Dikhianati oleh seseorang yang kita sayang adalah hal yang sangat menyakitkan, sama halnya yang dirasakan oleh Rahma dan Bagas, sama2 pernah dikhianati oleh cinta. Rahma seorang janda beranak satu yang bercerai karena suami selingkuh hingga harus berjuang sendiri membesarkan anaknya, sedang Bagas seorang pemuda yang pernah gagal menikah karena calon istrinya selingkuh dengan sahabatnya sendiri. Rahma dan Bagas yang sebelumnya pernah saling kenal pun tanpa sengaja bertemu kembali, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma Banilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sintia dan Rayyan kecelakaan
Sore hari yang indah dengan semilir angin sejuk dan dedaunan yang satu persatu jatuh di atas tanah, harusnya mampu membuat semua hati bersuka cita. Namun sepertinya hal itu tidak berefek pada Sintia.
Ia yang duduk di samping Rayyan yang sedang mengendarai mobil, merasa sangat tidak beruntung karena ia gagal menikah dengan laki laki yang sangat dicintainya.
Ia sangat menyesal karena telah berkhianat dari Bagas yang membuatnya terpaksa menikah dengan ayah dari anak yang ia kandung.
Mata Sintia menatap malas ketika Rayyan memegang tangannya, laki laki yang tak lama lagi akan menjadi suaminya. Terang terangan Sintia menatap Rayyan dengan wajah masam, namun laki laki itu membalas dengan senyuman.
"Sayang, aku bahagia banget sebentar lagi kita akan menikah, kamu akan menjadi milikiku seutuhnya" Ucap Rayyan lalu menciumi tangan Sintia, Sintia hanya tersenyum getir.
"Tapi aku tidak bahagia, aku cuma cinta sama Bagas, aku hanya ingin menikah dengan Bagas tapi aku terpaksa menikah denganmu karena anak ini" Ucap Sintia dalam hati sembari tangan satunya memegang perutnya.
"Hallo sayang, ini papah nak, kamu jangan nakal ya, baik baik di perut mamah, papah sayang kamu dan mamah" Ucap Rayyan lagi yang kali ini mengelus perut Sintia sembari menatap penuh cinta ke arah Sintia.
Ya sebenarnya Rayyan sangat mencintai Sintia, namun ia tidak berani mengungkapkannya karena Sintia adalah pacar sahabatnya, namun ketika Sintia merasa diabaikan oleh Bagas, Sintia datang menemuinya dan entah setan apa yang merasuki keduanya hingga berbuat hal yang tidak seharusnya.
Ditikungan tajam, Rayyan yang kehilangan fokus menyetir tidak sadar jika di depannya ada mobil berlawanan arah yang keluar dari lajur hingga menabrak keras mobil Rayyan dan kecelakaan tidak terelakkan karena semuanya terjadi begitu cepat.
Mobil yang dikendarai Rayyan Ringsek, terutama di bagian depan tepat di tempat yang diduduki Rayyan.
Beruntung Sintia tidak apa apa karena saat mobil hendak menabrak, Rayyan melepas seatbelt dan memeluk Sintia hingga Sintia tidak mengalami luka sedikitpun.
Berbeda dengan Rayyan yang melepas seatbelt membuatnya mengalami benturan yang cukup keras di kepalanya dan tubuhnya terjepit bagian depan mobil yang ringsek.
Semua orang yang melihat kecelakaan datang untuk menolong korban kecelakaan.
Hati Sintia begitu cemas ketika melihat Rayyan tak sadarkan diri, Sintia melihat darah yang mengalir di kepala Rayyan dan kakinya juga terjepit.
Ambulance datang tepat waktu, dan segera menolong semua korban kecelakaan. Rayyan yang terbaring dihadapan Sintia tidak perlu menunggu lama untuk segera mendapatkan pertolongan pertama dari dokter.
Dirumah sakit, Rayyan yang kondisinya cukup parah langsung dibawa ke ruang ICU dan Sintia menunggunya di luar. Tiba tiba ponsel Sintia berdering. Sintia pun mengambil ponselnya yang ia simpan di tas.
"Hallo Sintia, kalian dimana? ini sudah hampir malam kalian belum pulang juga" Tanya Bu Yanti setelah Sintia mengangkat telponnya.
Sintia memejamkan matanya sesaat, menguatkan dirinya.
"Mah kami mengalami kecelakaan dan sekarang kami dirumah sakit" Ucap Sintia
"Apa? kalian kecelakaan? kamu tidak apa apakan Sintia? kalian tidak kenapa kenapa kan? Rumah sakit mana Sintia?" Sintia mendapat pertanyaan bertubi tubi dari mamahnya.
"Rumah sakit Permata mah, mamah cepat kesini ya, Sintia takut mah" Ucap Sintia panik
"iya sayang, mamah kesana sekarang" Ucap Sintia, kemudian panggilan berakhir.
Tak lama berselang, Dokter keluar dari dalam.
"Dok bagaimana keadaan Rayyan?" Tanya Sintia
"Maaf mba siapanya pasien? tanya dokter
" Saya calon Istrinya dok" jawab Sintia
"Kami orang tuanya dok, bagaimana kondisi anak kami? " Ucap Farah Ibu dari Rayyan yang datang bersama suaminya dandi.
"Begini bu, pasien saat ini sedang dalam kondisi kritis. Sebaiknya kita perbanyak berdo'a agar pasien bisa melewati masa kritisnya. Karena luka akibat kecelakaan itu cukup parah, dan pasien kehilangan banyak darah, untung rumah sakit punya stok darah yang dibutuhkan putra anda, jadi kita tinggal... "
"Dok, kondisi pasien semakin menurun" Timpal salah satu perawat yang tiba tiba muncul.
Dokter pun langsung kembali masuk ke ruang ICU. Membuat Sintia dan kedua orang tua Rayyan semakin cemas.
Selang beberapa menit, pak Ahmad dan Bu Yanti datang, Bu Yanti langsung memeluk Sintia, dan tangis Sintia pecah dipelukan Bu Yanti.
"Kamu yang sabar ya nak, yang terpenting kita harus berdoa untuk kesembuhan Rayyan" Ucap Bu yanti mencoba menenangkan Sintia.
"Sebenarnya apa yang terjadi Sin, kenapa kecalakaan itu bisa terjadi" Tanya Ibunya Rayyan pada Sintia, Sintia yang ingin menjawab segera melepaskan pelukan Bu Yanti.
"Sintia ngga tau Tan, semua terjadi begitu cepat, saat ditikungan ada mobil yang keluar dari jalur dan melaju dengan sangat kencang, Rayyan berusaha menghindar tapi sudah terlalu dekat hingga akhirnya Rayyan melapas seat beltnya dan memeluk Sintia.. hikss hikss" Ucap Sintia kemudian tangisnya kembali pecah.
"Sintia... Sintia melihat banyak darah yang keluar dari kepala Rayyan.. hikss hiksss... dan kaki Rayyan terjepit... hikss hikss" Ucap Sintia lagi disela sela tangisnya.
"Ya Allah... " Ibunya Rayyan hampir jatuh karena Syok mendengar keadaan Rayyan. untung saja suaminya dengan sigap menangkapnya.
