NovelToon NovelToon
EGO

EGO

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Wanita Karir / Keluarga
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: si_orion

Maxwell, Daniel, Edric dan Vernon adalah keempat CEO yang suka menghambur - hamburkan uang demi mendapatkan kesenangan duniawi.

Bagi mereka uang bisa membuat mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan bahkan seorang wanita sekalipun akan bertekuk lutut di hadapan mereka berempat demi mendapatkan beberapa lembar uang.

Sampai suatu hari Maxwell yang bertemu dengan mantan calon istrinya, Daniel yang bertemu dengan dokter hewan, Edric yang bertemu dengan dokter yang bekerja di salah satu rumah sakitnya, dan Vernon yang bertemu dengan adik Maxwell yang seorang pramugari.

Harga diri keempat CEO merasa di rendahkan saat keempat wanita tersebut menolak secara terang terangan perasaan mereka.

Mau tidak mau Maxwell, Daniel, Edric dan Vernon melakukan rencana licik agar wanita incaran mereka masuk ke dalam kehidupan mereka berempat.

Tanpa tahu jika keempat wanita tersebut memang sengaja mendekati dan menargetkan mereka sejak awal, dan membuat keempat CEO tersebut menjadi budak cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si_orion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 28

"Tempat apa ini?"

"Casino." jawab Daniel enteng.

Dia menggandeng Veronica memasuki sebuah ruangan khusus yang sudah berisi 3 pria berpakaian rapi seperti Daniel.

"Kemana pasangan kalian? Kenapa sendirian?"

Tanya Daniel duduk lalu menyuruh Veronica duduk di pangkuannya. Namun Veronica menolak dan akhirnya dia duduk dikursi samping Daniel.

"Pricilla tak pernah mau aku ajak tanpa Zayden, dan aku tak mau membawa anakku ke tempat seperti ini."

"Olivia sensitif bau jadi tak mau pergi kemanapun, dia sedang bermanjaan pada Mamaku sekarang."

"Chelsea sedang marah."

"Marah kenapa?" tanya Daniel.

Edric menghela nafasnya, moodnya jadi buruk sejak Chelsea mengajaknya bertengkar pagi tadi.

Rapat pun Edric di gantikan oleh Austin karena suasana hatinya yang sedang buruk. Beruntung para sahabatnya mengajaknya berkumpul jadi setidaknya dia punya pelampiasan.

"Entah, dia tiba-tiba sensitif dan membahas mengenai anak." jawab Edric meneguk winenya.

"Anak?" ucap Vernon diangguki Edric.

"Hem, dia tiba-tiba menuduhku selingkuh karena dia belum hamil juga sampai sekarang."

"Mungkin dia berpikiran negatif padamu. Chelsea takut kau akan meninggalkan dia kalau dia belum juga bisa memberikan anak untukmu." ujar Maxwell.

"Tapi aku tak pernah mempermasalahkan itu, aku bahkan tak pernah membalas pesan dari sekretarisku atau wanita manapun selain dia dan Mama." curhat Edric.

"Istrimu mungkin merasa khawatir, sebagai seorang perempuan, apalagi yang telah menikah, pasti ada harapan untuk segera memiliki seorang anak. Ibuku pernah bilang bahwa wanita itu terlahir 3 kali, pertama sebagai seorang putri dari sebuah keluarga, kedua sebagai seorang istri, dan ketiga saat dia melahirkan seorang bayi dan menjadi ibu. istrimu mungkin ingin menjadi seorang ibu, supaya dia merasa bahwa dia telah menjadi perempuan yang sempurna." Veronica ikut berbicara.

"Chelsea sudah sempurna untukku, bahkan tanpa dia memberikan anak untukku sekalipun." jawab Edric.

"Tapi wanita tak bisa berpikir seperti itu, meskipun membantah tapi hati kecilnya tak bisa. Kau tahu, anak adalah salah satu berlian berharga untuk seorang wanita. Menjadi ibu jauh lebih membahagiakan daripada apapun." balas Veronica membuat Edric terdiam.

"Mungkin kau bisa berbicara dengannya secara perlahan dan lembut, dia sedang sensitif jadi kau juga jangan ikut emosi." saran Veronica.

Edric tersenyum tipis menatap Veronica. "Terimakasih."

.

.

.

Kegiatan berjudi mereka berlanjut meskipun Edric terlihat tak begitu bersemangat.

"Niel, aku ingin ke toilet." bisik Veronica.

Daniel menatap Veronica curiga. Veronica merotasikan bola matanya. "Hanya ke toilet astaga."

Daniel akhirnya memutuskan untuk mengantar Veronica ke toilet, entahlah rasanya Daniel trauma saat Veronica berusaha kabur dari rumah saat itu.

Setelah kembali ketiga sahabatnya langsung meledek Daniel yang begitu posesif bahkan sampai mengantar Veronica ke toilet.

Veronica mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan itu, satu ide cemerlang terlintas dalam benaknya saat melihat pintu yang terbuka. Veronica memperhatikan tangannya yang masih digenggam erat seolah tangan Daniel seolah tangan itu mengunci tangan Veronica.

Sebelah tangan Veronica yang terbebas mulai menjalar nakal. Dia tahu adik kecil Daniel mudah tergoda dan akan berefek pada kekuatan pria itu. Gotcha! Veronica tahu kelemahan Daniel, maka dari itu sekarang adalah saatnya Veronica memanfaatkan itu.

Tangan mungil lentik Veronica mulai menari dipaha Daniel yang masih fokus bermain kartu.

Tangan itu semakin meraba naik hingga menyentuh tonjolan dipangkal kaki Daniel.

Dengan lembut, Veronica menangkupnya dan mengusapnya membuat Daniel mendesis menahan birahi.

"What the fuck is with you, little tiger." desis Daniel menatap Veronica dengan kabut gairah.

Tanpa memedulikan sahabatnya yang mulai memperhatikan mereka, Veronica semakin menggoda Daniel dengan menggigit bibir bagian bawahnya seksi.

Veronica tahu bahwa Daniel mudah tergoda oleh dirinya, saat Daniel menatapnya penuh gairah, Veronica langsung mengambil kesempatan itu.

BRAKKK

ketiga CEO berjengit saat tubuh Daniel terpelanting dan jatuh ke lantai dengan tiba-tiba. Pelakunya adalah Veronica. Wanita itu berhasil menghempaskan tubuh Daniel dengan jurus karate yang sempat dia pelajari.

Saat tubuhnya terpelanting, otomatis genggaman tangannya pada Veronica pun terlepas. Tak pelak itu pun menjadi kesempatan untuk Veronica melarikan diri. Dengan lihainya Veronica berlari meskipun dia menggunakan sepatu hak tinggi.

Daniel mendesis dan murka, sedangkan para sahabatnya bukannya membantu justru malah menertawakan Daniel.

Pria itu segera bangkit dan segera mengejar Veronica dengan seribu umpatan keluar dari mulutnya.

"WHAT THE FUCK ARE YOU DOING?!" bentak Daniel saat melihat anak buahnya membiarkan Veronica kabur.

Daniel berlari keluar gedung mengejar Veronica.

"Kau ingin bermain denganku, my tiger. Run as fast as you can, because I will get you back."

Daniel terus mengejar Veronica yang berlari kencang, mata tajamnya bak seekor Harimau yang tengah berburu kijang. Dengan langkah bak Cheetah, Daniel terus mengejar Veronica didepannya tanpa memedulikan orang-orang yang dia tabrak.

Dia tak menunjukkan ekspresi marah, justru Daniel menunjukkan ekspresi seorang pemburu yang tertantang. Dia sedang memburu peliharaannya yang kabur. Dan sebentar lagi peliharaannya akan segera dia dapatkan kembali.

Mata tajam Daniel melihat Veronica berbelok menuju gang sempit disamping gedung. Sial! Kenapa Veronica begitu lincah berlari bahkan dengan sepatu hak tingginya.

Daniel menyeringai dan menghentikan larinya saat dibelokan dia melihat Veronica berhenti dan bersandar pada tiang lampu jalanan.

"Are you tired my little tiger?" tanya Daniel pelan menghampiri Veronica yang masih bersandar sambil menunduk memegangi perutnya.

"No matter how fast you run, you can never run away from me, my little tiger. Because this Cheetah will always be ready to run to catch up and catch you back." ujar Daniel terus melangkah mendekat pada Veronica, dia pikir Veronica akan kembali berlari, tapi justru nyatanya.

"Argh, sakit." lirih Veronica mencengkram perutnya meringis kesakitan.

Daniel tersentak, dia menarik dagu Veronica. "Why are you so pale?" pekik Daniel melihat wajah pucat Veronica.

Mata Veronica memerah dengan air mata yang menggenang, juga ekspresi kesakitannya. "P- perutku, argh, s-sakit."

"Goddam it! Apa yang-”

***

"Damn it!"

Daniel tak henti-hentinya bersumpah serapah sambil bolak balik resah didepan sebuah ruang UGD. Pria itu masih terkejut saat Veronica begitu pucat hingga darah mengalir dikakinya.

Dia tak bisa berpikir apapun saat itu, dia segera membawa Veronica ke rumah sakit tanpa mengabari siapapun. Dengan kalang kabutnya Daniel bahkan memarahi perawat yang dia anggap lelet saat mendorong brangkar dengan Veronica yang terus meringis kesakitan.

"Bagaimana kondisi Veronica?" tanya Daniel langsung begitu Pricilla keluar dari ruangan UGD.

"Veronica mengalami keguguran."

Deg

Kalimat yang Pricilla ucapkan tadi bak sambaran petir untuk Daniel. Keguguran? Itu artinya Veronica hamil? Selama ini Veronica hamil?

"K-keguguran? Itu artinya Veronica hamil? Dia hamil? Berapa lama? Berapa bulan?"

Pricilla menggeleng, dia adalah dokter spesialis bedah sehingga dia tak bisa menentukan berapa usia kandungan seseorang.

"Aku belum mengetahui secara pasti, aku akan memanggil dokter spesialis kandungan untuk memeriksanya lebih lanjut. Tapi Veronica harus segera menjalanı operasi untuk mengeluarkan janinnya, karena janinnya sudah berbentuk dan sudah lumayan besar." jawab Pricilla.

Daniel terdiam hingga Pricilla pada akhirnya meninggalkan dia untuk segera menyiapkan operasi untuk Veronica.

Hamil? Veronica sedang hamil? Kenapa Daniel tak tahu itu? Dan kenapa Veronica selama ini tak menunjukkan tanda-tanda kehamilan?

Bodoh! Seharusnya Daniel sadar bahwa dia selalu menyemburkan spermanya didalam, dia bahkan tak pernah memakai pengaman ataupun menggunakan obat pencegah kehamilan. Dia kecolongan.

Ceklekk

6 jam pasca operasi Veronica, Daniel melangkah masuk keruang rawat wanita itu. Entah apa yang dia rasakan sekarang tapi hatinya berdenyut sakit melihat tubuh Veronica terbaring lemas disana dengan berbagai macam alat medis menempel ditubuhnya.

"Kandungan Nyonya Veronica sudah berusia 14 minggu, ukuran janinnya sudah 8,5cm dan bobotnya sudah 42gram. Sebagian organ tubuhnya sudah terbentuk, organ dalam juga sudah mulai berproduksi. Namun sepertinya kondisi kesehatan fisik serta mental Nyonya Veronica kurang baik sehingga itu berdampak pada Janinnya. Kondisi janinnya lemah dan kekurangan protein. Penyebab kegugurannya disebabkan oleh kelelahan, goncangan keras, dan juga stress."

"Pada sebagian kasus ibu hamil, tanda-tanda kehamilan kadang tidak terasa bahkan ibu tidak menyadari kehamilannya."

Penjelasan dari dokter kandungan yang Pricilla bawa tadi terus memenuhi otak Daniel. 14 minggu? 3 bulan? Itu artinya 3 bulan lamanya Veronica menyembunyikan kehamilannya?

Jantung Daniel bekerja lebih cepat dan hatinya terasa dicubit kencang saat matanya melihat bagaimana kondisi janin yang belum terbentuk sempurna itu. Anaknya, calon anaknya yang tak pernah Daniel sadari kehadirannya.

Daniel tak tahu bagaimana perasaannya sekarang setelah melihat janin mungil itu sudah keluar sebelum waktunya. Janin mungil berlumuran darah yang sudah tak bernyawa bahkan sebelum dia menghirup udara segar.

Apakah ini adalah perasaan seorang Ayah yang melihat anaknya meninggal? Apakah ini rasanya ditinggalkan oleh darah dagingnya sendiri? Daniel sungguh tak bisa mendeskripsikan perasaanya sekarang. Rasanya sungguh bercampur aduk.

1
veve
nggak tahu lebih mau ngetawain edric apa kasihan /Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!