NovelToon NovelToon
Mendadak Jadi Sugar Baby

Mendadak Jadi Sugar Baby

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Konflik etika / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / PSK / trauma masa lalu
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Byiaaps

Apa benar kalau zaman sekarang cari uang halal itu susah?

Hidup di lingkungan sekitar yang toxic, membuat Binar harus bertahan hidup dengan caranya sendiri.

Cara seperti apa yang ia pilih?

Jangan lompat bab untuk menghargai karya penulis, bila tak suka bisa skip saja, jangan mampir hanya untuk membaca secara acak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byiaaps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

“Pak, maaf, saya mau pergi,” ujar Binar mulai ketakutan.

Selama ia tinggal di kos, suami Bu Sasmi itu memang terlihat tak beres di mata Binar. Pria itu selalu memandangnya kurang ajar. Hanya saja, untuk menutupinya, ia selalu menatap Binar sinis setiap mereka bertemu, agar tak ketahuan kalau sedang mengincar anak kosnya itu.

Tapi kali ini, pria itu bertindak tak tahu situasi dan kondisi. Ia dengan hasrat menggebu, terus berusaha menempelkan dirinya di tubuh Binar. Hingga Binar mendorongnya dan berani tegas padanya. “Bapak jangan kurang ajar sama saya!”

Perlawanan Binar yang baginya justru menggairahkan itu, tak memberikan efek apa pun padanya. Ia tetap berusaha meraih Binar, ingin mendekapnya. Hingga Binar berteriak dan berusaha melarikan diri.

Sayangnya, badan suami Bu Sasmi cukup kekar dan kuat untuk melawan wanita seperti Binar. Ia mampu meraih kedua tangan Binar dan menempelkannya di dinding. Mulutnya sudah tak sabar ingin mencium. Sedangkan Binar masih terus berteriak meminta pertolongan.

Hingga tiba-tiba, Adrian datang dan mendorong tubuh pria itu hingga terjungkal. Tak langsung menolong Binar, Adrian memukuli pria itu beberapa kali hingga babak belur. Kemudian, ia membawa sang istri pergi.

Di dalam mobil, Adrian terus menenangkan Binar yang masih shock. Tapi Binar seakan tak mau disentuh. Pandangannya terlempar ke luar jendela. Jijik sekali ia melihat dirinya sendiri. Bukan hanya itu, ia merasa kini hidupnya benar-benar sudah di puncak kemalangan.

"Dunia terlalu kejam untukku. Lebih baik aku mati! Mati!" teriaknya seperti orang depresi.

Terus menenangkannya, Adrian memeluk paksa istrinya yang berusaha memberontak. Adrian yang kian merasa bersalah pun terus meminta maaf. Karena dirinya lah hidup Binar semakin dirundung pilu.

Tak terasa air mata Binar mengalir deras, terbawa suasana karena mengingat apa yang dialaminya selama ini.

“Calon suamiku berselingkuh dengan seorang wanita malam, adik dan ibu menjadi pela**r, kamu menikahiku hanya untuk menyiksaku, bahkan hampir menyerahkan kehormatanku pada lelaki hidung bel*ng. Tak hanya sampai di situ, aku bahkan dimaki dan tak lagi dianggap anak oleh ibuku sendiri. Aku lalu menghidupi diriku sendiri dengan bekerja di hotel, tapi di sana pun aku mendapat tekanan dari lingkungan yang sangat menjijikkan. Aku kerja di tempatmu juga masih mendapatkan fitnah! Sampai aku di kos pun tetap mendapatkan hal seperti ini! Dunia tak adil untukku!” teriaknya seperti orang gila.

Binar terus-terusan mengerang, menyalahkan hidupnya yang tak berguna, sementara Adrian tak melepaskan pelukannya sedetik pun dan terus menenangkannya. “Aku orang yang paling bertanggung jawab atas semua ini. Aku yang akan membuat hidupmu tak lagi begini, Binar. Aku janji.”

***

Dengan pandangan kosong, Binar kembali menapakkan kakinya di rumah mewah ini. Kedatangannya langsung disambut oleh para asisten rumah tangga yang tampak bahagia melihatnya kembali. Kali ini, ia diantar sendiri oleh sang suami, menuju ke kamarnya di lantai 2, kamar mereka bersama.

“Kamu istirahat dulu ya, tenangkan dirimu. Aku janji tidak akan ada lagi yang bisa menyakitimu,” janji Adrian mencium kedua tangan istrinya, dan membelai manja rambutnya.

Tak hanya itu, semua kebutuhan Binar akan dipenuhi olehnya, seakan ia hanya tinggal bilang saja ingin apa.

“Kalau perlu, kita buang semua baju-bajumu agar tak lagi kamu mengingat semua yang buruk di masa lalu. Aku akan menyediakan semua yang serba baru untuk kehidupan barumu,” lanjutnya.

Saat Binar sudah mulai tenang, tiba-tiba ia mendengar suara teriakan dari lantai 3.

Refleks, ia berjalan ke luar kamar untuk menuju ke sumber suara, tapi langsung dicegah oleh Adrian. “Aku minta kamu istirahat dulu, Sayang. Batinmu perlu tenang.”

Menggeleng, Binar menanyakan suara siapa yang berteriak.

Adrian tetap tak ingin menjawabnya, sampai Binar sendiri yang menebak. “Kamu bilang kamu salah menangkapku. Apa dia yang benar? Aku ingin tahu siapa orangnya dan kenapa.”

Lagi-lagi Adrian tak mengizinkan Binar pergi. “Tidak, Sayang. Aku mohon tetap lah di sini.”

Mengancam, Binar tak akan mau tinggal di rumah ini lagi jika Adrian tak mengizinkannya melihat wanita itu. “Izinkan aku ke atas atau aku pergi sekarang!”

Terpaksa, Adrian tak kuasa melarang istrinya yang keras kepala itu menuju ke lantai 3.

Setengah berlari, Binar menuju ke bekas kamarnya dulu, diikuti Adrian di belakangnya.

"Binar, tunggu.” Adrian membuka kunci kamar itu.

Setelah pintu itu dibuka, Binar terkejut bukan main saat melihat wanita yang ia kenal, berada di sana. “Biani.”

Tanpa aba-aba, Biani langsung menyerang Binar bak seekor macam yang melihat daging. Adrian dengan cekatan menjauhnya tubuh Biani yang menggila. Seketika Binar berdiri di belakang suaminya.

Adrian lalu melempar tubuh mantan sugar baby ayahnya itu ke kasur. “Jangan macam-macam denganku. Berani kamu menyentuhnya, aku pastikan nyawamu taruhannya."

“Binar, kamu masih ingat aku ‘kan? Kita teman, bukan? Tolong aku, suamimu ini orang jahat dan mau membunuhku,” ujar Biani merajuk.

Binar yang masih tak paham apa maksud semua ini, mengajak Adrian keluar kamar karena ia tak tega melihat Biani dikurung di sana.

“Apa yang kamu lakukan, Adrian? dia perempuan!" tegasnya saat mereka telah ke luar kamar.

Mulai menjelaskannya perlahan, Adrian mengatakan bahwa apa yang Biani rasakan, belum seberapa dibandingkan dengan apa yang ibunya rasakan. Biani masih bisa merasakan hidupnya, sedangkan ibunya seperti mayat hidup. Tak ada yang bisa ia lakukan selain berbaring di tempat tidur, menghabiskan sisa hidupnya hingga ajal menjemput.

Mengajaknya kembali ke kamar mereka, Binar ingin menanyakan apa yang menjadi pertanyaannya selama ini.

“Jelaskan apa alasan kamu sampai salah menangkapku, dan apa yang sudah dilakukan Biani pada keluargamu!” titah Binar saat mereka sudah kembali di kamar.

“Aku salah mengira kamu yang jadi wanita simpanan ayahku, yang ternyata adalah dia. Aku baru tahu dari Pak Sapto bahwa kamu hanya diberi uang oleh ayah karena dianggap mirip dengan adikku. Mungkin saat itu ayah sedang rindu padanya, lalu bertemu kamu dan menganggamu seperti anak perempuannya yang telah tiada,” jelas Adrian.

“Ayahmu? Siapa ayahmu? Bukan kah nama ayahmu Farid?” Binar masih tak paham.

“Farid Hasan, kata Pak Sapto, ayah biasa menamai dirinya Farhan pada wanita yang ditemuinya,” tukas Adrian membuat Binar tertegun.

“Jadi?” tanyanya menelan salivanya kasar.

...****************...

1
Anto D Cotto
lanjutkan, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Yuliana Tunru
hidup di kota mmg kejam ya binar setiap t4 bagaikan hutan yg setiap saat bisa jd santapan hinatang buas ttp semangat untuk hidup benar dan bsik binar ..biarkan adruan hudup dgn.penyesalan
Yuliana Tunru
lanjut
Yuliana Tunru
orang aneh kasuhan binar
Yuliana Tunru
knp adrian x gitu ya apa gila atau ada dendam khusus
Yuliana Tunru
rasa x kyk.mimpi aneh ya..apa adrian benar2 tulus atw jgn2 binar jd tumbal pesugihan gitu..maaf thor jd nganyal kyk novel2 horor tp smoga z binar benar2 bernasib baik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!