Alya Monica seorang korban broken home yang sedang kabur dari pengawasan Mami Papi nya.
Terjebak skandal ranjang panas dengan duda tampan yang sedang menginap di hotel yang sama dengan nya.
"Om, aku hamil" Alya.
"Aku hanya satu kali, tidak mungkin kau hamil" Luke.
"Tapi satu kali juga nusuk Om, berasa banget sakit nya" Alya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilam nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jalani
Luke dan Alya pun pulang setelah makan, keduanya tidak saling mengeluarkan suaranya sejak di perjalanan tadi.
Dan sesampainya di rumah Alya langsung masuk ke dalam rumah, dia meninggalkan Luke dengan barang-barang nya selama seminggu di rumah sakit kemarin.
"Dia benar-benar bertingkah" kesal Luke membawa tas yang berisi baju-baju nya dan Alya selama di rumah sakit.
Saat masuk ke dalam rumah Luke tak melihat Alya di ruang tengah, dia langsung naik ke lantai atas yaitu kamar nya.
Ceklek..
Alya yang sedang membuka baju nya itu melihat Luke, dia acuh dan menutupi tubuh nya dengan handuk.
"Kamu akan mandi?" tanya Luke saat Alya melewatinya.
"Ya, sudah tiga hari membuat aku merasa seperti anak jalanan" balas Alya sambil berjalan melewati Luke.
Alya berjalan masuk ke dalam kamar mandi dan langsung mengunci pintu kamar mandi.
Luke yang mendengar suara klop pintu yang di kunci membuat nya menghembuskan nafasnya kasar.
Hingga terbesit di pikiran nya untuk menyiapkan baju ganti Alya.
Beberapa menit berlalu Alya keluar dari kamar mandi, dia langsung mendekati ranjang dimana bajunya di simpan.
Dan saat melihat baju yang berbeda Alya melotot, tak hanya itu warna c* dan Br* nya juga diganti dengan warna pink.
"Luke!" teriak Alya.
Luke yang duduk di sofa itu seketika melirik saat nama nya di panggil.
"Kenapa?" hanya Luke dengan wajah tanpa dosa nya.
"Kenapa kamu menggantikan semua pakaian ku!" kesal Alya.
"Ahk itu, aku lebih suka melihat mu terlihat seperti suster, dress pink itu terlihat cocok untuk mu" balas Luke santai.
Alya yang mendengar ucapan Luke sangat kesal, dia melihat Luke tajam dan mau tak mau memakai nya karena terlalu malas mengambil baju lain.
"Dasar pria tua mesum, ngimpi apa aku kenapa bisa punya nasib kawin sama aki-aki" batin Alya menggeruru kesal.
Keduanya jelas sama-sama tidak menerima pernikahan ini, Alya juga membenci Luke dia hanya ingin menyusahkan hidup Luke dengan menumpang hidup pada Luke.
Dengan begini dia tidak perlu bekerja lagi, dan selain itu Alya juga tak perlu repot-repot memikirkan masa depan anak nya kelak karena pikir Alya Luke akan mati cepat dan dia akan mendapatkan banyak harta.
Realistis saja siapa yang suka dengan pria tua, Alya memiliki tipe pria yang jauh di atas rata-rata sekalipun Luke tampan dan gagah tapi Alya tetap saja tidak suka Luke karena benci nya sudah tumbuh sebelum rasa suka.
"Kemari" kata Luke.
Alya pura-pura budeg dengan memilih diam dan menyisir rambutnya.
"Alya Monica" panggil Luke lagi.
Hufh..
"Apasih" Alya datang dengan membawa sisir karena dia baru keramas dan rambutnya masih basah.
Alya mendudukkan bokong nya di sofa kosong samping Luke, dia memasang wajah galaknya seperti biasanya.
Luke menghela nafasnya panjang, dan memiliki Alya.
"Kita harus mulai membicarakan pernikahan ini" kata Luke tiba-tiba.
"Bicara apa? warisan?" tanya Alya.
Pletak!
Luke menyentil kepala Alya, membuat Alya meringis dan manyun.
"Sakit tau" kesal Alya.
"Salah siapa otak kamu isi nya duit terus, dan siapa juga yang mau memberikan warisan pada mu" ketus Luke.
"Oh jadi aku nggak akan di kasih warisan? kalau begitu ngapain aku nikah sama aki-aki tua bangka kaya kamu kalau nanti nya aku cuman jadi janda anak satu, sia-sia masa muda aku" cerocos Alya dengan wajah kesalnya.
Luke mendengar penuturan gadis muda di depan nya tak bisa berkata-kata, Alya benar-benar realistis ehk salah lebih tepatnya matrealistis.
Dia baru tau kalau Alya menikah dengan nya untuk warisan, tapi jika di pikir memang benar juga karena jarang ada wanita muda yang mau menikah dengan pria tua, apalagi usia mereka berbeda 19 tahun.
"Aku tidak akan mati cepat" kata Luke.
"Hidup itu rahasia Tuhan, siapa yang akan menyangka jika Om mati cepat" balas Alya lagi.
"Lalu bagaimana kalau yang mati cepat malah kamu?" tanya Luke.
Alya mendengar pertanyaan Luke langsung terdiam.
"Ya jangan dulu, kasian masa iya aku mati terus nanti anak ku di urus sama siapa" sewot Alya.
Hufh..
Luke benar-benar merasa sedang berbicara dengan anak kecil, Alya sangat labil dan dia tak mau kalah dalam bicara.
Wajah Alya masih terlihat kesal hingga Alya melihat Luke yang nampak berpikir.
"Anak ku harus dapat banyak ya Om warisan nya" celetuk Alya.
"Tidak ada warisan, aku belum mau mati!" tegas Luke.
"Belum, bukan berarti nggak kan?" sahut Alya menyebalkan.
Luke langsung menatap Alya horor, dan di tatap seperti itu oleh Luke membuat Alya nyengir.
"Iya, nggak akan mati cepat" Alya tersenyum takut.
Hemph..
"Luke!"
"Diamlah, kau cerewet sekali"
Luke mencium Alya agar Alya mau diam, dan mau tak mau Alya yang di cium membalasnya meski sebenarnya dia masih membalas dengan gerakan pelan karena ragu.
Setelah ciuman itu terlepas Alya mengusap bibirnya yang basah, lalu menatap kesal Luke.
"Mulai sekarang kita menjadi suami istri selayaknya suami istri, mau tidak mau kita saling membutuhkan dan tidak ada perceraian, aku akan menerima anak itu dan pernikahan kita" kata Luke.
Alya mendengar ucapan Luke memutar bola matanya jengah.
"Ya memang harus nerima, orang ini anak kamu. dasar aki_" ucap Alya terhenti karena Luke mendekatkan wajahnya ke wajah Alya.
Hehe..
"Iya, kita jalani" lanjut Alya nyengir karena takut.
🌹
Jangan lupa like coment and vote ya kak❤🙏🤗
