Arsy Lovita, seorang istri yg menghabiskan seluruh hidupnya dengan berbakti pada sebuah keluarga yang tak pernah bersikap baik padanya, bahkan Killian sang Suami tak pernah mencintainya dan selalu saja menyiksa lahir bathin Arsy. Di tengah keputusasaan, Arsy berhasil kabur dengan membawa anak laki-lakinya. Namun sayang di tengah pengejaran Arsy mengalami kecelakaan.
Pamela Grizella, seorang perempuan yang terlahir dengan sendok emas. Gadis dengan sifat angkuh, keras dan bar-bar tapi tidak ada yang mengerti dengan sifat asli gadis itu yang berhati lembut. Saat dia mengejar sang tunangan yang bernama Arsenio, di tengah jalan sebuah mobil dari arah berlawanan bertabrakan dengan mobilnya.
Apa yang akan terjadi jika dua jiwa wanita yang berbeda karakter, tertukar saat kecelakaan?
Cekidot yuk...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Aku Mencintaimu, Arsy.
Banyak typo nama 🙏🏻🙈
_________
Gadis berhati jahat itu terpukul telak, dia menoleh pada Arsenio dengan wajah tersakiti, seolah meminta pembelaan dari mulut kakak sepupunya itu. Namun, Arsenio malah menatap kecewa pada gadis itu dengan wajah menahan amarah.
"Kakak..." lirih Calista, tadi dengan percaya diri membuat keonaran sekarang malah seperti korban.
"Roy! Seret Calista ke kamarnya!" Jangan kan ingin membela Calista, wajah Arsenio terasa dicoreng dengan kelakuan adik sepupu yang selalu dia anggap masih gadis kecilnya itu. Harusnya dia peka dengan sikap kasar dan sifat buruk Calista selama ini, kenapa harus sekarang di depan semua keluarga besar dari Italy, hingga dia tak bisa berbuat apapun dan hanya bisa menahan malu.
Roy si tangan kanan Arsenio merengsek masuk dengan sopan, menarik dengan berani lengan Calista sedikit menyeret menuju keluar.
"Kakak, kakak!" teriakan Calista semakin mengecil setelah sosoknya menjauh.
"Maaf dengan situasi yang terjadi, saya kurang mendidik adik sepupu saya, Calista." Ujar Arsenio.
"Saya juga, seharusnya saya tidak terpancing. Saya mohon maaf," Arsy menundukkan kepala meminta maaf pada semua orang.
"Sudah! Sudah! Lanjutkan kegiatan kalian, jamuan dari Arsenio kalian cicipi lah!" Kakek Thomas ikut bicara, jika sudah Kakek Thomas yang bicara semua orang pasti menurut dan mereka kembali mengobrol dengan santai seraya menyantap hidangan yang ada.
"Kakek mau istirahat?" tanya Arsy penuh perhatian.
"Kau anak baik, lihat anak-anak bahkan cucu kandungku tak ada yang memintaku istirahat. Haha..."
"Mereka hanya sedang menikmati suasana dan kelelahan Kakek, ayo aku antar ke kamar Kakek." Arsy membantu Kakek Thomas berdiri, meskipun kaki Kakek Thomas baik-baik saja tapi dia memang sudah tua dan berjalan agak kesulitan.
Setelah Arsy dan Kakek Thomas pergi, Arsenio yang masih kecewa dengan sikap Calista mengambil segelas minuman di meja.
"Ar, yang menggendong putra Arsy siapa?" tanya salah satu cucu perempuan Kakek Thomas, meskipun ia seorang perempuan namun digadang-gadang perempuan itu adalah calon penerus kedudukan Kakek Thomas sebagai Ketua Mafia.
Anak serta cucu Kakek Thomas yang lain bergelut dengan Perusahaan dan Bisnis legal, hanya perempuan yang bernama Jennie itu yang bertangan dingin seperti sang Kakek.
"Jangan ganggu dia, aku peringatkan kau... Jennie!" Arsenio mengenal sifat dingin saudaranya itu.
"Kenapa? Karena dia punya hubungan khusus dengan adik sepupumu, Arsy?" Jennie tertawa lepas, perempuan itu memang terlihat dingin namun jika bertemu dengan lelaki dingin seperti Arsenio malah seperti gadis jahil.
"Ck! Banyak lelaki yang bisa kau tidu_ri! Jangan sentuh Zayn, dia akan ku ikat dengan Arsy. Dia lelaki baik, aku percaya dia bisa menjaga adik sepupuku itu."
"Kau masih tak asik! Apa aku terlihat wanita yang haus akan bela_ian. Hei! Aku juga bisa jatuh cinta, dan sepertinya aku sudah jatuh cinta pada pandangan pertama pada Pria itu! Bagaimana ini?" Jennie semakin tergelak.
"Sudahlah, sebaiknya kau perbaiki hubungan mu dengan saudara-saudaramu. Mereka selalu ketakutan berada dekat denganmu, kecuali aku!" Arsenio mengangkat bahu.
"Mereka takut kepadaku, karena aku tidak takut pada apa pun. Kau tidak takut padaku, karena aku mirip denganmu. Bukankah, begitu? Aku bahkan terkejut, kau benar-benar akan menikah dengan Pamela. Aku tau rahasia mu, balas dendam..." Jennie berbisik.
"Aku tau kau tak mungkin mengekspos rahasiaku, prinsipmu kau tak akan mengganggu jika tak diganggu lebih dulu. Aku tak pernah memusuhi mu, kita hidup di jalan masing-masing, Jen." Jawab Arsenio dengan acuh, dia percaya Jennie tak akan buka suara tentang dendam nya.
"Excellent!" Jennie berlalu dari Arsenio, namun tatapan perempuan berusia 27 tahun itu tak lepas dari sosok Zayn.
Malam hari semua orang berada dalam kamar untuk beristirahat, namun Arsy yang tak bisa tertidur keluar kamar menuju dapur. Mungkin membuat cokelat hangat bisa membantunya mengantuk.
Saat memanaskan air, seseorang menepuk pundak nya. Arsy menoleh ke belakang, disambut wajah seseorang yang belum ia kenal.
"Aku Jennie, cucu ke-7 Kakek Thomas."
"Ah, hai. Aku--"
"Aku tau, kau Arsy. Kau sedang apa?" potong Jennie.
"Aku tak bisa tidur jadi membuat minuman hangat, kamu mau?" tawar Arsy.
"Nggak perlu, aku hanya ingin mengambil minum!" Jennie berbalik menuju tempat minum, namun perempuan itu menghentikan langkah kembali berbalik. "Arsy..."
"Ya, apa kamu membutuhkan sesuatu?"
"Kau dekat dengan Zayn? Apa dia lelaki macho?"
"Memangnya kenapa?" tanya Arsy heran, darimana Jennie mengenal Zayn, apalagi dengan pertanyaan yang kurang beretika. Menanyakan tentang ke-macho an seorang lelaki, gila saja!
"Jangan banyak tanya, jawab saja. Ck!"
"Bolehkah aku tak menjawab, karena itu urusan pribadiku dan juga aku tak ingin bicara tentang Zayn karena itu bukan ranahku." Setelah kehidupannya bersama Killian serta pernah hidup menjadi seorang Pamela, kini Arsy selalu tak segan bersikap tegas pada siapapun yang terasa ingin mengusiknya.
"Ck! Sudahlah!" Jennie akhirnya pergi tanpa mendapat jawaban.
"Sejak kapan Jennie mengenal Zayn?" Arsy merenung, namun ada suatu perasaan yang aneh mendengar seorang wanita menanyakan tentang Zayn.
"Ck! Apa tadi Zayn menebar pesona! Dasar lelaki! Sama saja!" Arsy malah kesal.
Baru saja Arsy masuk kembali ke kamarnya, sebuah deringan di ponsel terdengar. Arsy melihat siapa yang menelepon, itu Zayn.
"Baru saja diomongin, tapi aku males ngangkatnya! Huh! Mata keranjang!" Arsy mesuh-mesuh sendiri.
Namun deringan itu berulang, dengan masih kesal Arsy mengangkat panggilan.
"Ada apa, Tuan Zayn. Ini sudah malam, pukul 11 malam, kau tak tidur." Ketus Arsy.
"Kenapa dengan suaramu, kau sedang marah padaku? Apa tadi saat berkumpul disana, aku berbuat kesalahan padamu atau pada Gala?" cecar Zayn, lelaki itu seketika resah karena jarang-jarang Arsy berbicara ketus padanya.
"Eh!" Arsy baru menyadari dia melampiaskan kekesalannya, padahal belum tentu Zayn dan Jennie saling mengenal dan lelaki itu seorang mata keranjang.
"Ada apa, Arsy. Katakan..." begitu lembut suara Zayn, hingga Arsy terhipnotis.
"Ada yang menanyakan mu," ucap Arsy.
"Siapa?"
"Perempuan cantik, saudaraku dari Italy."
"Aku nggak kenal," jawab Zayn.
"Bohong, pasti tadi kamu menebar pesona. Kalau kalian nggak berkenalan, kenapa dia menanyakan hal pribadi tentangmu." Arsy masih belum percaya.
"Siapa namanya?" Zayn merasa heran karena memang tadi dia berkenalan dengan beberapa orang.
"Jennie, katanya dia cucu ke-7 dari Kakek Thomas. Cantik sekali, cocok dengan mu."
Mendengar ucapan Arsy, akhirnya Zayn menyadari Arsy sedang cemburu. Zayn ingin berteriak saat itu juga, ternyata perasaannya berbalas tapi dia menahan nya.
"Kamu terdengar cemburu, Arsy... apa kamu menyukaiku?" Zayn tersenyum-senyum sendiri.
"Zayn! Kau! Aku tutup!"
Tutttt....
Zayn menatap layar ponsel yang diputus Arsy, tiba-tiba dia berteriak keras di kamarnya. "YESS! Yuhuuuu!!!"
"Aku mencintaimu, Arsy. Emuacch!" Zayn mengecup background wallpaper di layar ponsel, berwajah Arsy yang sedang tersenyum.