saja bisa sedikit menenangkan fikirannya.
Nadira sangat pandai menutupi lukanya, dia tidak benar-benar bahagia aku bisa melihat itu.
Kami berjalan kearah air terjun yang airnya langsung jatuh mengaliri anak sungai yang terdapat bebatuan besar dibawah disana.
Sepertinya kenand memberiku sedikit waktu untuk sendiri, dengan dia melangkahkan kakinya kearah lain. Dia laki-laki dewasa pasti dia sedikit tahu tentang perasaanku saat ini, apalagi dia mengetahui masalah yang tengah kuhadapi.
Aku sangat kagum dengan keindahan alam ini, sejenak aku memejamkan mata lalu menghirup aroma sejuk diperkebunan.
Tak terasa airmataku jatuh, ada luka yang tak tersampaikan. Aku sangat merindukan suamiku, biasanya kami akan menghabiskan waktu berlibur selalu berdua tapi sekarang aku hanya sendiri.
"Jangan melamun ditempat seperti ini, Nanti kesambet loh."
Aku melihat airmata Nadira membasahi kedua pipinya, mungkinkah dia merindukan suaminya? ada yang bergejolak didada ini, rasanya aku ingin menarik Davin keluar dari fikiran Nadira lalu aku masuk untuk menggantikannya.
Gila ... Aku benar-benar sudah gila telah jatuh hati pada istri sahabatku sendiri.
Aku juga pernah merasakan bagaimana sakitnya perpisahan dengan pasangan yang sangat kita cintai.
Aku tersentak dari lamunanku karena ada percikan air yang mengenai wajahku ternyata itu perbuatan kenand, aku mengusap airmataku lalu tersenyum kearahnya.
"Aku tidak melamun, aku hanya terlalu menikmati keindahan ini."
Aku tau Nadira tengah menutupi kesedihannya dihadapanku, Davin sangat beruntung dicintai oleh wanita sebaik Nadira.
Jika aku diberi kesempatan untuk mengejarmu aku pastikan tidak akan menyia-nyiakan wanita sebaik dan secantik kamu Nadira.
Setelah puas menikmati keindahan disini kami memutuskan akan pulang. Aku tidak ingin Nadira kelelahan jika berada terus disini.
"Aku langsung istirahat ya ken? Capek banget." ujar Nadira setelah kami sampai.
"silahkan Nad." ujarku.
"Setelah Nadira masuk ke apartemen nya aku langsung masuk keapartemenku yang memang tidak dikunci.
Saat masuk auranya mama sudah bikin merinding, duduk disofa dengan sebelah kaki kanannya dia tumpu dikaki kiri lalu menatapku dengan tatapan tajam.
"Assalamualaikum ma." aku mencium punggung tangan mamaku.
"Wa'alaikumsalam, duduk disini." mama menepuk sofa disisinya.
Mati aku ... Sebelum mama menemukan jawaban atas pertanyaan nya mama tidak akan melepaskankh.
Aku melangkah kearah sofa yang tengah diduduki mama lalu duduk disampingnya.
dugh ... Dugh ...
Detak jantungku tidak beraturan, aku seperti tengah dipersidangan.
"Kamu harus menjelaskan semuanya sama mama tanpa ada yang kamu tutupi." mama menatap tajam kearahku."
"ehm ... penjelasan yang mana ya ma? Sepertinya aku tidak pernah berjanji menjelaskan sesuatu sama mama."
"Kamu mau main-main sama mama, kenand."
Aku menjewer telinga putraku ... "kamu ingin mengalihkan pembicaraan?"
"Aww ... Aduh, Sakit ma." aku mengusap telingaku, mama benar-benar menjewernya dengan kuat."
"Makanya ... Cepat jelasin."
"Jangan bilang kamu menyukai wanita yang bernama Nadira itu, dia tengah hamil?"
Ya ampun ... Apa yang harus aku katakan, mama akan syok jika aku bilang aku benaran jatuh cinta pada wanita itu. Ucapku dalam hati.
"Ditanya malah melamun."
Heheh ... Aku nyengir menatap kearah mama."
"Cepetan cerita kenand."
"Iya ma, iya ..."
"Nadira itu sekretarisku."
"Sejak kapan?"
"Baru beberapa bulan ini ma."
"Sejak kapan kamu mempekerjakan wanita sebagai sekretarismu?"
"eh, a-anu, itu ma ... Se-sejak kemarin." ucapku terbata, smbil menggaruk kepalaku yang tidak gatal.
"Jawab jujur ... dimana kalian bertemu?"
"Mama Janji dulu jangan syok saat mendengarnya."
"Iya ... Mama janji."
Jika aku bilang Nadira istrinya Davin dan aku bilang aku bilang jika aku juga mencintai wanita itu, aku takut jika darah tinggi mama kumat.
Aku menimbang antara mengatakan yang sebenarnya atau menyembunyikan nya saja dari mama.
Tapi jika aku tidak mengatakannya, mama akan mengoreknya sampai dia menemukan jawabannya.
"Sampai kapan kamu akan diam seperti itu?" ujar mama.
Aku melirik kearahnya, darimana aku akan memulai ceritanya, mama benar-benar membuatku pusing.
"Jika mama tidak sabaran seperti itu, mendingan aku tidak jadi mengatakannya."
"Kamu mau cari masalah dengan mama Ken?"
"Mama akan buat hidup kamu tidak tenang jika kamu masih belum mengatakannya." ujar mama.
"Kenapa mama jadi pemaksa seperti ini."
Aku mulai kesal dengan tingkah mama.
"ya ... Karena mama sangat penasaran, sekarang kenapa tiba-tiba putra mama yang terkenal selalu bersikap dingin dengan wanita, tiba-tiba menjadikan seorang wanita sekretarisnya."
Malam mendebat akhirnya aku akan memutuskan untuk mengatakan semuanya dengan mamaku.
TITIK LELAHKU
BY : MIKHAYLA92