Lindsey harus menjalankan sebuah misi tetapi dia malah tidur dengan target misinya!
—————————————————————————————————
Lindsey bergabung ke dalam sebuah “geng”
kelompok kejahatan yang bekerja memenuhi keinginan kliennya. Karena keahliannya dalam berakting, dia bertugas sebagai pemeran utama dalam kelompoknya dan terjun langsung menghadapi targetnya.
Suatu hari, Lindsey dan kelompoknya mendapat sebuah misi yang dimana targetnya adalah Jarvis, sang Mafia kaya bergelimang harta namun kejam dan berdarah dingin. Saat Lindsey sedang dalam penyamarannya, dia terjebak ke dalam hubungan cinta terlarang dan malah tidur dengan Jarvis yang merupakan target misinya sendiri!
Akankah Lindsey sebagai pemeran utama berhasil menyelesaikan misinya? Ataukah kekuatan cinta malah menggagalkan misinya? Penuh ketegangan, saksikan perjalanan cinta Lindsey dan Jarvis di novel ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elvina Stephanie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesempatan Emas
“Hey, kuliah juga tidak selamanya indah, Lindsey. Kepalamu serasa mau pecah karena belajar, waktu tidurmu berkurang, jadwal makanmu tidak teratur, belum lagi tugas yang menumpuk.” sahut Katie.
Kapten tersenyum lucu ketika mendengarnya. Lindsey memang selalu berhasil mengejutkan orang dengan pikiran dan tingkahnya yang seringkali tidak masuk akal.
“Misi kita ditambah waktunya. Menjadi 60 hari, terhitung dari pertama kita memulainya.” ucap Kapten.
“Yes!!!!! Wohooo...!!!!” Anak geng pada bersorak sorai bergembira.
Namun berbeda dengan Lindsey. Lindsey tidak merasa sebahagia itu, karena jika waktu ditambah, maka dia akan berurusan dengan Jarvis lebih lama lagi.
“Aku juga punya satu berita baik lagi.” ucap Kapten.
“Apa, Kapt?”
“Ini.” Kapten memperlihatkan sebuah artikel di tabletnya.
GDP LAW FIRM OPEN FAST TRACK RECRUITMENT 2022
MENCARI 50 PENGACARA DAN AHLI HUKUM TERBAIK
“Kapt!” protes Piter.
“Apa ini ditujukkan untukku?” tanya Lindsey.
“Ini adalah kesempatan emas. Piter, kamu harus memasukkan Lindsey ke GDP. Karena Jarvis sampai detik ini masih tidak terikat dengan ahli hukum manapun. Dia pasti membutuhkan ahli hukum namun dia tidak bisa mempercayai siapapun. Kita harus membuat Jarvis bergantung pada Lindsey untuk hal ini.” jawab Kapten.
“Dan ini juga proses rekrutmen fast track. Jalur cepat. Lindsey akan langsung masuk ke tahap psikotes dan wawancara. Kemungkinan Lindsey diterima sangat besar.” sambung Kapten.
“Baiklah. Aku harus membuat CV dan ijazah yang sempurna, kan?” balas Piter.
“Yup. Dan satu untuk Katie. Katie harus masuk ke JM Buildings.” ucap Kapten.
“Muachhh... Muachhh..” Lindsey mencium pipi Kapten dan Piter. “Kalian memang yang terbaik. Aku sayang kalian.” ucapnya.
“Sudah. Sudah aku daftarkan. Tinggal tunggu hasil.” balas Piter.
“Ini CV dan ijazah Lindsey, dan ini untuk Katie.” ucap Piter seraya membagikan kertas yang sudah dia buat sesempurna mungkin.
“IPK 3,9 dari 4, lulusan universitas Harvard? Juara kedua lomba debat tingkat global? Ini gila. Terlalu sempurna untuk aku. Bagaimana denganmu, Kat?” ucap Lindsey lalu melihat CV milik Katie.
“Sekretaris? Katie akan menjadi sekretaris Jarvis?” tanya Lindsey.
“Hanya itu posisi yang dekat dengan Jarvis dan Carlos.” jawab Piter.
“Kamu tidak akan cemburu, kan, Sey?” tanya Katie.
Semua mata tertuju pada Lindsey. “Ya tidak lah!” jawab Lindsey dengan mengibas tangannya.
“Tunggu, tunggu. Sepertinya posisi kedua anak ini tertukar deh, Kapt. Lindsey tidak punya pengetahuan apapun tentang hukum, sedangkan Katie, dia pernah studi hukum, ya walaupun... tidak selesai dan masuk kelas hanya untuk absen.” ucap Piter.
“Tidak. Ini sudah benar. Katie tidak bisa menjawab ngasal dan cepat jika dihadapkan dengan hal yang tidak terduga. Beda dengan Lindsey, ngelesnya jago dan tidak perlu diragukan lagi. Dan Lindsey sering bertindak tanpa berpikir, maka dari itu dia sering berada dalam bahaya jika sedang bersama Jarvis dan Carlos.” balas Kapten.
“Apapun pekerjaannya, itu hanya pekerjaan sambilanku. Pekerjaan utamaku tetap aktris.” ucap Lindsey.
“Artis papan gilesan?” tanya Piter.
“Piter!” Lindsey mendaratkan telapak tangannya di punggung Piter sehingga membuat Piter merintih kesakitan.
“Bugh..!!! @#&$!!@&$#”
“AWW!!!”
Tririring ting ting..
Sebuah notifikasi berbunyi dari komputer Piter hingga membuat semuanya melirik ke layar komputer.
Selamat, Ibu Lindsey! Anda telah lolos seleksi tahap pertama dalam perekrutan khusus jalur cepat yang diselenggarakan oleh GDP Law Firm 2022. Kami tidak sabar ingin bertemu dengan Anda pada:
Hari/Tanggal: Senin, 18 April 2022
Jam: 16.00
Tempat: Lantai 2 ruang B02 di GDP Law Firm
Kami mengharapkan kedatangan Anda dengan tepat waktu.
“Guys, aku sedang tidak bermimpi, kan?” tanya Lindsey.
“Coba cubit aku.” pinta Lindsey.
Piter mencubit Lindsey. Terdapat unsur balas dendam di cubitannya karena Lindsey sudah memukulnya dengan keras tadi.
“AWW!! Sakit, woy!” Lindsey kesakitan.
“Hey?! Tunggu apalagi?! Ini sudah jam 3!” ucap Katie.
“Oh iya!”
Kapten hanya tersenyum sambil menggeleng-geleng melihat kelakuan anak gengnya semua.
...****************...
Kapten menurunkan Lindsey tepat di depan gedung firma hukum GDP.
“Semoga berhasil. Tidak, tidak—kamu harus berhasil!” ucap Kapten.
“Doakan aku, Kapt!” balas Lindsey.
“Hey, pakai ini. Kita ingin mendengar wawancaramu.” ucap Kapten seraya memberikan earbuds untuk Lindsey.
Lindsey mengambilnya dan masuk ke dalam gedung firma hukum GDP. Setelah menunggu 6 orang sebelum dirinya, akhirnya nama Lindsey dipanggil juga untuk masuk ke dalam ruangan dan wawancara.
“Apa yang membuat kamu ingin bergabung dengan firma hukum GDP?”
“Karena ingin menghasilkan banyak uang.” jawab Lindsey.
Kapten yang mendengarnya sembari mengemudi pun tertawa. Sementara Piter dan Katie yang mendengar dari rumah, tepok jidat karena Lindsey.
“Dengan memenangkan kasus, saya akan mendapatkan banyak uang dan nama firma hukum GDP semakin bersinar karena menghasilkan pengacara elit baru. Kalau saya kalah, saya akan mendapatkan uang juga tapi tidak banyak, dan juga saya akan mencoreng nama firma hukum GDP.” sambung Lindsey.
Piter sudah jauh lebih lega mendengarnya. Dia tidak ingin sia-sia karena telah membuatkan CV yang begitu sempurna.
“Apa yang akan kamu lakukan jika kamu kalah dalam persidangan?”
“Tidak akan melakukan apa-apa. Karena saya tidak mau dan tidak akan kalah.” jawab Lindsey.
“Apa yang membuatmu begitu percaya diri?”
“97% karena kemampuan saya. Dan 3% karena keluarga.” jawab Lindsey.
“Apa-apaan keluarga hanya 3% ? Kecil sekali!” protes Piter.
“Masih mending kita dianggap keluarga ga, sih?” balas Katie.
“Benar juga.” jawab Piter.
“Bagaimana caranya kamu memenangkan persidangan?”
“Mencari kelemahan musuh dan membuat dia kalah.” jawab Lindsey.
“Menurutmu, berapa kisaran penghasilan yang diterima seorang pengacara elit?”
“Di firma hukum ini?” tanya Lindsey kembali.
“Iya—eh tidak. Di firma hukum mana saja, atau bisa juga di firma hukum 3 besar.”
“Mungkin kisaran 80% sampai 85% dari yang dibayarkan klien. Sisanya untuk firma.” jawab Lindsey.
“Atas dasar apa perhitunganmu itu?”
“Pengacara elit pasti memiliki tingkat kemenangan di atas 80% dan itu karena usahanya sendiri. Seorang pengacara elit tidak mungkin bisa menjadi pengacara elit jika bukan karena usahanya sendiri. Sedangkan firma hanya bertugas mempertemukan pengacara dan klien.” jawab Lindsey.
“Lindsey pasti tidak akan menang, kan?” tanya Katie.
“Dia pasti akan menang.” jawab Kapten.
“Baiklah. Apa ada yang ingin kamu tanyakan ke kami?”
“Berapa rata-rata kasus yang diterima per bulannya seorang pengacara elit di firma ini?” tanya Lindsey.
“Pengacara elit rata-rata biasanya menerima 150 sampai 180 kasus per bulanya.”
Lindsey mengangguk takjub.
“Ada lagi?”
“Tidak ada.”
“Kalau begitu wawancara selesai, hasilnya akan keluar dalam 1-3 hari.”
“Terima kasih.” Lindsey keluar dari ruangan sambil termenung.
150 sampai 180 kasus, buseettt... mereka semua pada tidak tidur apa, ya? Kalau aku berhasil diterima menjadi pengacara elit di sini, aku akan menerima 150 kasus per bulannya. Apakah aku bisa menemani Jarvis tidur? Lindsey! Untuk apa kamu memikirkan itu?! Seharusnya kamu memikirkan apakah kamu sendiri sempat tidur atau tidak! batin Lindsey. Lindsey menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menghapus pikirannya yang ngawur itu.
“Gawat!” Piter berteriak sambil menggunakan earbuds hingga membuat telinga Lindsey kesakitan.
Bersambung...
Halo. Terima kasih sudah membaca novel ini. Jangan lupa berikan dukunganmu kepada Author dengan memberikan: like, tips, komentar, dan hadiah vote. Tambahkan novel ini ke favorite kamu agar mengetahui up episode terbaru. Episode terbaru akan segera diupdate hari ini.
Bantu novel ini masuk ke ranking dengan memberikan like dan komentar agar novel ini semakin dikenal banyak orang🤗❤️ Terima Kasih
