Aku yang menyimpan setiap cerita dalam diamku. menuangkan setiap rasa pada pena didalam kertas putihku. Aku yang takut kamu tahu, meski aku ingin kamu melihat aku yang menyimpan rasa kepadamu. Sampai kapan aku harus menunggu atau menyimpannya dalam diamku dan merelakanmu bahagia atas rasa dihatimu.
setiap hari dipinggir danau ini aku menunggunya.. ditemani gitar tua peninggalan ayah, yang selalu mengiringi suaraku dan dia saat bernyanyi..
ibarat kaca hatiku telah pecah berkeping-keping .. seperti petir yang menyambar disiang hari .. saat mendengar ceritanya .. dia yang mencintai sseorang dan itu bukan aku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Uswatun Khasanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Jangan lagi buatku memikirkannya
Tidak terasa, 1 tahun duduk di bangku kelas 2 akan segera berakhir. Aku dan teman- teman menghadapi ujian kenaikan kelas. Satu tahun yang tak terasa, akan kami lewati lagi dibangku kelas 3 yang artinya perpisahan akan semakin dekat. Pertemuan singkat dengan teman- teman baru dimasa SMA akan sangat berkesan dalam ingatan. Kisah pertemanan dan juga percintaan akan selalu terkenang di masa putih abu- abu.
Hubungan ku dengan Arfan semakin erat, begitupun dengan Reska. Meski sudah jarang bertemu tapi kami masih banyak bertengkar. Tapi dia masih tetap sama seperti Reska yang ku kenal, dia yang baik dan selalu menjagaku. Kiky masih tetap menaruh cemburu padaku, begitupun dengan Maura yang tak henti bersikap sinis padaku. Dia tak menyerah untuk mendekati dan menggoda Arfan, meskipun dia tahu Arfan telah menjadi milikku.
"sayang.." sapaan yang khas darinya yang membuat aku bahagia.
Dia menghampiriku yang menunggunya di pinggir lorong.
"maaf ya lama." Ucapnya.
"ngga kok. Aku bawa bekel buat kamu." Ucapku sambil menunjukkan kotak makan berisikan sandwich.
"oke, aku yang beli minumnya. Ayo kita kekantin." ucapnya semangat menggandeng tanganku.
aku dan dia mulai melangkahkan kaki dengan tawa bahagia dipagi hari.
"mau minum apa ?" Tanyanya.
"susu strawberry ?" Ucapku yang juga diikutinya.
"haha..."
"kamu pasti mau beli susu pisang ?" tebakku.
"yups , betul. Pinter nih pacar aku udah tau kesukaan aku." Ucap Arfan sambil mencubit hidungku.
"arfan." Sapa gadis cantik si penggemar Arfan.
Dia hadir menghalangi langkah Arfan dengan wajah cerianya.
"mau ke kantin ya ?"
"emmhh... I.. Iya sih." Jawabnya bingung, ingin mengelak tapi tak ingin berbohong.
"pas banget gue juga mau ke kantin. Kita bareng ya ? Kebetulan karna gue tau lo suka sandwich, gue buatin sandwich buat lo." Ucap Maura sambil menunjukkan kotak makannya.
Arfan menatapku.
Tiba- tiba Reska keluar dari kelas dan bergandengan dengan Kiky.
"udah, ini bekelnya buat gue aja." Dia merebut kotak makanku yang tak sempat ku pegang erat.
"res.. Reska.."
"nah, kan. Udah arfan sarapan bareng gue aja. Pasti lo ketagihan sama sandwich buatan gue." Ucap Maura menarik Arfan.
Arfan mengikuti Maura dengan tetap menggenggam tanganku. Aku masih menoleh ke arah Reska yang meledekku dengan menggoyangkan kotak makan yang baru direbutnya.
Arfan duduk disampingku dan Maura dihadapannya. Maura dengan wajah yang gembira membuka kotak makan dan mengeluarkan dua potong sandwich yang d buatnya.
"ini buat arfan , ini buat maura." ucapnya dengan manis.
"buat lo ngga ada, karna gue nyiapin ini hanya untuk gue dan arfan. Lo ganggu tau ngga." ketusnya.
Aku hanya menarik nafas dan mengarahkan pandanganku ke atas. Namun rasa kesalku sirna ketika sandwich meluncur kepintu mulutku, dari dirinya.
"aaa.." Ucapnya.
Aku tersenyum dan menerima suapannya.
"aku beli susu pisang buat kamu ya." Ucapku.
"okey."
Aku membawa dua botol susu yang berbeda. Susu strawberry dan pisang. Aku kembali duduk disamping Arfan yang disambutnya dengan senyuman yang sangat kusukai.
"susu pisang buat kamu, strawberry buat aku." Ucapku sambil memberikan.
"makasi sayang." ucapnya.
"maaf ya, tangan gue cuma dua." Ucapku meledek Maura.
Arfan melanjutkan makannya dan meneguk sedikit susu yang baru dibukanya.
"maura, thanks ya sarapannya. Gue sama laury cabut dulu." Ucapnya menarik tanganku.
Dia membawaku ketempat kesukaannya, yang teduh dan sunyi. Tempat pertemuan pertamaku dengan Arfan. Pohon rindang di belakang sekolah.
"aarghhh akhirnya, bisa terbebas juga." Ucap Arfan sambil meregangkan tubuh di bangku.
"enak yaa, dapet sarapan dari cewe lain." ledekku.
"enak yaa, yang bawain sarapan buat cowo lain." balasnya.
"eh .. Eh.. Aku bawain buat kamu yaa. Ga ada niatan aku bawain buat cowo lain." Balasku.
"maaf, sayang. Nanti aku buatin lagi ya." Ucapku.
"kira- kira enaknya dibuatin apa ya ?" Fikirnya.
"kamu suka apa ?" Tanyaku.
"udang goreng tepung. Telor balado ceplok." Jawabnya.
"kayanya enak tuh." Ucapku.
"pulang sekolah kita belanja ya. Nanti masak dirumah aku." Ucapku.
"siap ketua." Jawabnya.
Saat pulang sekolah, aku menunggu Arfan digerbang depan. Tapi motor yang berhenti dihadapanku bukanlah motor Arfan.
"cepet naik !" Perintahnya.
"ngga !." Tolakku.
"gue bilang naik, cepet !" Katanya sekali lagi.
"lo kan harusnya bareng kiky, kenapa jadi ke gue sih." Balasku.
Aku menemukan motor Arfan yang telah berhenti di belakang motor Reska dan juga di bersamai oleh Kiky yang muncul di belakangku.
"reska." Panggilnya.
"urus urusan lo, gue ngga mau ikut campur." Ucapku yang langsung menghampiri Arfan.
Aku tidak tahu ada permasalahan apa diantara mereka. Tapi aku tidak mau kalau pertengkaran mereka dikarenakan olehku.
"kenapa ?" Tanya Arfan dalam perjalanan.
"ngga tau, tiba- tiba ngajak aku pulang bareng. Ada masalah lagi kali tuh anak berdua." Jelasku.
"maksud aku, kamu kenapa ?"
"ya kesel lah, aku bete kalo setiap kali mereka berantem tuh gara-gara aku. Aku ngga ngapa-ngapain, tapi aku yang kena." Jelasku lagi.
"orang aku lagi seneng, tiba-tiba mereka muncul. Reska juga demen banget maksa." Lanjutku.
"heran ! Kalo emang ngga seneng kenapa dulu ngejar- ngejar dia ?." Ucapku.
"udah aku bilang, dia itu pengen bikin kamu cemburu." Ucap Arfan.
"apa kamu bilang ?" Tanyaku.
"ngga , ngga . Maaf , aku salah." Jawabnya.
"minggir !. Aku mau turun."
"laury.."
"aku bilang minggir, aku mau turun." Tegasku.
"ry..ry.. Jangan gitu dong, sayang." Ucap Arfan mematikan motor dan meraih tanganku.
"fan, kayanya bener kita temenan aja deh. Sampai kamu bener- bener yakin hati aku sepenuhnya udah aku kasih buat kamu." Ucapku, lemas.
"aku yakin, sayang. Aku ngga ngeraguin kamu." Balasnya.
"cuma aku merasa, memang awalnya dia jadian sama kiky itu cuma ingin liat reaksi kamu. Dan dia kejebak sama permainannya sendiri." Jelas Arfan.
Aku diam berfikir.
"kamu tau ngga ? Gimana susahnya aku buat ambil keputusan untuk bisa sama kamu. Diperjalanan aku lagi menata hati untuk kamu, selalu aja ada pedapat kamu yang menilai reska ada rasa sama aku. Kamu tau ? Kamu yang selalu bikin retak dinding pertahanan aku. Kamu yang selalu bikin aku kembali lagi memikirkan tentang reska !." Jelasku.
"padahal, sampai saat ini. Aku udah bener- bener yakin ingin ngejalanin hubungan ini sama kamu, arfaaan." Ucapku yang mulai meneteskan air mata.
"aku mau pulang." Ucapku sambil melepaskan genggaman Arfan.
"aku antar, please." Pintanya.
Aku menggelengkan kepala dan berjalan menjauh darinya. Aku tahu rumahku masih jauh untuk ku tempuh dengan berjalan kaki, namun aku tetap memilih untuk terus berjalan. Dijalan yang sepi, aku tak dapat menahan tangisku. Aku berjongkok untuk menyembunyikan wajahku.
Tiba- tiba saja ada motor yang berhenti.
"ges.. Lo kenapa ?" Ucapnya yang turun sambil melepas helm.
Dia langsung memegang bahuku dan menatapku. Aku ingin menangis dipelukannya, tanpa memperdulikan ada yang lain melihatku.
"wey.. Ini pasti gara-gara lo kan." Reska langsung bangkit dan aku terkejut jika sedari tadi Arfan mengikutiku dengan mematikan motornya.
.
.
.
.