NovelToon NovelToon
Cinta Seindah Khayalan

Cinta Seindah Khayalan

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Wanita Karir
Popularitas:19.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Payang

"Tidak adakah pekerjaan yang bisa kamu lakukan selain mengganggu kesibukan orang lain?" Clive melirik dingin Berry yang duduk disebelahnya.

"Aku hanya ingin wanita itu menjadi ibuku. Bila menunggu Ayah, sampai sekarang tidak ada tanda-tanda kehidupan," Berry ikut melirik dingin pada ayahnya.

"Siapa yang mau menjadi Ibumu? Wanita itu?" Clive tersenyum sinis mendengar ucapan putranya.

"Aku saja tidak mau jadi Ayahmu. Terpaksa saja, karena kamu adalah anakku," Clive membuka sabuk pengamannya, lalu segera turun dari mobil. Ia membuka pintu, lalu meraih tubuh kecil Berry masuk dalam gendongannya dan menyerahkannya pada pengasuhnya.

"Pastikan pria kecil ini tidak membuntutiku lagi."

"Baik Tuan," David membungkuk hormat, lalu menggandeng tangan Berry yang segera ditepis anak itu lalu berlari memasuki rumah.

Ikuti kisah Berry, yang memilih sendiri siapa wanita yang dijadikan sebagai ibunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Payang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Jadi Idola Para Orang Tua Murid

Waktu sarapan pagi.

"Bagaimana Sayang? Rasanya enak bukan?" Sizy menatap raut Yuna dengan penuh perhatian.

"Hm," Yuna mengangguk rusuh, wajahnya berbinar, mengunyah dengan semangat sepotong daging yang ada dalam mulutnya.

"Ini sangat enak Bibi. Begitu lezat, seakan membuatku tidak ingin berhenti memakannya. Apa Bibi yang memasak tongseng daging ini?" tanya Yuna, setelah menelan kunyahannya.

"Pamanmu yang memasaknya Sayang," terang Sizy sambil menyendok tumisan brokoli wortel.

"Sekarang buka mulutmu lagi, kamu juga harus memakan sayuran ini supaya nutrisimu seimbang."

"Anak pintar, padahal jarang ada anak-anak yang suka makan sayur," Sizy tersenyum lebar, terlihat sangat bahagia, begitu Yuna menerima suapannya dan mengunyah sayurannya.

"Bibi--, Paman, dan Berry... " Yuna menatap dua pria beda generasi didepannya, yang tengah memperhatikan interaksi dirinya dan Sizy dengan tatapan yang tak terbaca.

"Kalau sayuran ini, yang masak bukan Pamanmu, tapi Bibi, Sayang," Sizy masih fokus pada kegiatannya menyuapi Yuna.

"Bukan itu Bibi, tapi Paman dan Berry, mereka belum makan sesuatu apapun."

Sizy tersentak, atensinya segera beralih pada dua prianya diseberang meja.

"Kenapa kalian berdua belum sarapan sesuatu apapun?" sembari menatap piring kosong yang nganggur didepan keduanya.

"Menunggu giliran. Aku juga mau Ibu suapi," ujar Berry pelan dan datar, dengan raut penuh pengharapan.

"Aku juga," Clive meniru apa yang dilakukan Berry.

Sizy dan Yuna saling berpandangan sesaat dengan fikiran mereka yang berbeda. Yuna merasa tidak nyaman, karena sudah merebut perhatian sang Bibi, sehingga dua pria itu terabaikan. Sedangkan Sizy, wanita itu merasa heran dan aneh. Selama ini, dua prianya tidak pernah minta dilayani, mereka selalu mandiri, tidak seperti pagi ini.

...***...

Di Sekolah Tiga Bahasa.

"Berry, ini untukmu," Felisya, bocah berseragam TK putih biru kotak-kotak berwajah imut itu meletakkan sekotak susu diatas meja Berry.

"Aku tidak mau. Untukmu saja," Berry mendorong kotak susu itu kembali kehadapan pemiliknya.

"Jangan menolaknya, aku sengaja membawanya lebih, dan ini khusus untukmu Berry. Aku ingin kita berteman lebih dekat," ucap bocah perempuan itu lagi, kembali mendorong dan memaksa Berry menerima pemberiannya.

Berry mengernyit aneh, lalu bersikap acuh.

"Pergi sana! Berry tidak menyukai susu pemberianmu," dorong Alina. Walau dengan menggerutu, Felisya akhirnya pergi dengan hati dongkol sambil membawa kotak susunya.

"Berry, Mami aku masak banyak pagi ini, dan memintaku berbagi bekal denganmu. Mamiku mau aku berteman denganmu saja Berry," Alina menyerahkan kotak makanan yang ia ambil dari tasnya dan meletakannya diatas meja Berry.

"Untuk kamu saja Alina. Aku sudah sarapan dari rumahku," Berry kembali menolak.

"Kalau begitu, ambil punyaku saja, ini puding buah kesukaanmu bukan? Ibuku yang membuatnya, juga memintaku membagikannya untukmu Berry," Amanda ikut memberikan bekalnya, sembari menyunggingkan senyum terbaiknya.

"Aku tidak mau semuanya itu." Berry berdiri, dengan acuh meninggalkan mejanya yang dikerubuti para anak perempuan yang bersikap aneh menurutnya.

"Berry, terima saja pemberian gadis-gadis itu. Kalau kamu tidak mau, berikan padaku. Mumpung kamu sekarang jadi idola bagi para orang tua murid disekolah kita."

"Apa maksudmu?" Berry menatap Sean yang menghadang dirinya didepan pintu kelas. Teman sebangkunya itu sedari tadi memang memperhatikan interaksi Berry dengan para murid perempuan yang berusaha mendekatinya.

"Kamu tidak tahu? Tindakan heroikmu pada Yuna beberapa waktu lalu sudah tersebar, dan banyak orang tua murid menginginkan semua anak-anaknya berteman lebih dekat denganmu. Ya... Termasuk orang tuaku," jelas Sean.

"Kalau begitu, berikan bekalmu padaku," todong Berry sembari menadah tangannya didepan wajah Sean. Seketika teman sebangkunya itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dengan gayanya yang cengengesan.

...***...

Kantor Kalimas Group.

"Sekretaris Divina? Kenapa hari ini mengenakan seragam cleaning service?" heboh dua resepsionis, memandangi penampilan baru Divina yang datang sepagi itu.

"Saya pikir kamu tidak akan datang pagi ini Divina."

Divina yang baru akan membuka mulutnya, berniat memberi penjelasan pada dua resepsionis gegas menoleh pada sumber suara. Wanita itu spontan memutar bola matanya dengan perasaan dongkol saat melihat Yance sudah ada dibelakangnya.

"Dan saya juga tidak mengira manager Yance bisa datang sepagi ini," balas Divina ketus.

"Kalian tidak perlu lagi memanggilnya sekretaris Divina. Karena mulai pagi ini, Divina akan berkerja sebagai salah satu cleaning service di perusahaan ini."

Dua resepsionis spontan membekap mulut mereka masing-masing, kaget akan apa yang mereka dengar.

"Bila tidak ingin bernasib sama seperti dia, taati peraturan perusahaan dan jaga etika. Peraturan dibuat bukan untuk dilanggar," imbuh Yance lagi, menatap kedua resepsionis itu.

"Dan kamu Divina, mulai sekarang ubah panggilanmu itu. Panggil saya Pak dari sekarang, para atasanmu saja yang boleh memanggil saya seperti yang biasa kamu sebutkan dulu," selesai berucap, Yance gegas berlalu.

"Sombong sekali dia! Panggil saya Pak, panggil saya Pak! Dasar si kumis tebal menyebalkan! Huh!" bibir seksi Divina mengerucut mancung saking dongkolnya. Tanpa sadar, gaya rusuhnya menyenggol seseorang yang hendak melintas dibelakangnya, membuat tubuh seksi dan bongsornya seketika limbung dan hampir saja jatuh terlentang dilantai andai tidak ditahan pria itu.

"Akh! Pake mata dong ah! Saya yang sebesar ini masa tidak lihat sih--, hufh! T-tuan Clive, m-maaf. S-saya c-ceroboh," Divina seketik pucat dan kaku.

"Cepat tegakan tubuhmu, atau saya lepas," dingin Clive dengan satu tangannya masih menahan tubuh Divina yang hampir jatuh terlentang dilantai.

"I-iya," Divina refleks menegakan tubuhnya. Tidak ingin yang diancamkan sang majikan benar-benar terjadi pada dirinya.

"T-terima kasih Tuan. Sekali lagi maafkan saya yang begitu ceroboh." Divina merunduk hormat.

"Jika dalam 6 bukan kedepan kamu berlaku tertib dan ber-attitude lebih baik, saya akan mengembalikanmu pada posisimu yang semula."

"I-iya T-tuan, saya akan berusaha," sahut Divina, masih merunduk, tidak berani melihat wajah sang majikan.

Bersambung...✍️

1
F.T Zira
5🌹 buat Yuna...

sekalian lagu bukan permainan yaa🤭🤭🤭
F.T Zira
bentar... bentar....
berry tau lagu gita gutawa/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
F.T Zira
tenang Yuna.. kalo ada si Pria kecil ini keinginan apapun darimu bakal di kabulkan🤭🤭
F.T Zira
siap menuju proses pembuatan kecebong asli.... ehhh🤭🤭🤭
F.T Zira
dari mana kamu tau itu asin🤭🤭🤭 emang baru di cicip ya🤭🤭
F.T Zira
ho oh... jawab gitu aja.. kan wajar kalo khawatir🤭🤭
Aerik_chan
3 bunga dan 3 iklan untukmu kak/Rose//Rose//Rose//Plusone//Plusone//Plusone/
Aerik_chan
suka kalau semua sayang begini
Zenun
ya, ya, memang seperti itu adanya.
Dewi Payang: 😁😁😁😁😁😁😁😁
Zenun: hehehehe
total 3 replies
Zenun
Lah, udahan ini? 😁
Dewi Payang: 🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Zenun: emang ya? 😄 siapakah gerangan
total 5 replies
Nay
👍👍👍 jd nambah banyak pengetahuan nih
Dewi Payang: Semoga bermanfaat kak, dan terima kasih untuk apresiasinya kakak pada karya novel ini sampai sekarang🙏🙏👌
total 1 replies
Nay
Ho oh.. emang sangat membagongkan..
Dewi Payang: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣👍
total 1 replies
Nay
Tahan…. Tahan…. Tahan….
Otw unboking kah…
🤭🤭
Dewi Payang: 😂😂😂sepertinya begitu...🤭🤭
total 1 replies
Nay
🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Dewi Payang: Diledekin terus sama.Clive😄
total 1 replies
@Intan.PS_Army🐨💜
ih Bunda mah
Dewi Payang: Kenapa kak?😄
total 1 replies
neng ade
aku idola Chairil Anwar puisi nya yg berjudul Aku pernah jadi ajang lomba saat aku duduk di bangku SMEA meski dapat juara ke 3 tapi aku bangga 😁😍🙏
Dewi Payang: Wow, mantap kakak👍👍 pasti seru lombanya...🥰🥰 aku malah gak pernah juara lomba baca puissi kak😂😂😂
total 1 replies
Mei Mei
Luar biasa
Dewi Payang: Terima kasih kak Mei untuk apresiasi rate bintang 5 nya🫰🫰
total 1 replies
Rembulan Pagi
is is is
Dewi Payang: 😭😭😭😭😭😭
total 1 replies
F.T Zira
5🌹 buat ka author yg udh membagikan ilmunya...

malu sangat diriku,, gak terlalu banyak tau tentang budaya sendiri🥲🥲🥲
F.T Zira: kaka ngomong IKN jadi pengen tau,, kaka udah ke sana belum🤭🤭🤭
Dewi Payang: Iya kak, apa lagi udah jadi IKN😂
total 4 replies
F.T Zira
aahh... lanjut kan😏😏
Dewi Payang: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!