GemURUh ombak yang selalu ingin aku dengar jika aku sedang ingin kedamaian dan ketenangan jiwa
Perkenalkan namaku Guruh Prakosa Abimanyu
Aku adalah seorang yang tidak percaya adanya cinta
Menurutku cinta adalah sesuatu yang membuat orang gila dan sakit hati
Jika nanti aku bisa jatuh cinta aku anggap wanita itu sangat hebat
Dan sekarang yang aku inginkan adalah hidup dengan kedamaian tanpa adanya cinta dan wanita
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon puja indraswari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Aldi mengajak Farida untuk pulang ke rumah panti dan mereka berdua langsung menceritakan semuanya kepada Ibu Tutik
"Astaghfirullah, bagaimana bisa Guruh melakukan hal itu? Sekarang dimana Elena?" Tanya Ibu Tutik
Farida dan Aldi menggelengkan kepalanya karena mereka sudah mencari Nadya tetapi mereka tidak menemukan keberadaan Elena
"Antarkan Ibu untuk menemui Guruh" Ibu Tutik mengambil tasnya dan langsung masuk ke dalam mobil
Aldi dan Farida mengantarkan Ibu Tutik ke apartemen Guruh
Tak lama kemudian mereka telah sampai di apartemen Guruh
Di dalam apartemen Guruh masih saja melakukan ritual olahraga bersama Clarisa
"ASTAGHFIRULLAH!!" Teriak Ibu Tutik dan teriakan itu membuat Guruh dan Clarisa langsung menutup tubuhnya dengan selimut
PLAAAKKK!!
PLAAAKKK!!
Suara tamparan yang dilayangkan oleh Ibu Tutik kepada Guruh dan Clarisa
Farida langsung menjambak rambut Clarisa dan membawanya ke luar apartemen
"Silahkan Ibu keluar dari apartemen saya" ucap Guruh dengan suara keras
"Ini balasan yang kamu berikan untuk Elena? Apa salah Elena sampai kamu melakukan itu Guruh?!"
Guruh menatap wajah Ibu Tutik dan ia mengatakan kalau Elena yang menjadi penyebab utama sampai ia harus berbuat seperti ini
"Semoga kamu tidak pernah menyesal karena sudah menyakiti hati Elena"
Ibu Tutik langsung meninggalkan apartemen Guruh dengan rasa kecewanya
Aldi melajukan mobilnya dan segera mengantarkan Ibu Tutik dan Farida untuk pulang
"Nduk, ibu minta tolong segera temukan Elena. Sampaikan maaf karena Ibu tidak bisa membahagiakan Elena" ucap Ibu Tutik
Farida meminta agar Ibu Tutik untuk tidak berbicara seperti itu
Ibu Tutik merasakan jantungnya berdetak kencang dan ia langsung jatuh pingsan di dalam mobil
Aldi dan Farida tidak mengetahui jika Ibu Tutik jatuh pingsan
Sesampainya di rumah panti, Farida turun dari mobil dan ia terkejut ketika melihat Ibu Tutik tergeletak pingsan
"Astaghfirullah, Ibu!" Farida segera membuka pintu mobil
Farida memeriksa denyut nadi dan ia langsung menangis histeris
"Ibu!! Kenapa meninggalkan Farida sendirian!!" ucap Farida dengan air mata yang mengalir
Aldi langsung turun ketika mendengar suara tangisan Farida
"Innalilahi wa innailaihi Roji'un.."
Aldi langsung memeluk tubuh Farida yang sedang menangis
Kemudian Aldi membopong tubuh Ibu Tutik dan segera ia menyiapkan pemakaman Ibu Tutik
PYAAR!!
Suara Gelas yang terjatuh ketika Elena sedang membuat teh
"Sayang, kamu kenapa?" Tanya Mahendra yang langsung membopong tubuh putrinya agar tidak terkena pecahan gelas
Elena merasakan perasaan yang tidak enak dengan jantung yang berdetak kencang
"Kenapa perasaanku tidak enak, apa yang terjadi?" gumam Elena
Mahendra membawa Elena ke atas tempat tidur dan ia juga meminta agar Elena untuk istirahat sejenak
Elena langsung mengambil ponselnya yang belum sempat ia hidupkan sejak ia ada di New York
Elena melihat banyak sekali panggilan dari Farida dan Aldi
Kemudian Elena langsung menghubungi Farida yang sedang berada di Indonesia
"H-hallo..."
"M-mbak Elena, Mbak dimana? Ayo pulang Mbak, Ibu meninggal dunia" ucap Farida sambil menangis
Farida juga menceritakan semuanya kepada Elena tentang Guruh yang bersama dengan Clarissa sehingga membuat Ibu kecewa kepada Guruh
Elena langsung syok ketika mendengar suaminya melakukan ritual olahraga bersama Clarisa
"M-mas Guruh..."
Ponsel Elena langsung jatuh bersamaan dengan dirinya yang jatuh pingsan
Papa Mahendra yang baru saja selesai membuatkan susu untuk Elena langsung terkejut melihat putrinya tergeletak pingsan
"Elena sayang, kamu kenapa? Sayang.."
Papa Mahendra langsung menghubungi dokter Edward untuk datang ke rumahnya
"Kenapa dengan Elena?" Tanya Caroline yang baru saja tiba
Mahendra menggelengkan kepalanya karena ia tidak tahu kenapa putrinya pingsan lagi
Tak lama kemudian, Dokter Edward segera memeriksa keadaan Elena
Setelah selesai memeriksa keadaan Elena, dokter Edward meminta Papa Nah untuk menjaga betul kesehatan Elena terutama mentalnya
"P-papa....*
Mahendra langsung menghampiri Elena yang langsung memeluknya
"Ada apa sayang? Kamu kenapa?"
"I-ibu Tutik meninggal dunia dan Mas Guruh...." Elena menangis histeris saat mengingat perkataan Farida
Papa Mahesa dan Caroline menggelengkan kepalanya karena tidak menyangka jika Guruh akan berbuat seperti itu
Elena mengatakan kalau ia akan pulang ke Indonesia untuk menemui Farida
"Biar Papa yang antar kamu kesana" ucap Papa Mahendra
"Tidak usah Pa, Elena pulang sendiri saja" jawab Elena
Papa Mahendra keberatan jika Elena pulang sendiri dengan kondisi yang sering pingsan
"Biar saya saja yang mengantarnya" ucap Dokter Edward yang masih ada disana
"T-tidak usah, saya bisa..."
Papa Mahendra meminta Elena untuk mau jika dokter Edward yang ikut ke Indonesia
"Tapi Pa, Elena bisa berangkat sendiri"
Papa Mahendra melirik ke wajah putrinya dan akhirnya Elena mau kalau dokter Edward menemaninya