NovelToon NovelToon
Deal, 31 Hari Kita Bercerai!

Deal, 31 Hari Kita Bercerai!

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:591k
Nilai: 5
Nama Author: Annami Shavian

Karena pengkhianatan yang dilakukan oleh tunangannya, Rubi terpaksa menikahi Rexa, seorang pria luntang lantung yang baru tadi malam dikenalnya secara tak sengaja. Hal itu terjadi lantaran Rubi tak bisa menghindari pernikahannya yang akan diadakan esok hari.

Sementara pria yang bernama, Rexa, iya iya saja saat Rubi menawarkan sebuah pernikahan kontrak dengannya selama 31 hari, karena dia tak punya tempat tinggal dan tak memiliki uang sepeser pun.

"Deal, 31 hari kita bercerai!" ucap keduanya saling berjabat tangan.

Bagaimana lika liku rumah tangga yang dijalani oleh dua orang asing selama 31 hari?

Dan siapa sebenarnya, Rexa? pria pengangguran yang sering kali disebut mokondo oleh keluarga Rubi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annami Shavian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menjemput Rubi

"Hati-hati ya, sayang!" Ucapan Rubi membuat Rexa semakin terbuai. Antara sadar dan tak sadar, Rexa menganggukkan kepalanya lalu menyalakan motornya dan berlalu pergi.

Sikap manis Rubi seakan menghipnotis Rexa. Ketika Rubi memintanya untuk kembali pulang, pria itu iya iya saja tanpa penolakan.

Selepas kepergian Rexa, Rubi mengalihkan arah pandangnya ke arah pria yang tadi hendak mengatakan sesuatu pada Rexa. Dia menajamkan sorot matanya, dan mengadu tangan dengan satu tangan terkepal agar pria itu takut padanya. Dan benar saja. Pria itu bergerak mundur serta menyembunyikan tubuhnya di balik tubuh dua wanita berseragam yang sedang mengobrol sambil memakan gorengan.

Pada waktu yang sama, pintu gerbang dibuka oleh seorang satpam. Rubi segera membaur dengan para pekerja lainnya memasuki gerbang pabrik.

Plak

Kepala Marso tiba-tiba di geplak keras oleh salah satu wanita yang dijadikan tempat persembunyiannya sampai kepalanya itu oleng ke samping. Geplakan tangan wanita yang berpostur tubuh gemuk itu tentu saja membuat Marso marah.

"Kamu!" Marso melototi wanita itu. Namun wanita itu balik melototi Marso seolah menantangnya." Apa!" bentaknya.

Nyali Marso seketika menciut. Selain tubuhnya yang besar, muka wanita itu pun nampak lebih sangar.

"Salah mu sendiri selap selip selap selip. Kamu sengaja ya mau gre pe - gre pe? Apa mau ku buat semakin bonyok muka mu!" kata wanita itu. Tangannya mengepal bersiap dilayangkan.

Marsono geleng-geleng kepala dengan raut muka ketakutan. Sedetik kemudian, dia lari terbirit-birit.

Sedangkan diperjalanan, Rexa memberhentikan motornya saat menyadari jalan yang dia lewati bukan lah jalan saat dirinya mengantar Rubi ke pabrik tadi. Jalanan yang dia lewati ini begitu sepi. Tak ada kendaraan apapun yang melintas. Dia culingak culinguk melihat ke sekitar yang kiri dan kanannya hanya berupa kebun yang tak terawat.

"Waduh, kenapa bisa nyasar begini!" Rexa bingung.

"Mau kemana, dek?" Dari jarak beberapa meter, seorang pria baya tiba-tiba muncul sambil membawa celurit dan karung.

Mata Rexa membulat melihat orang itu terutama melihat celurit yang dipegangnya. Kemudian Buru-buru membelokkan stang motor berbalik arah dan 'ngeeng' langsung tancap gas.

Pria yang membawa celurit dan karung yang hendak mengambil rumput untuk pakan kambing nya itu pun menatap Rexa dengan kening mengkerut.

"Dasar anak muda jaman sekarang ngga ada sopan-sopan nya sama orang tua. Di tanya eh malah kabur gitu aja," gerutu pria itu sembari geleng-geleng kepala.

Sedangkan Rexa yang sudah menjauh menghela nafas lega sambil terus melajukan motornya tanpa henti mencari jalan utama.

"Hampir aja aku kena begal. Mana celuritnya tajam banget lagi. Dih, ngeri." Rexa bergidik membayangkan jika pria tadi berhasil membegal dirinya.

Sementara di tempat lain khususnya di pabrik. Dan pada saat akan beristirahat, Rubi melihat pak Jayus membawa sebuah bahan kain berwarna hitam.

"Pak!"

Pak Jayus menghentikan langkahnya yang tadinya hendak keluar untuk beristirahat ketika Rubi memanggilnya. Dia berbalik badan.

"Kenapa, Rub?"

"Bapak bawa bahan untuk apa itu?" Tanya Rubi, pandangannya mengarah pada bahan kain yang sedang dipegang oleh pak Jayus.

"Oh, ini bahan mau saya bawa pulang ke rumah. Tadi saya beli di staf gudang stock. Murah banget lho, Rub. Satu bahan ini bisa buat tujuh kaos orang dewasa."

Rubi terdiam sejenak. Tatapannya terpaku pada bahan kain itu. Lalu tangannya meraba bahan kain yang memang cocok dijadikan untuk bahan kaos.

"Apa boleh dibeli, pak?"

"Boleh, dong. Ini kan bahan stock beberapa tahun lalu yang udah ngga dipakai lagi. Kayaknya bahan ini ketinggalan jadi ngga terjual. Orang stock ngasih nota nya juga jadi aman kalau diperiksa satpam ngga akan dituduh dapat nyuri."

Mendengar penjelasan pak Jayus, Rubi manggut-manggut pelan sambil otaknya berpikir.

"Stock nya masih ada ngga, pak? Terus murahnya berapa?" Tanya Rubi setelah sekian detik terdiam. Dan rasanya dia tertarik untuk membeli bahan seperti yang dipegang pak Jayus.

Pak Jayus berbisik di telinga Rubi, membuat Rubi mengembangkan senyuman lebar.

Pukul empat sore, Rexa mendekati Tatung yang sedang mengutak atik motornya di depan rumah.

"Tung, aku boleh pinjam motor mu ngga?" Tanya Rexa.

Tatung mendongak dan mengerutkan keningnya." Mau kemana, mas?"

"Jemput kakak mu ke pabrik.

Tatung terdiam sejenak, kemudian menganggukkan kepalanya.

"Tapi isi bensin ya, mas!"

"Iya, nanti aku bawain sama pom bensin nya sekalian." Rexa kesal, karena tadi dia sudah mengisi bensin secara full setelah mengantar Rubi. Bocah itu malah memintanya untuk mengisi ulang. Bukan Rexa tak mau melainkan tidak punya uang lagi setelah uang pemberian dari Rubi digunakan untuk membeli bensin semuanya.

Tatung bengong.

"Mana kuncinya buruan. Takut kakak mu udah nungguin aku." Rexa menadahkan tangan nya ke arah Tatung. Akan tetapi saat Tatung hendak memberikan kunci motor pada Rexa, Bu Atun meneriakinya di depan pintu utama.

"Tatang Tunggala...!"

Tatung dan Rexa menoleh ke arah Bu Atun secara bersamaan.

"Tatang Tunggala siapa, Tung?" Tanya Rexa lirih.

"Nama asli ku, mas. Keren kan?" Tatung tersenyum bangga.

"Ck, keren dari mananya? Kerenan juga namaku 'Rexa William'," timpal Rexa.

Muka Tatung berubah merengut. Bibirnya maju lima senti.

"Tatung!" Bu Atun kembali memanggil dengan nada menyentak membuat kakak dan adik ipar itu terperanjat.

"Apa, Bu!" sahut Tatung.

"Kamu di panggilin diam aja. Antar ibu ke rumahnya mba Marni sekarang. Ibu mau bayar arisan," kata Bu Atun dengan kesal.

Rexa dan Tatung saling pandang sejenak, kemudian Tatung melihat ke arah ibunya kembali." Iya, Bu," sahutnya.

"Tapi tunggu sebentar ya, ibu kebelet pengen boker dulu." Bu Atun berlari ke dalam rumahnya.

"Apa kamu mau uang jajan mu di kurangi sama kakak mu, Tung?" Ancam Rexa.

Tatung yang hendak menaiki motornya, seketika mengurungkan niatnya dan geleng-geleng kepala." Ngga mau lah, mas."

"Yaudah kalau gitu kamu pilih antar ibumu ke acara yang ngga penting itu atau motor mu tak bawa untuk menjemput kakak mu yang sedang nyari duit untuk kamu?"

Tatung nampak terdiam. Berulang kali dia melihat ke arah pintu rumahnya.

"Ya udah, mas. Sana pergi sekarang. Mumpung ibu masih boker," kata Tatung setelah sekian detik menimang.

Rexa tersenyum lebar. Lalu menepuk-nepuk pundak Tatung. Setelah itu, dia menaiki motor Tatung lalu melaju.

"Lho, Tung. Motor mu mana?" Tanya Bu Atun di teras yang sudah bersiap hendak pergi.

"Anu, Bu. Di pinjam mas Rexa mau jemput mba Rubi. Habisnya ibu kelamaan sih boker nya." Tatung menyengir.

Mata Bu Atun melotot kesal. Dia menghentakkan kakinya lalu berjalan kaki.

Kali ini Rexa tak lagi menyasar setelah menghafal jalanan dari pabrik ke rumah setelah mengantar Rubi tadi pagi.

Rexa culingak culinguk di depan pintu gerbang bersama dengan beberapa penunggu lainnya. Pintu gerbang itu masih tertutup rapat. Belum ada satu pun karyawan yang keluar.

Karena kesal menunggu di atas motor dan Rubi belum kunjung keluar, Rexa pun turun lalu mendekati pos satpam.

"Permisi, pak," sapa Rexa pada satpam melalui lubang yang terdapat di pos satpam.

"Ada apa?" Tanya satpam itu dengan wajah datar.

"Saya mau tanya. Karyawan pulangnya jam berapa ya? udah jam lima belum keluar."

"Oh, hari ini karyawan lembur dan pulang jam sembilan malam."

"What!" Mata Rexa membola.

1
Samiyah
Bawa aja Tatung ke kota Rub... Tinggalin bebengik sawah dan got itu..
RizQiella
kasihan hajar aja Rub....
smoga cepet bertemu dengan Rexa
husniyah fadhilatul hasana
yahh rexa dateng si rubi pergi 😣
Uthie
wadduuhhhh.... masalah baru... 😌
👏Nyai Hebring🖤¹²⁰² ⠀
makin jauh aja jalan nya Rubi utk jumpa sama Rexa.. ada aja gangguan nya
hadeeehhh, aya aya wae 🤦🏻‍♀️😓🤧
Pa Muhsid
teteh cantik atuh jadi lama ketemu sama rexa kalo begini mh
tapi moga aja cepet beres urusan nya👍👍👍
selamat hari raya idul adha
Annami Shavian: di antosan we atuh akang, kedap deui da😆🙏
total 1 replies
Ai Oncom
bagus ceritanya.. tokoh wanita y tangguh saya suka..
Annami Shavian: terima kasih kak
total 1 replies
solihin 78
memang harus di berikan pelajaran ibu nya rubi dan Danang biar kapok
ayoo rubi semangat 💪💪💪💪
muthia
kapan Rubi Rexa ketemu
Nurrul P.𝆯⃟ ଓε.❀∂я
Ya ampun Tatung, kasihan banget dirimu... yang sabar ya. Insya Allah mbakmu bisa bantu menyelesaikan masalah di rumah kalian.

Ayo Rubi, tunjukkan kehebatanmu. Ibumu dan Danang memang layak dipenjara 🔥🔥🔥
sakura hanae @ mimie liyana❤️
Yaelah si preman, belul tau aja Rubi itu jago kelahi, di bogem baru tau rasa kalian😂
Shinta Dewiana
bisanya seorang ibu meninggalkan anknya seperti itu...huh..benar2 sampah...ni rentenir bagusnya di apain ya...his gerem banget melet2 pula tu..
Nar Sih
bnr rubi kasih pelajaran aja ibu dan adik munyg ngk tau diri biar jera ,klsu begini kan tertunda lgi deh pertemuan rubi dan rexa
solihin 78
hahahahas,Tatung minta uang
Madia Normadia
Thor sampai bila Rubi dan rexa ketamu dan apa penyalasaian mereka apa masih suami isteri tidak..kelamaan batulll...
Nani Rahayu
kok JD ngebayangin cicak y melet2😂😂😂
mobie mz
mending tinggalin ajalah rumahnya..tinggal bwa tatung kejakrta aj..biar ga direcokin mlu idup rubby sma sidanang dan ibu kandung rasa tiri
drt
bener" orang tua nggak tahu diri itu rub ibu mu dah penjara in ajah biar tahu rasa....
샤롷툴 밯디얗
semangat Ruby penjaraain ajj tu manusia g ada akhlak kaya emak & kakanya tuman sich Ben kapok jangan kasihan ma orang kaya mereka, biarin ajj terus bawa Tatung ke JKT suruh sekolah d sana & mulai hidup baru toh dengan kerjaan kemarin masih ada uang banyak buat biaya hidup di JKT berdua kamu kan wonder women rub, pasti bisa syukur2 suami berondongmu ngajak hidup bareng walau cinta kan kita juga harus ambil kemungkinan yg terjadi, semangat Thor untuk karya2 kerennya 🫰🫰🫰🥰
Mrs.Riozelino Fernandez
bener banget...ibu yang gak bertanggung jawab, ninggalin anak sendirian dirumah dengan hutang...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!