NovelToon NovelToon
Striptis Single Mom

Striptis Single Mom

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Roman-Angst Mafia / Anak Yang Berpenyakit / Chicklit
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: malkist

Di bawah lampu kerlap-kerlip euforia club, Rane, si Single Mom terpaksa menjalankan profesi sebagai penari striptis dengan hati terluka, demi membiayai sang anak yang mengidap sakit jantung.

Di antara perjuangannya, kekasih yang dulu meninggalkan dirinya saat hamil, memohon untuk kembali.

Jika saat ini, Billy begitu ngotot ingin merajut asmara, lantas mengapa dulu pria itu meninggalkannya dengan goresan berjuta luka di hatinya?

Akankah Rane menerima kembali Billy yang sudah berkeluarga, atau memilih cinta baru dari pria Mafia yang merupakan ipar Billy?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon malkist, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Billy pulang ke rumah, menemui Sia dengan membawa salinan surat perceraian yang sebelumnya disobek oleh wanita itu.

"Sia, mempertahankan orang yang tidak mencintai mu adalah racun untuk mu, untuk ku juga yang lama lama akan menghancurkan. Ku mohon, tanda tanganilah."

Sia yang sebenarnya kacau menahan nahan diri mengingat janjinya ke Marc, mencoba tenang dan bersabar menunggu hal apa yang di lakukan kakaknya itu di luar sana, sambil main hape seakan akan tidak menganggap keberadaan Billy.

"Sia, kau sangat menyebalkan. Aku muak dengan mu!" Tidak seperti tadi yang lembut membujuk, kini Billy terdengar kesal. "Terserah kau saja, jika kau mati karena obsesi mu, maka nikmati sendiri. Aku menyesal datang kemari dan aku tidak akan datang kemari lagi menemui baik kecuali jika kau bersedia untuk menandatangani surat perceraian."

Mendengar itu, tangan Sia mencengkram kuat hape nya. "Obsesi? Haha..." Sia terkekeh ejek. "Lalu kau apa? Bukannya kau pun terobesi dengan cinta masa lalu mu?" Sia mendongak dan mencibir. "Kau sudah punya istri tapi begitu gila terang terangan mengejar Rane sialanmu itu."

"Kita jelas jelas berbeda. Kau memaksa ku sementara aku dan Rane saling mencintai."

Rahang Sia berkedut di balik kepura-puraan ketenangannya. Giginya beradu marah sambil memandang punggung Billy yang pergi memutus perdebatan.

"Kak Marc, kau di mana?" gumamnya jengkel karena chat dan teleponnya kini tak mendapat respon satu pun.

Praang... Sia melempar hapenya untuk meluapkan emosinya yang tersulut oleh Billy dan ... Marc.

Beberapa jam berlalu, akhirnya Marc tiba. Sia yang ketiduran sofa, saat ini diraup tubuhnya oleh pria itu dan membawanya ke kamar.

Dari laporan penjaga rumah, Marc tau Billy datang dan pergi lagi.

"Kau sudah menepati janji, Sia. Melihat mu tak berbuat bodoh menyakiti diri sendiri, sudah cukup bagi ku." Senyum hangat tapi tipis, tersirat di bibir tipis seksi itu. Akan tetapi, senyuman itu tak bertahan lama ketika ia membaca selembar kertas yang berada di pelukan Sia.

Kali ini, Marc sangat tenang tenang misterius tak memperlihat amarahnya di mimik itu.

***

"Terima kasih Dokter William atas pengobatan terbaik mu ke Dande."

"Hei, kau begitu sungkan. Ini sudah kewajiban ku. Dan kau anak manis, jaga kesehatan dan nurut apa kata Mama mu di rumah nanti. Terus, kau harus racin minum obat nya?"

"Tentu Paman Dokter." Dande sangat bahagia pagi ini sudah diperbolehkan pulang. Ia mengangguk ngangguk sembari tersenyum tanpa beban.

Melihat senyuman Dande yang bersemagat ingin meninggalkan rumah sakit, membuat Rane terharu bahagia sekaligus merasa sedih karena itu tandanya, ia harus jatuh ke tangan Marc.

Ya, ia bisa bebas semalam, menemui Dande karena berjanji akan bersedia menikah jika Dande sudah keluar dari rumah sakit. Sial atau anugrah? Pagi - pagi, Dokter William sudah menyatakan kepulangan Dande.

"Rane, hei.. Apa kau melamun?"

"Hah? ... Ti--tidak." Rane gelagapan sedikit terkejut oleh tepukan kecil Dokter William di bahunya. "Aku akan berkemas."

Dokter William sekadar mengangguk. "Aku permisi dulu."

Mengabaikan Dande yang bercerita girang dengan boneka nya, Rane membereskan barang-barang nya.

Ting...

Sebuah chat notifikasi masuk tanpa nama.

"Kau tidak ada niat untuk kabur, kan? Calon anak ku sudah diperbolehkan keluar tapi kau tak memberi tahukan."

Sial, dari bahasanya, Rane sudah tau kalau chat songong itu dari Marc.

Rane segera beranjak cepat ke pintu, mengintip keluar untuk memastikan anak buah Marc.

Hais, pantas saja tau, di sana ada dua orang pria berjas hitam rapi layaknya seorang bodyguard terlatih.

Ting...

Bersiaplah untuk pergi ke catatan sipil.

Rane menghela nafas putus asa, tak bisa berkutik di bawah tekanan Marc yang memanfaatkan kelemahan nya yaitu Dande.

"Mama, kau kenapa?"

Rane berjengit kaget akan sosok Dande yang entah sejak kapan berdiri di hadapannya.

Oke, meskipun ia terpaksa menikah. Setidaknya, Dande harus melihat nya tidak dalam paksaan, tapi kebahagiaan.

"Mama mau bilang sesuatu."

Dande sabar menunggu meski melihat Mama nya terlihat ragu mengatakan kelanjutannya.

"Kalau Mama menikah selain Paman yang Dande suka..." Maksud Rane adalah Billy. "Apa kau keberatan?"

Reaksi Dande seketika mematung dengan mata jernih nya menatap lekat lekat Mamanya. Sejurus, senyum terpatri begitu lebar. "Yeee, mau punya Papa!"

Ya ampun, anaknya senang sekali sampai jingkrak-jingkrak begitu.

"Katakan, siapa orang nya?"

"Apa aku pernah melihat nya?"

"Tampan tidak?"

"Baik kan?"

"Punya banyak uang kan, Ma?"

Pertanyaan terakhir Dande yang mencecar cerewet, menohok Rane.

"Hei, bocah. Kau terdengar gadis matre mempertanyakan kekayaan." Rane speechless sambil geleng geleng.

Dande nyengir. "Biar Mama tidak kerja lagi," katanya polos yang membuat Rane terharu.

"Ayo, Ma. Ajak aku bertemu dengan calon Papa ku. Aku akan menilai nya sendiri. Kalau ada cela, biar ku pertimbangkan. Meski aku suka punya Papa, tapi tidak mau yang ngasal buat Mama."

Anaknya sudah persis seorang ibu yang hendak menilai calon menantu.

***

Sekarang, di sinilah Dande dan Rane ... Di sebuah villa yang mewah, berdiri di hadapan Marc, barusan sampai dibawa oleh dua anak buah Marc.

"Paman gondrong tampan, ternyata kau orang nya yang menjadi calon Papa ku?"

"Ssst, Dande, yang sopan." Rane berisik sambil menahan Dande yang hendak pecicilan mendekati Marc. Anaknya ini tidak menyadari saja, dibalik ketampanan nya tersimpan monster yang menakutkan.

"Kemari anak cantik."

Rane kian memperkuat pegangannya di Dande manakala Marc merentangkan tangan ke anaknya seolah olah malaikat yang begitu welcome.

Secara halus, Marc memberi ancaman melalui alis sebelah yang terangkat. Segera, Rane melepaskan anaknya. Bocah itu langsung mendekati Marc. Dan pria itu pun, meraih tangan kecil Dande membawa nya ke arah sofa.

"Tuan Marc, kita harus bicara." Rane memberanikan diri.

"Sekarang? Padahal, Calon Papa ini mau pedekate ke calon anak ku."

Rasanya, Rane ingin sekali menarik kunciran Marc karena pandai berakting baik di depan bocah. Sungguh, rubah sejati.

"Sekarang..." tekan Rane lalu tersenyum lembut ke Dande. "Kau di sini dulu, ya, Dande."

"Iya, Ma."

Dengan tenang, Marc mengikuti Rane dan berhenti di teras.

"Kau sudah berjanji untuk tidak menyakiti anak ku, Tuan Marc," bisik Rane penuh tekanan.

Marc mengangguk. "Apa kau lihat, aku sedang menyakiti nya?" suara Marc tak kalah rendah.

Rane yang hendak menjawab, kembali bungkam. Benar apa yang dikatakan Marc, dia tidak melakukan hal-hal berbahaya tadi.

Marc tersenyum sinis. "Aku memaklumi kecemasan mu yang berlebihan. Percaya padaku, Dande akan baik baik saja di sini, tergantung pada mu saja. So, jadi lah wanita penurut, Sayang."

Cup...

Brengsek... Berani nya dia mencuri kecupan tepat di bibir nya.

"Wow ... Aku tidak melihat nya."

Kompak, Rane dan Marc menoleh ke jendela. Di sana ada Dande yang menggoda mereka.

"Hais, anak itu tidak bisa duduk anteng..."

Senyum Marc tersemat tipis melihat kegeraman tertahan Rane dibuat Dande, yang saat ini masuk ke dalam villa.

"Dande, Mama sudah bilang, kau harus duduk menunggu."

Dande tidak mendengarkan Mamanya. Justru beranjak meraih tangan Marc dan menarik nya duduk di sofa.

"Paman, meski kau terlihat mesra barusan ke Mama ku, tetap aku akan mewawancarai mu. Pantas tidak nya jadi Papa dan Suami Mama ku, tergantung pada mu sekarang."

"Oh, ini menegangkan. Aku akan menjawab dengan baik, Tuan Putri."

"Hahahaha..." Dande tertawa mendengar akting gugup Marc.

Selain menonton, Rane bisa apa lagi.

1
Ana
ancaman marc mematikan
Nur Galuh Panjalu
lama banget updatenya si
Ana
next dong kak
Ana
berharap banget marc bisa berubah jadi lebih baik berkat dande 🥺
Ana
maksudnya rajin ya kak
Ana: 🤭semangat kakak💪
Siapa Aku?: wkwkwk, typo yang meresahkan 😭😂😭
total 2 replies
Ana
marc kejam banget 😭😭😭
Ana
semoga kamu baik-baik saja ya rane, ini semua karena Billy yang egois tidak memikirkan dampaknya
Ana
Billy oh Billy sekarang apa yang akan kau lakukan jika rane dan dande menderita 😢😢😢
Ana
nah loh 😂
Ana
hmmm 🤔diajak mungkin ya kak
Agus Tina
😀😃😃😃😃 bagus perempuan kuat bukan menye2 bisa menggunakan kelemahan sekaligus kelebihan fan kekuatannya ...
Agus Tina
Bagus ceritanya
Ana
Billy menempatkan rane dalam masalah 😩😢😢😢
kasihan rane nanti
Ana
waduh, kabuuuur devon
Ana
padahal bukan Billy 🙈
Ana
ck rumit, malah mungkin hidup rane ga akan tenang jika dengan Billy
Ana
hais devon kamu masuk kandang singa eh🤭 kan gawat kalau Marc tau
Ana
apa rane beneran melakukan itu sama Billy, tapi kenapa? pake pengaman ga, kalau ga bisa aja kan hadir dande kedua 🙈malah mikirin aku hahaha😂
Ana
kenapa ga tes DNA aja bil
Ana
Billy kah 🤔🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!