Gadis Kecil Kesayangan Mafia Dingin
“Kumohon, Paman, lepaskan aku hiks...” isak tangis seorang gadis terdengar begitu memilukan.
Pria paruh baya menyeret paksa gadis itu keluar dari rumah kecilnya yang berada di pinggiran kota. Dan membawanya masuk ke mobil.
“Kamu bilang apa tadi? Lepaskan?” tawa pria itu pecah. Melepaskan gadis ini baginya sangat mudah, tapi sampai kapanpun, dia tidak akan melakukannya.
Tak lama, tawanya berubah menjadi seringai jahat.
Ia menarik kasar dagu gadis kecil yang saat ini terlihat lemah dihadapannya dan mencengkeramnya kuat.
“Kamu harus mengganti rugi. Sudah banyak uang yang aku keluarkan hanya untuk merawat gadis menyedihkan sepertimu. Tapi, aku malah tidak mendapatkan apapun. Menyebalkan sekali.” gerutu Hugo—paman Aluna.
“Aku butuh uang!”
“U—uang?” ulang Aluna.
“Ya, uang. Apa kamu bisa memberikannya padaku? Tidak! Aku yakin kamu tidak bisa memberikannya.” Hugo menoleh sekilas sebelum membawa mobil itu meninggalkan pekarangan rumah.
Membelah jalanan malam hari menuju ke suatu tempat.
Gadis itu masih terisak pelan. Rasa takut mulai menghampirinya. Apalagi, saat ini Hugo tidak mengatakan akan membawanya kemana.
“Paman, aku mau pulang. Aku takut hiks...”
Hugo berdecak sebal. Meski memasang wajah memelas sekalipun, Hugo tidak akan berubah pikiran.
Hugo butuh uang, dia ingin pergi ke suatu tempat untuk memuaskan rasa penasarannya.
“Ya, kamu akan segera pulang...” pria dengan rambut ikal dan brewok tipis itu memberi jeda ucapannya. “...pulang ke rumah barumu, Aluna.” lanjutnya.
“Rumah baru?” Aluna mengernyit lalu menghapus air matanya.
Aluna bertanya-tanya, apa maksud ucapan Hugo dengan rumah baru? Mungkinkah pamannya itu baru saja membeli rumah dan mereka akan pindah?
“Katakan... katakan padaku, Paman. Apa kamu membeli rumah baru untuk kita tinggali?” tanyanya.
“Omong kosong! Darimana aku bisa membeli rumah jika tidak punya uang?” desis Hugo. Kesal dengan pertanyaan Aluna yang menurutnya tidak masuk akal.
“Kamu beban, Aluna. Beban! Jadi, agar kamu tidak terus-terusan membuatku pusing, lebih baik aku segera membebaskan mu. Bagaimana?”
“Membebaskan aku? Maksud Paman apa?” Aluna kembali bertanya.
Dan lagi-lagi itu membuat Hugo muak.
Selama ini, dia salah sudah membesarkan gadis polos dan bodoh. Tapi, beruntungnya, sebentar lagi dia akan segera mendapatkan uang banyak.
“Menjual mu,” gumam Hugo.
Aluna menggeleng. Sungguh, tinggal bersama Hugo semenjak ia masih kecil, bukanlah keinginan gadis itu.
Kematian kedua orangtuanya karena kecelakaan, membuat Aluna terpaksa harus dititipkan pada Hugo. Adik dari mendiang sang ayah.
Bahkan, setelah kecelakaan itu, Aluna tidak bisa mengingat terlalu jelas masa lalunya. Semakin mengingatnya, semakin membuat kepala Aluna sakit.
Sementara Hugo—pamannya, adalah pria yang gemar sekali mabuk dan berjudi. Ia siap melakukan apapun demi uang.
“Jangan, Paman. Aku mohon, bawa aku pulang bersamamu hiks... ” pinta Aluna.
Terlambat. Aluna tidak bisa lagi menolak ataupun berhak mengeluarkan kalimat protes.
“Ikuti saja. Atau kamu mau tidur di jalanan malam ini, hum?” Hugo menyeringai.
•••
Mereka berdua sudah berada di sebuah klub malam terkenal di kota. Hugo langsung membawa Aluna masuk dan menyerahkannya pada seseorang.
“Bawa dia masuk. Bilang pada majikanmu. Terima kasih untuk kerjasamanya,” kata Hugo pada pria berbadan tinggi dan besar yang baru saja memberikan satu koper uang padanya.
“Hmm. Cepatlah pergi sebelum kami menyeret mu keluar!” usir pria itu.
“Ya, ya. Baiklah. Aku akan segera pergi dari sini.”
Hugo pergi dari tempat itu tanpa menoleh sedikitpun ke arah Aluna. Meski Aluna berteriak, menangis darah sekalipun, Hugo sama sekali tidak peduli.
“Paman, paman! Jangan tinggalkan aku!” teriak Aluna.
“Paman jahat hiks... Aku mau pulang paman!" pekiknya mencoba melepaskan diri dari cengkraman kedua pria itu, namun gagal.
Aluna merasa sendirian. Ya sendirian lagi tanpa ada siapapun yang peduli padanya. Di saat seperti ini, Aluna tidak tahu harus meminta tolong pada siapa.
“Argh, sakit!” Aluna meringis, merasakan sakit saat tubuhnya di dorong masuk ke dalam sebuah kamar.
Kamarnya begitu berantakan, kotor dan sedikit sempit. Seperti tidak pernah dirawat sama sekali.
“Bersihkan! Karena ruangan ini akan menjadi kamar tidurmu mulai sekarang,” ucap Maria dengan gaya bicaranya yang sedikit dibuat-buat.
Maria berpenampilan seperti wanita, tapi Aluna tahu kalau sebenarnya dia adalah seorang pria tulen.
“Tolong keluarkan aku dari sini. Aku akan melakukan apapun agar aku bisa bebas,” ucap Aluna dengan memohon.
“Gila ya kamu? Bos sudah membeli mu sangat mahal, satu milyar! Dan kamu dengan seenak jidatmu itu ingin bebas? Punya uang berapa kamu, hah?”
Maria menarik ujung rambut Aluna, membuat gadis itu menjerit kesakitan. “Ingat, jangan berani kabur kalau tidak mau hidup kamu semakin sengsara. Mengerti?”
Aluna mengangguk lemah.
Untuk sementara, ia akan menurut. Sambil mencari cara untuk keluar dari tempat ini.
“Ya Tuhan, apa salah dan dosaku, kenapa jalan hidupku harus seperti ini hiks...” tangis Aluna dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
beybi T.Halim
kita mampir..,kita lihat apakah Aluna ini gadis yang kuat💪
2024-10-06
0
Dewi @@@♥️♥️
coba mampir baca ,,,semoga bagus
2024-08-27
1
Eva Karmita
maaf terlambat hadir di sini 🙏😁 langsung masuk favorit dulu 😍
2024-07-22
1