Notes : zona dewasaaaaaa!
“Om nikahin temenku ya? Ntar dapet istri sekaligus anak di hari pertama kalian menikah!”
Ide gila yang muncul dari Tari, membuat masa depan Lea yang hancur lebur menjadi indah.
Siapa sangka? Luca, pria yang Lea nikahi sebagai ayah darurat dari janinnya, telah merubah kehidupannya menjadi lebih berwarna dan berarti.
Akankah Luca menutup mata dengan siapa ayah kandung dari janin di perut istrinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Terbiasalah Menjadi Istri
...“Jadi, cobalah untuk terbiasa menjadi seorang istri pada umumnya.” — Luca Harrison...
“Leaaaaaaa.”
Dimas menghampiri Lea dengan mata yang basah. Ia tak menyangka harus merelakan sahabatnya menikah. Padahal, baru saja kemaren mereka menikmati malam yang bar-bar di diskotik. Tapi, karena malam itu lah, sahabatnya sampai mendapatkan musibah.
“Kalo udah jadi istri orang, jangan lupain gue ya.”
“Dih, kayak gue mau ke mana aja.”
“Tau. Nggak usah lebay, Dim!” seloroh Tari sembari mencubit lengan Dimas. “Dia itu di rumah Oma gue. Kalo kangen, ya tinggal dateng!”
“Tapi jangan tiap hari juga,” celetuk Katty yang tiba-tiba muncul di ruang ganti pengantin. “Kalian ini ya, udah tau pengantin baru, ya biarkan mereka menikmati suasana mesranya.”
Lea memerah. Ia sedikitpun tak berfikir akan bermesraan dengan Luca. Membayangkannya saja ia tak sanggup, apalagi menghadapinya langsung.
“Udah yuk. Acaranya mau di mulai,” panggil Alex.
Semua bergegas membantu Lea untuk keluar menuju wedding hall. Sementara Luca, ia sudah menanti di dalam wedding hall tepatnya di ujung altar.
Pintu wedding hall dibuka.
Lea yang sudah siaga sejak tadi, kini ia berjalan menapaki altar bersama Johan.
Luca tertegun. Matanya dibuat tak berkedip, saat melihat kecantikan yang terpancar, dari wajah gadis yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.
Pria tampan yang dibaluti jas coklat muda itu, terpana karena gadis yang berjalan dengan balutan gaun pengantin berwarna putih.
Langkah perlahan Lea, membuat Luca terus mengutuki waktu, kenapa waktu terasa begitu lama? Bolehkah dipercepat dan buat gadis itu segera berada di sisinya?
Setelah penantian yang mendebarkan, Lea pun kini berada di hadapan Luca.
Johan menyerahkan tangan Lea yang disambut Luca, sembari ia berbisik dengan penuh airmata. “Saya titipkan permata berharga ini padamu. Jika sudah tidak butuh, jangan dibuang. Tapi kembalikan baik-baik pada saya.”
Luca mengangguk, mengiyakan permintaan mertuanya itu.
Kini, mereka sedang menjalankan ritual pernikahan dengan tangan yang masih tergenggam, karena Luca menggenggam tangan Lea dengan sangat erat.
“Dengan ini, Luca Harrison dan Eleanor Lunette, telah sah menjadi sepasang suami istri.”
Semua keluarga dan kerabat dekat yang hadir, memberikan tepuk tangan yang meriah.
Renata dan Johan saling berpelukan karena tak mampu membendung rasa haru mereka. Intan permata yang selama ini mereka jaga, kini telah berpindah tangan ke sosok yang disebut suami.
“Sekarang, pengantin laki-laki boleh mencium dahi pengantin perempuan.”
Luca membalikkan badannya menghadap Lea, begitu juga Lea. Keduanya saling bertatap-tatapan dengan penuh arti. Pupil mata Luca membesar saat menatap wajah istrinya.
“Sepertinya aku benar-benar jatuh cinta pada gadis ini,” batin Luca berteriak.
“Om! Cium bibir, Om!” teriak Tari mengompori.
“Hush! Anak kecil ini!” Kinan mencubit lengan anaknya yang sembarangan bicara itu.
Namun, ucapan Tari tak membuat para undangan menatap sinis, melainkan tertawa dan mengharapkan hal yang sama.
“Udah sah, nggak usah ragu-ragu,” celetuk Noah, abang kandung Luca.
Kinan yang tadinya mencubit lengan anaknya, kini ia kembali mencubit lengan suaminya sambil terkekeh. "Anak dan Bapak, sama aja!"
Mendengarkan godaan tersebut, Lea memberi isyarat mata kepada Luca. Sambil bibirnya berusaha bicara dengan nada yang perlahan. “Jangan, Kak. Inget loh—”
Lea terbelalak kaget saat Luca benar-benar mencium bibirnya dengan penuh perasaan. Membuat gadis itu meremas gaun pengantinnya dengan sangat kuat, karena menahan debaran di dada yang semakin tak terkendali.
"Kak Luca lupa dengan isi perjanjian kita?" tanya Lea dalam hati. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa ia menikmati ciuman dari suaminya itu.
Sekitar lima detik Luca mencium gadis itu dengan penuh kasih sayang, membuat para tamu tak dapat menahan diri untuk tak tertawa dan berbahagia.
“Udah udah,” teriak Noah, “ntar lanjutnya di kamar!”
“Pada laper nih!”
“Ehem!”
“Luca, udahhh!”
Kegembiraan di hari itu, cukup membuat Lea merasa bahagia. Ia sampai tak bisa membedakan, apakah ini menikah sungguhan atau hanya kontrak. Meskipun hanya dihadiri saudara dan kerabat dekat, tapi … suasana sakralnya benar-benar terasa.
Sementara itu, jauh di pojok wedding hall, tepatnya di meja yang paling ujung, Gerry terlihat sedang menatap Lea dengan tatapan yang penuh penasaran.
Masih ada misteri yang tak terpecahkan rasanya. "Pernah ketemu di mana sih?!"
Tanpa sengaja, Lea dan Gerry beradu pandang. Dan hal tersebut disadari oleh Luca.
“Kak,” panggil Lea sambil menoleh ke arah Luca.
“Hm?” Luca mengalihkan pandangannya ke arah Lea. “Ada apa?”
Lea menatap mata Luca. “Cowo yang di meja paling belakang, yang pakai baju biru … sepertinya aku pernah melihatnya.”
“Gerry. Sempat ngobatin kamu waktu pingsan dulu.”
“Oh? Dia ya? Tapi, kalau aku pingsan, harusnya aku nggak tau muka dia, ‘kan?”
Luca jadi ikut berfikir. Benar juga apa yang dikatakan oleh Lea. Dan, tiba-tiba Luca jadi teringat. Saat ia dan Lea pergi ke mall, Gerry menghubunginya untuk menanyakan kontak Lea. Lalu, sahabatnya pun pernah mengatakan hal yang sama seperti yang dikatakan Lea.
“Apa mereka saling kenal? Nggak mungkin ‘kan, Gerry adalah ayah si janin?” celetuk Luca asal-asalan.
Namun, tak lama usai ia berargumen sendiri, ia menjadi benar-benar memikirkan hal tersebut. Mengingat sahabatnya adalah pria yang suka celup sana sini?
“Mungkin perasaan kamu aja,” elak Luca yang tak ingin Lea memikirkan Gerry.
Selama acara pernikahan itu berlangsung, Luca benar-benar dibuat tak tenang dengan argumennya sendiri. Meskipun ia bertanya langsung pada Gerry, pria itu juga tidak mengingat Lea. Hanya saja tampak familiar.
Hingga malam pun telah tiba.
Malam itu, Luca dan Lea sudah resmi menjadi suami istri. Dan tentu saja mereka akan berada di ranjang yang sama.
Karena acara pernikahan itu dilakukan di Hotel Oleander, maka semua saudara dan kerabat pun dipesankan kamar hotel agar bisa menikmati waktu santai lebih lama lagi.
Saat Luca dan Lea memasuki kamar khusus pengantin yang telah disediakan oleh hotel, ada begitu banyak kelopak bunga mawar yang bertaburan di atas lantai dan kasur. Bahkan, bathub pun sudah dihias sedemikian rupa dengan lilin di sampingnya, dan air hangat yang dipenuhi kelopak mawar.
“Kak … aku rasa, ini terlalu berlebihan untuk kita yang hanya sekedar menikah kontrak.”
Lea berjalan masuk ke kamar dengan gaun putihnya yang menyentuh lantai. Sementara Luca, ia sedang melepaskan jasnya dan meletakkannya di atas sofa.
Luca berbalik badan untuk menanggapi perkataan Lea, namun ia malah menabrak gadis itu dengan tubuh kekarnya.
Hampir saja Lea jatuh jika tubuh ringkihnya tak ditangkap dengan sigap oleh Luca.
“Jangan katakan apapun tentang pernikahan kontrak,” lirih Luca terluka. Ia menatap dalam ke wajah gadis yang saat ini dalam dekapan tangannya.
“T—tapi—”
“Kita nggak tau kalau ada orang yang mendengarnya? Bisa bahaya buat kita berdua,” potong Luca yang semakin tak ingin Lea memperjelas status pernikahan mereka.
“Okay, Kak.” Lea berdiri dengan benar, karena sesaat tadi sempat jatuh ke dalam dekapan Luca. “Makasih, Kak. Maaf aku nggak hati-hati.”
Kemudian, Lea berusaha meraih resleting gaunnya yang ada di belakang. Cukup sulit baginya untuk menjangkau resleting tersebut.
“Kak, aku ke kamar Tari bentar,” ucap Lea tiba-tiba.
Luca yang saat itu sedang melepaskan kancing kemejanya, mendadak heran. Kenapa gadis itu pergi menemui keponakannya di malam hari? “Besok aja. Kamu nggak cape?”
“Masa aku tidur pake gaun ini?”
“Ya tinggal di ganti sama baju tidur, Lea.”
“Tapi tangan aku nggak sampai.”
Luca mengerutkan keningnya. Ia kembali mencerna kenapa Lea ingin menemui Tari malam itu. “Kamu mau ke kamar Tari, karena minta dia bukain resleting baju kamu?”
Lea mengangguk polos. Membuat Luca menepuk jidatnya.
“Sini saya bukain.” Luca menawarkan diri tanpa basa basi. Ia melangkah maju mendekati Lea dengan dada bidang yang terekspos, karena kancing kemejanya sebagian sudah terbuka.
Melihat Luca melangkah maju, Lea mendadak takut dengan sekujur tubuh yang bergetar. Tiba-tiba ia teringat kembali kejadian yang hampir pupus diingatannya.
Meskipun ia tak tahu apa ia benar-benar diperkosa atau tidak, tapi setidaknya, yang ada dipikirannya saat ini adalah, dia benar-benar diperkosa malam itu.
“Kak.” Lea melangkah mundur selangkah demi selangkah. “Kita ‘kan udah janji nggak akan ada sentuhan fisik?”
“Hm?” Luca menaikkan alisnya sebelah sambil menatap lekat ke arah Lea. Tatapannya seperti tatapan buas yang ingin segera menerkam.
“Terus, Kakak lupa pesan dokter Dinna? Nggak boleh melakukan itu dulu selama—”
“Lea,” panggil Luca sambil membalikkan tubuh gadis itu agar membelakanginya. Lalu ia memegang resleting gaun gadis itu. “Kamu pikir, saya mau ngapain?”
“Saya hanya mau bantu kamu. Masak pengantin baru minta tolong bukain resleting bajunya ke orang lain? Bukan ke pasangan sendiri?”
Luca menurunkan resleting baju Lea dengan perlahan. Takut-takut terkena kulit mulus gadis itu.
Kemudian, Luca mendekatkan bibirnya bersebelahan dengan telinga Lea. “Tenanglah. Saya akan memegang janji saya selama kita bersama.”
“Karena kamu sudah resmi menjadi istri saya, kedepannya … apapun yang kamu butuhkan, katakan.”
“Saya nggak suka melihat istri saya meminta bantuan ke orang lain.”
“Jadi, cobalah untuk terbiasa menjadi seorang istri seperti pada umumnya. Seorang istri yang hanya mengandalkan suami."
“Toh, kebersamaan ini hanya setahun.”
...🌸...
...🌸...
...🌸...
...Bersambung …...
❤❤❤❤
calon pelakor
jgn sering..
masih rentan...
❤❤❤❤❤❤
❤❤❤❤❤❤❤
❤❤❤❤❤
berdasarkan cerita panakannya kalo lea dibobol org saat di club...
makanya walau awalnya nolak lea..
akhirnya luca mau ngaku ke pak johan kalo dia hamilin lea..
❤❤❤❤❤
apa yg akan terjadi hayooiii..
😀😀😀❤❤❤❤
❤❤❤❤❤❤
yg dapat pelukan dari istru kecil yg cantik..
❤❤❤❤❤❤
kan eamng anakmu luca..
❤❤❤❤❤
udah terlanjur kena gampar lagi..
❤❤❤❤❤