Mendapati kekasihnya memiliki hubungan dengan perempuan lain, membuat Agnes ingin balas dendam.
"Emang siapa yang mau sama kamu? Udah tepos, pendek, miskin lagi."
Agnes menatap tajam Wira, mantan kekasihnya. Laki-laki itu baru saja putus sudah mengatainya.
"Lihat saja nanti, aku akan mendapatkan laki-laki yang baik tidak seperti kamu, tukang selingkuh. Mana selingkuhannya istri orang. Dih amit-amit deh."
PLAK PLAK
Agnes tidak hanya membalas ucapan Wira, tapi juga menamparnya.
Disisi lain, ada seorang laki-laki tengah diejek oleh mantan istrinya.
"Setelah tidak denganku, memang ada yang mau denganmu? Laki-laki yang sibuk bekerja, tidak tahu cara memanjakan istrinya."
Akankah Agnes memiliki takdir bertemu dengan laki-laki yang berstatus duda ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Ilham
Setelah pulang bekerja, Agnes langsung mengajak Selfia menemaninya dulu. Sambil menikmati es kopi susu Agnes bercerita dengan nada gelisah.
"Aku harus bawa apa ya nanti malam? Ini pertama kalinya ketemu sama mamanya Mas Daru."
Selfia tersenyum mencoba menenangkan Agnes yang jelas-jelas gugup. "Bawa buah atau kue aja. Yang ringan tapi tetep berkesan. Lagian mamanya Mas Daru juga lagi bener-bener jaga pola makan untuk kesehatan. Jadi ya bawa jangan aneh-aneh lah, Nes."
"Iya sih, bener. Buah aja ya?" Agnes menggigit sedotan di gelasnya, berpikir. "Atau kue tradisional? Gimana kalo aku beli bolu pandan? Namanya Mas Daru suka ga ya?"
"Hmm, kalo ragu, beli dua-duanya. Buah untuk sesuatu yang lebih umum, kue buat tambahan aja. Harusnya ibu-ibu sih suka ya dibawain kue." Saran Selfia sambil membuka ponselnya, mencari toko yang menjual bolu pandan enak.
Agnes mengangguk. "Iya juga sih. Aku ga mau dateng cuma tangan kosong. Ini kan kesempatan buat ninggalin kesan pertama yang baik. Ibu kamu kenapa pake libur jualan sih? Kan aku jadi bingung dari kemarin mau kue apa."
"Ya gimana, Nes? Namanya juga urusan mendadak. Mana bisa direncanakan." Selfia juga baru tahu kemarin, jika keluarganya harus pergi ke luar kota untuk urusan pribadi. Jadi weekend ini dia sendirian di rumah.
Agnes mendesah pelan, tanda dirinya sangat bingung dan resah.
"Nanti harus tetep jadi diri sendiri, Nes. Mamanya Mas Daru pasti bakal suka kalo kamu ramah dan sopan. Lagian ini bukan pertama kalinya kamu ketemu sama calon mertua. Dulu sama keluarga Wira juga pernah kan? Walaupun akhirnya gagal." ucap Selfia sambil menggoda. "Dan Mas Daru sampai naksir kamu berarti seleranya bagus. Positif thinking, dong!"
Agnes tertawa kecil, meski tetap merasa cemas. "Beda, Nes. Dulu sama Wira kan udah lama dari jaman kuliah. Sedangkan sama Mas Daru baru kenal beberapa bulan. Tapi semoga aja pertemuan ini berjalan lancar."
Setelah selesai berbelanja, Agnes dan Selfia berjalan menuju parkiran. Namun langkah mereka terhenti saat melihat seorang laki-laki berdiri tidak jauh dari mereka. Laki-laki itu adalah Ilham, orang yang Agnes benci setelah tahu kebohongan apa yang telah dilakukan padanya.
"Agnes, aku... aku mau minta maaf." ucapnya dengan suara pelan, nyaris bergetar. "Atas apa yang terjadi waktu itu. Aku ga nyangka ibu dan Freya bakal -"
"Melabrak aku di depan umum?" Agnes menyela dengan nada tajam. Rahangnya mengatup kuat menahan amarah yang kembali muncul begitu melihat wajah laki-laki ini. "Dan kamu baru minta maaf sekarang, setelah aku harus menanggung malu? Setelah aku harus mendengar hinaan dari ibu serta tanganmu, yang aku sendirig tidak tahu kenapa mereka sampai begitunya membenci diriku?"
Ilham menunduk, tak bisa membantah. "Aku ga bermaksud bikin semuanya jadi kayak gitu, Nes. Aku juga ga nyangka mereka bakal... "
"Kalo saat itu pacarku ga dateng buat nyelamatin harga diri aku atas tuduhan mereka, pasti aku udah dihujat sana sini, Ham. Efeknya pasti ke karier aku. Kamu juga udah punya tunangan bahkan mau menikah, tapi masih berani deketin aku? Masih berani ngajak aku nikah?" Agnes mendengus kesal, matanya berkilat penuh kemarahan. "Kamu pikir aku perempuan apa? Cadangan gitu? Atau Freya yang kamu buat sebagai cadangan? Jahat kamu, Ham!" kecam Agnes tidak mengira.
Sebelum Ilham sempat menjawab, sebuah tamparan keras mendarat di pipinya. Selfia yang sejak tadi menahan diri akhirnya kehilangan kesabaran.
PLAK!
Ilham terhenyak, wajahnya menoleh ke samping karena tamparan itu. Beberapa orang disekitar parkiran menoleh ke arah mereka.
Selfia mendekat, menatap Ilham dengan penuh amarah. "Itu balasan untuk laki-laki serakah kayak kamu, Mas Ilham." ucapnya tegas. "Kamu udah punya tunangan, tapi masih berani deketin Agnes. Pake segala ngajak nikah lagi. Dasar brengsek!"
Ilham tak membalas. Ia hanya diam, mungkin menyadari kesalahannya. Sedangkan Agnes menarik malas dalam-dalan mencoba mengendalikan emosinya.
"Aku ga butuh maafmu, Ilham." katanya dingin. "Dan aku minta, mulai sekarang jangan pernah muncul lagi di depanku."
Tanpa menunggu jawaban, Agnes meraih tangan Selfia dan berniat melangkah pergi menuju mobil. Namun baru saja beberapa langkah, tiba-tiba suara Ilham kembali menghentikan langkah mereka.
"Agnes, tunggu."
Agnes menghela napas panjang, menutup mata sejenak sebelum akhirnya menoleh dengan ekspresi jengah. "Apa lagi?"
Ilham menatapnya dengan sorot penuh kebingungan. "Aku dengar... kamu sudah punya kekasih. Itu benar?"
Agnes mendengus pelan. "Dan kenapa itu penting untukmu?"
Ilham menggeleng pelan, seakan berubah memahami sesuatu. "Aku ga pernah tahu. Kenapa aku ga tahu, Nes? Saat aku mendekatimu, kamu baru putus dari Wira. Kenapa bisa secepat itu ada laki-laki baru? Pas ibu dan Freya bilang kamu udah punya pacar, aku ga percaya sama sekali. Tapi tadi kamu juga bilang sendiri udah punya pacar. Itu bohong kan, Nes?"
Agnes menatapnya tajam. "Untuk apa bohong, memang iya aku sudah punya pacar." Jawabnya tanpa ragu. "Dan kami juga berencana akan menikah, mungkin dalam waktu dekat."
Mata Ilham sedikit membesar, seolah tidak menyangkal jawaban itu akan keluar dari mulut Agnes. Seolah gadi iti tidak peduli.
"Ilham, kamu ga berhak tahu apapun tentang hidupku, apalagi sampe ikut campur soal asmaraku." Lanjutnya tegas. "Dari dulu kita memang teman, tapi semakin kesini, kita semakin jauh dan asing. Dan sudah seharusnya begini untuk menghindari salah paham."
Ilham terdiam. Mungkin kata-kata Agnes menamparnya lebih kerasa dari tamparan tangan Selfia tadi.
Agnes mengehela napas dan melanjutkan. "Dan satu lagi, berhentilah menggangguku. Bukankah kamu akan menikah dalam beberapa hari lagi? Fokus saja pada hidupmu sendiri. Dan jangan sampai pertemuan ini jadi bumerang untukku dikemudian hari."
Tanpa menunggu tanggapan, Agnes kembali melangkah menuju mobil. Selfia mengikuti, namun sebelum masik, ia sempat melirik Ilham sekilas.
"Dengar ya, Mas Ilham." Kata Selfia dingin. "Jangan muncul lagi di depan Agnes. Sudah cukup membuatnya malu."
Setelah itu, Selfia masuk ke dalam mobil dan tanpa menoleh lagi. Agnes menyalakan mesin lalu pergi meninggalkan Ilham yang masih berdiri di tempatnya, terjebak dalam kebiasaannya sendiri.
Di dalam mobil, Agnes menghela napas panjang. Selfia menoleh padanya.
"Kamu gapapa, Nes?" tanyanya khawatir.
Agnes menatap ke luar jendela, mencoba mengusir rasa sesak di dadanya. "Aku baik-baik aja. Lebih baik daripada sebelumu."
Akhirnya dia bisa mengungkapkan kekesalan pada Ilham. Susah cukup beberapa waktu itu dia menahan rasa dongkol pada laki-laki itu. Semoga saja setelah ini Ilham sadar dan benar-benar tidak mengusiknya lagi.
so,trima aja mas daru jd clon suami....😁😁😁
udh d ajak prwatan mehong,d krimin bunga pula....agnes jgn smp nolak y kl d tmbak....😁😁😁
Move on dri kdal buntung,biar dia nysel s'umr hdp....yg pnting pdkt dlu,spa tau d ajak nkah.....😁😁😁
mas daru udh smngt bgt pdhl,taunya slh sngka....d kira agnes udh pnya pcar.....
pdhl pnya suami yg baik,mlah slingkuh....mna cma porotin pula....
yg jd krban ga cma psangannya,tp kluarga s bjingn jg.....
aku udh mmpir....
Bru awl,udh esmosi....tp jg nyesek....
pgn bejek2 mreka yg jd psngn slingkuh...😠😠😠