“Ivory Esmeralda, apakah kau sedang mencoba untuk menguji kesabaranku sekarang? Bukankah sejak awal kau sudah menyetujui semua perjanjiannya?”
“Apa maksudnya Ivory Esmeralda? Namaku jelas-jelas Ivory Asteria, lalu kenapa … Sial, jangan katakan kalau dugaanku benar-benar menjadi kenyataan. Aku memasuki dunia lain?”
“Ingatlah, pernikahan ini hanya akan berlangsung selama 6 bulan lamanya. Jangan berharap aku akan memperlakukanmu sebagai seorang istri karena kau tahu sendiri bahwa aku telah memiliki seorang kekasih yang sangat aku cintai.”
Kalimat yang sama, ekspresi raut wajah dan nada bicara yang sama seperti yang di gambarkan oleh penulis dari novel yang berjudul ‘Kematian Tragis Permaisuri Raja Vampir’ yang Ivory baca sebagian sebelum dia terjatuh dari tangga begitu mendengar kabar tentang kecelakaan kedua orang tuanya.
“Benarkah aku memasuki dunia novel? Pengangguran menjadi Ratu, apakah mungkin? Bahkan Ratu Vampir, bagaimana jadinya nanti?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11. Bukan Pengawal, Tapi Mata-Mata
Sehingga mau tidak mau, Ivory harus menggunakan kekuatannya sendiri karena serangan itu cukup mematikan jika dia menerimanya begitu saja. Secara spontan, Ivory kembali menggunakan kekuatan pengendali pikirannya yang belum sempurna itu. Seketika mata Ivory berubah menjadi merah, menandakan bahwa dia sudah mulai mengaktifkan secara paksa kekuataan tersembunyi di dalam dirinya.
“Bukan aku yang harus mati, tapi kau! Jadi, matilah dengan cara yang akan kau gunakan untuk membunuhku.”
Apa yang Ivory katakan benar-benar dilakukan oleh vampire pembunuh itu. Dimana pria itu beralih mengarahkan senjatanya ke dirinya sendiri dan menusuk jantungnya berulang kali, hingga cipratan darah kembali membasahi kamar itu.
Dorian dan para vampire pembunuh yang menyaksikan kejadian tersebut, sontak terdiam karena saking terkejutnya untuk beberapa saat. Sampai akhirnya Dorian tersadar dari keterkejutannya dan langsung memanfaatkan kelengahan musuh untuk membunuhnya dengan cepat.
“Uhuk ….”
Inilah yang akibat yang harus Ivory terima karena telah menggunakan kekuatannya yang masih belum bangkit secara paksa. Dia kembali memuntahkan darah segar, tubuhnya ambruk tak bertenaga bahkan lebih parah dari sebelumnya.
“Yang mulia Ratu, apakah anda baik-baik saja? Tunggu sebentar, saya akan—”
“Tidak perlu memanggil dokter kerajaan … Haah … aah …” Deru napas Ivory masih terengah-engah, “Aku baik-baik saja, lebih baik kau bereskan semua ini secepatnya.” Lanjutnya.
“Tapi ….”
“Bantu aku beristirahat di kamar lain,” sela Ivory yang sebenarnya tidak ingin mendengar kata bantahan dari siapapun.
“Baik, Yang Mulia Ratu!”
Dorian tidak dapat menolaknya lagi, dia segera membantu Ivory berdiri dan memapahnya menuju salah satu kamar kosong yang berada di istana Ruby. Setelah memastikan Ivory sudah beristirahat dengan baik, Dorian pun segera keluar untuk memperketat penjagaan di sekitar kamar tersebut dan menyuruh beberapa anak buahnya untuk membersihkan mayat yang berada di kamar utama sang ratu.
Tentu tidak hanya itu yang Dorian lakukan, sebab dia harus melaporkan kejadian tak terduga yang baru saja dia lihat dengan kedua matanya sendiri. Ya, Dorian segera menghadap kepada Raja Ragnar dan memberitahukan apa yang baru saja terjadi.
“Apa kau yakin kalau dia memiliki kekuataan pengendali pikiran yang hampir setara denganku?” tanya Ragnar untuk kesekian kalinya.
Sebab meski telah menduganya sejak saat itu tetap saja dia masih tidak mempercayai kalau ada vampire yang lain yang memiliki kekuataan pengendali pikiran yang setera dengannya. Jelas sekali tertulis di silsilah ras vampire bahwa tidak akan ada vampire bangsawan lainnya yang setara dengan kekuataan rajanya.
Lalu kenapa Ivory bisa memiliki kekuataan pengendali pikiran sebesar itu? Dan tidak pernah Ragnar lupakan bagaimana Ivory sama sekali tidak terpengaruh kekuatannya yang seharusnya tidak bisa dihindari oleh vampire lainnya, meski itu seorang bangsawan vampire sekalipun.
“Benar, Yang Mulia! Jelas sekali bahwa saya melihatnya sendiri kalau Yang Mulia Ratu menggunakan kekuataan pengendali pikiran yang sama dengan kekuatan milik anda untuk membunuh vampire pembunuh itu.” Mungkin ini sudah jawaban ke lima kalinya Dorian utarakan kepada Rajanya.
“Yang Mulia, sepertinya Ratumu kali ini memang sangat menarik untuk kau abaikan begitu saja. Cara dia melakukan tawar menawar denganmu juga membuatku penasaran darimana dia memiliki keberanian untuk mengancam mu saat itu. Atau mungkin dia masih menyimpan kekuataan besar untuk bisa melakukan hal yang dia ancamkan kepada anda,” ujar Denzel ikut bersuara.
“Kau benar, Denzel! Dia cukup misterius jika hanya dikatakan sebagai vampire terbuang dari bangsawan Percival. Haruskah kita mulai melakukan penyelidikan lebih jauh tentangnya?” Ragnar kali ini bukan hanya sekadar ketertarikan biasa, melainkan dia sudah sangat penasaran dengan Ratunya kali ini.
“Itu lebih baik, Yang Mulia! Apalagi kita belum sepenuhnya berhasil dengan eksperimennya. Kita juga harus memastikan, apakah dia bagian dari vampire yang berusaha ingin melakukan pemberontakan kepada anda atau bukan?” Denzel langsung menyetujuinya.
“Kau benar, kita memang harus berhati-hati dengan siapapun disaat situasi seperti ini,” ujar Ragnar sependapat dengan apa yang Denzel khawatirkan, “Dorian, perintahkan Morgan untuk melakukan penyelidikan tentang Ratu dan pastikan kau mengawasi dia baik-baik selama kau menjadi pengawal sementaranya. Laporkan apapun yang dia lakukan, meski hal sepele sekalipun.” Lanjutnya memberikan perintah.
“Baik, Yang Mulia!” sahut Dorian menerima perintahnya dengan sepenuh hati.
...****************...
Sementara itu, Ivory yang masih beristirahat di kamar lain sudah memperkirakan bahwa Dorian pasti telah melaporkan apa yang terjadi kepada Ragnar. Terutama tentang kekuatan pengendali pikiran yang dia gunakan untuk membunuh vampire pembunuh itu. Awalnya Ivory memang berniat untuk menyembunyikan kekuatannya yang masih belum sepenuhnya terbangkitkan itu, tapi keadaan malah membuatnya menggunakan kekuatan tersebut untuk bisa bertahan hidup.
“Sial, apakah aku salah menempatkan Dorian sebagai pengawal sementaraku? Dia pasti sudah pergi melapor kepada Tuannya, karena bagaimanapun dia bukan pengawalku melainkan hanya mata-mata yang Ragnar tempatkan di sisiku untuk mengawasi setiap pergerakan yang aku lakukan,” umpat Ivory sembari menatap langit-langit kamarnya, sebab dia tengah berbaring diatas tempat tidurnya.
“Namun, setelah aku pikir-pikir sepertinya itu bukan keputusan yang buruk. Jika Ragnar mengetahui tentang kekuatan milikku, maka secara tidak langsung dia akan merasa penasaran tentangku. Dia akan mulai mencari tahu apapun yang berkaitan denganku dan juga memberikan perhatian lebih, apalagi kalau aku bersikap mencurigakan,” sambungnya seakan menimbang baik buruknya dari keputusan yang sudah dia ambil.
“Setidaknya keberadaan Dorian di sisiku, bisa menjadi tameng terbaik dari para pembunuh itu. Dan rasa penasaran Ragnar pada kekuatanku akan menghilangkan rumor bahwa aku bukan ‘lah Ratu yang diabaikan oleh Rajanya sendiri.”
“Ya, untuk saat ini tidak terlalu buruk! Kita lihat saja, apa yang akan Ragnar lakukan setelah mengetahui tentang kekuatan pengendali pikiran yang aku miliki ini …. Tapi tunggu! Bukankah dalam sinopsis novelnya akan terjadi peperangan besar antar klan mahluk abadi. Jangan katakan kalau Ragnar malah mengira aku bagian dari vampire pemberontak?” Ivory segera bangkit dari posisi tidurnya saat teringat bagian penting dari synopsis novelnya.
“Sial, bagaimana aku bisa melupakan poin penting itu. Tapi Tunggu … Apakah para pembunuh itu bagaian dari pemberontakan terhadap pemerintahan Ragnar saat ini? Aku tidak boleh menggantungkan hidupku pada Ragnar kalau begitu.”
Ya, tidak ada gunanya Ivory terlalu menggantungkan hidupnya pada perhatian Ragnar. Dia harus menemukan kekuatannya sendiri agar bisa bertahan hidup menjadi Ratu Vampir terhebat seperti tujuannya dalam kehidupan keduanya ini.
“Benar, setidaknya kali ini aku harus hidup menjadi Ratu jika di kehidupannya sebelumnya menjadi pengangguran dan beban keluarga.” Ivory kembali bertekad, “Dan jika ingin menjadi Ratu Vampir yang hebat, maka aku harus menempatkan semua orang berada di pihakku, bahkan para pelayan sekalipun.”
Bersambung ….