Ima seorang gadis desa yang datang dari kampung ingin mengubah kehidupan keluarganya. Ia bekerja di sebuah mini market sebagi seorang kasir. Disanalah berkenalan dengan seorang pria yang membuatnya jatuh cinta.
Gayung bersambut cinta Ima berbalas. Laki - laki itu ternyata juga menyukai Ima. Hubungan mereka makin hari makin dekat,hingga laki - laki itu melamar Ami menjadi pendamping hidupnya.
Awal menikah hidup Ima berubah,rasanya begitu bahagia karna mendapatkan suami yang begitu perhatian. Tapi bencana itu datang saat ia sudah mempunyai seorang anak,sikap suaminya mulai dingin. Ada apa gerangan yang terjadi? apalagi Ima pernah memergoki suaminya menelpon seorang perempuan dengan kata - kata yang tidak sepantasnya . Apakah suaminya sudah bermain api di belakangnya? Bagaimana kelanjutan rumah tangga Ima dengan suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima Susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ba 28
Menjelang subuh Ima terbangun dari tidurnya. Ia turun perlahan dari ranjang dan melihat mama mertuanya tertidur pulas di ranjang yang disediakan untuk penunggu pasien.
Ia berjalan perlahan merapikan tas yang sudah ia siapkan sebelumnya. Ia berjalan perlahan kearah pintu sesaat memperhatikan perempuan yang tengah tertidur pulas.
" Maafin Ima,ma. Nanti Mama akan tau alasanya kenala Ima melakukan ini." gumam Ima menjatuhkan air mata.
Perlahan tangnya terulur memutar handel pintu perlahan agar mertuanya tidak terbangun. Diluar sudah menunggu sahabatnya Susi.
"Gimana, ma. Aman." Susi berbicara sambil berbisik.
"Ok." Ima dan susi berjalan ke ruangan bayi. Karna masih dini hari para suster terlihat tidak ada di sana. Dengan mudah Susi menyelinap dan menggendong bayi laki - laki atas nama Ima dan Bimo.
Susi menyerahkan bayi itu kedalam gendongan Ima. Untung bayinya Ima anteng sehingga dengan mudah mereka berjalan menuju parkiran. Disana Susi sudah menyiapkan sebuah mobil yang di sewanya untuk membawa Ima pulang ke kampung halamannya.
Ima meneteskan air mata saat mobil meninggalkan parkiran rumah sakit. Ia merasa bersalah meninggalkan mertuanya seperti ini.
"Maafin Ima ma." Susi melihat sahabatnya menangis merasa terenyuh. Ia menggosok - gosok lengan Ima lembut mencoba menguatkan.
"Sudah ga perlu nangis lagi. Kamu harus kuat demi bayi kamu. Kamu ga sendiri ada aku yang akan selalu bersama kamu." hibur Susi.
Susi mengambil bayi Ima dari gendongannya. Ia menyuruh Ima untuk istirahat.
"Bayinya biar aku yang pangku, kamu tidur aja dulu. Nanti kalau anakmu menangis kehausan aku akan bangunin kamu." Bayi yang baru berumur dua hari itu seakan mengerti akan apa yang ibunya alami. Ia sama sekali tidak rewel, ia terlihat anteng tidur didalam pangkuan Susi.
Sementara Ima berusaha pejamkan matanya yang sedari semalam kurang nyenyak tidurnya. Terdengar hembusan nafas menandakan jika Ima sudah tertidur pulas sama seperti putranya.
Susi begitu setia menjaga Ima dan putranya ,ia rela mengambil cuti hanya untuk mengantarkan sahabatnya pulang ke kampung halamannya. Ia merasa kasihan melihat kisah rumah tangga Ima yang baru seumur jagung sudah diterpa badai.
Sementara di rumah sakit dibuat heboh oleh mama Bimo yang tiba - tiba berteriak saat tidak menemukan menantunya diperpanjangnya. Sudah puas ia berkeliling kesana kesini tapi tak terlihat wajah menantunya itu.
Mama Bimo menangis sejadi - jadinya,ia takut ada orang yang menculik menantunya cucunya.
"Bimo kamu harus cari Ima dan cucu mama sampai ketemu." teriak mama pada Bimo.
"Mama tenang dulu,ya. Ini Bimo sama papa juga lagi usaha menemukan Ima dan anak Bimo. " Bimo memeluk mamanya yang masih berderai air mata.
"Pak Bimo." sapa satpam rumah sakit.
"Gimana CCTV-nya pak apakah ada tanda - tanda kemana istri saya perginya." tanya Bimo terlihat panic.
"Kami minta maaf pak. CCTV sama sekali tidak melihat istri bapak meninggalkan rumah sakit.." ujar satpam tertunduk.
"Apa tidak ada hal yang mencurigakan selama semalam?" tanya Bimo.
"Tidak ada ,pak. Semua terlihat normal. Kendaraan banyak yang keluar masuk tapi tidak ada yang mencurigakan." jelas satpam itu lagi.
Bimo terduduk lesu, belum juga ia bisa melihat wajah putranya sekarang sudah menghilang tanpa jejak. Baru dua hari istrinya melahirkan sekarang tidak tau entah dimana rimbanya.
Ia juga tidak tau dan pernah mencari tau siapa saja teman istrinya. Sehingga ia juga bingung mau bertanya kepada siapa keberadaan Ima saat ini.
"Sial ,sial...." Bimo memukul kepalanya sendiri meruntuki kebodohannya.