SINOPSIS :
Sebuah keluarga kaya dengan seorang ibu dan tiga anak, dimana anak perempuan pertamanya meninggal dalam sebuah kecelakaan tragis. Anak lelaki satu-satunya, dipandang ibunya sebagai pembunuh kakaknya yang telah tiada. Kesy, anak bungsu dalam keluarga tersebut, menjadi saksi perlakuan kasar ibunya terhadap saudara laki-lakinya.
Sang anak laki-laki, di samping menjadi idola di kampusnya karena kegantengannya dan keahliannya dalam bermain basket, juga menjadi target kebencian ibunya.
Namun, sebuah tragedi mengubah segalanya. Ibu mereka akhirnya menyadari betapa besar cinta dan kasih sayang yang dimiliki oleh putranya, membuka hati yang telah lama terluka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KEZHIA ZHOU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KITA PERLU BICARA
#BAB 11 - KITA PERLU BICARA
Sesampainya dirumah, kak Victor mematikan mesin mobilnya, lalu keluar.
Kak Valeri juga menyusulnya. Melihat sekeliling. Memperhatikan rumah Kak Victor.
"Asik banget rumah kamu Vic"
Lalu berjalan mengikuti kakak ku dari belakang.
Ruang demi ruang mereka lewati.
Lalu berdiri didepan kamar ku.
"Ini kamar Kesy. Kamu bisa istirahat disini. Sambil menunggu Kesy pulang"
kata Kak Victor sambil menunjuk pintu kamarku.
"Kalau kamar kamu?" Tanya nya.
Kak Victor menunjuk pintu kamar yang tidak jauh dari kamarku.
"Itu" kalau perlu apa apa bisa memanggil Bu Sumi.
"Tolong panggilkan bu Sumi" kata kak Victor kepada salah seorang asisten rumah tanggaku
"Baik" jawabnya.
Sesaat kemudian bu Sumi menghampiri mereka.
"Ini bu Sumi. Kalau perlu apa apa bisa katakan saja. Ini Valeri bu Sum" kataku memperkenalkan.
"Baik mas. Oh ini toh mbak Valeri. Tunangannya mas Victor? Cantik hehe" jawab bu Sumi.
Mata kak Victor langsung menatap bu Sumi tajam.
"Aku kekamar dulu" lalu pergi meninggalkan bu Sumi dan Kak Valeri yang masih berdiri didepan kamarku.
***
Aku dan teman temanku sedang asik ngobrol membahas banyak hal. Putri sambil rebahan, Mira sibuk dengan laptopnya, dan Leni duduk dilantai disampingku.
"Sebenarnya aku tuh disuruh mamaku kuliah di kampus yang sama dengan kakak ku. Mengambil jurusan yang sama dengan kakak ku. Tapi aku malas" begitu kata Leni.
Disambung Mira yang mulai berbicara
"Kalian tau gak si, anak basket yang tadi memakai tas ransel merah dengan rambut yang diwarnai biru tadi?"
Kata Mira.
"Yang mana si?" Tanyaku.
"Halah, itu lho Kes. Yang tadi jalan paling depan sendiri. Yang setiap mencetak skor terus lompat lompat hahaha. Teman kakak mu" kata Putri menjelaskan.
"Ohhh itu... dia kakak kelas kita kan? Namanya Marko. Kenapa? Suka ya?" Kataku menggoda Mira.
"Gak lah. Hatiku tetap pada kak Victor. Sitampan dan sikeren itu" jawabnya sambil terus mengerjakan tugasnya melalui laptop.
"Kalau mau dapatin kak Victor, harus bersaing dulu denganku" kata Leni.
Lalu kamipun tertawa. Begitulah aku dan kawan kawan ku. Kami selalu membahas hal hal random. Yang penting kami bahagia. Hehe.
Drrtt... drrrtt ....
"Kes. Ponselmu tuh. Ada telepon" kata Mira.
"Siapa sih?" Kataku. Sambil kucabut charger ponselku.
Mira menengok melihat layar ponselku.
"Wah pacarku tuh.. telepon mungkin menanyakan aku sudah makan belum" kata Mira sambil memperhatikan layar ponselku.
"Apaan si kamu Mir.. sukanya mengkhayal" kataku.
Lalu aku mengangkat telepon kakak ku.
"Kenapa kak? Masih lama lah. Kan nanti masih ada jam kuliah. Kakak dimana? Oh sudah pulang. Hah? Menginap? Dikamarku? Kenapa gak dikamar kakak saja si? Iya iya. Bye"
Lalu kututup teleponnya. Sebal...
"Kenapa pacarku meneleponmu Kes?" Tanya Mira.
"Itu.. kak Valeri katanya malam ini menginap dirumahku. Dikamar ku. Lalu kak Victor bertanya kapan aku pulang. Katanya dia males ke kampus. Jadi dia mau istirahat saja dirumah"
Lalu teman temanku pada bengong mendengar ceritaku.
Kemudian kurebahkan badanku disamping Putri.
***
Tok..tok..
Kak Victor bangun dari kasurnya, lalu berjalan menuju pintu. Dan membuka pintu nya. Melihat gadis cantik itu tengah berdiri didepan pintu kamarnya.
"Kenapa?" Tanya kakak ku.
Lalu kak Valeri melewati tangan kakak ku dan berjalan masuk.
Kak Victor hanya menatapnya heran. Pintunya sengaja dibukanya lebar.
Dilihatnya gadis itu yang sedang menyentuh semua barang dikamar kakakku.
Setelah itu, dia duduk ditempat tidur kakak ku. Lalu kakak ku duduk dikursi belajarnya. Kini mereka saling berhadapan.
"Ada apa?" Tanya kak Victor.
"Vic.. aku sudah memikirkan" katanya.
"Memikirkan apa?" Tanya kakak ku bingung.
"Memikirkan kita. Aku tidak mau kita bertunangan" katanya.
Mata kakak ku dibukanya lebar, terkejut, mendengar pernyataan mengejutkan dari kak Valeri.
Lalu kak Victor tersenyum kecil "Akhirnya kamu mengerti" katanya.
Lalu kak Valeri terdiam sesaat. Lalu melanjutkan kata katanya.
"Aku sudah memikirkan, sebaiknya kita langsung menikah saja. Tidak perlu bertunangan" sambungnya.
"Apa?" Tanya kakak ku kaget sambil menegakkan posisi duduknya.
"Jangan bercanda" kata kak Victor.
"Apa kamu sedang melihatku bercanda? Aku sangat menyukaimu" katanya dengan tatapan yang serius.
Kak Victor hanya menunduk lesu.
"Aku mau ambil ponselku dulu. Aku mau telepon tante Karin" lalu kak Valeri berdiri dari duduknya. Dan hendak kembali kekamarku untuk mengambil ponselnya.
Lalu kak Victor berdiri, dan meraih tangan gadis cantik itu. Dan langsung dipegangnya tangan gadis itu.
Seketika tubuh gadis itu berbalik menghadap kak Victor.
"Kita perlu bicara" kata kak Victor lirih
************************
bersambung~
