Antie Nicole adalah jomblo sedari lahir yang berusia 27 tahun. Kesehariannya adalah berlatih karena dia adalah seorang atlet wingchun.
Ketika dia sedang melakukan hobinya yakni panjat tebing, Antie terjatuh dan dia bangun sebagai Estrella De Agler. Seorang wanita berusia 20 tahun yang sudah menikah.
" Waah, aku sudah bersuami, tapi dimana ini?"
Bagaimana Antie menjalani hidupnya sebagai seorang Estrella De Agler yang merupakan istri dari seorang tyrant kejam?
Apakah di bisa tetap hidup dengan baik di dunia yang sama sekali tidak ia kenal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
VWTH 28: Bagaimana Menghilangkan Sakit Anda, Duke?
Sraak sraak sraak
Sudah setengah jam berlalu, Dexter hanya membolak-balik kertas laporan yang diberikan oleh Erza. Baru kali ini Dexter bersikap seperti itu. Erza bahkan sampai memicingkan matanya, ini kali pertama sang Duke tidak fokus dengan apa yang dia kerjakan di depannya.
" Apa ada yang Anda pikirkan Yang Mulia Duke?" tanya Erza. Dia sudah tidak tahan rupanya melihat Dexter yang nampak gelisah.
" Tidak ada, hanya saja aku kepikiran Ella. Bukankah ini pertama kali Ella datang ke pertemuan sosial para bangsawan? Aku sedikit khawatir dia akan mendapatkan banyak kesulitan di sana," papar Dexter panjang.
Erza sontak tersenyum dengan apa yang dikatakan oleh Dexter. Rupanya selama setengah jam ini sang tuan gelisah karena sang nyonya pergi. Seumur-umur baru kali ini Erza melihat sisi Dexter yang seperti ini. Tapi jujur Erza merasa senang, hal ini membuktikan bahwa Dexter memiliki sisi yang manusiawi. Selama ini jika sedang bekerja maka ia tidak akan ingat waktu. Sama halnya ketika sedang berperang, dia tidak akan memedulikan dirinya sendiri sebelum berhasil mengalahkan semua musuhnya.
" Mengapa tadi Anda tidak ikut saja jika memang khawatir Yang Mulia?"
" Tck, mana bisa. Tea party ini kan hanya diperuntukkan untuk wanita saja. Jadi tidak mungkin aku ikut. Lagi pula nanti Ella merasa tidak nyaman, dan juga dia akan merasa bahwa aku tidak percaya padanya."
Tanpa sadar Erza terkekeh kecil. Dia sungguh merasa geli dengan tingkah Duke yang ternyata sungguh khawatir terhadap Duchess. Dan juga baru ini seorang Duke Dexter De Agler memikirkan anggapan orang lain terhadap dirinya.
" Kau mentertawakan ku Er?" sergah Dexter.
" Ti-tidak Yang Mulia, Anda salah dengar. Ekhem ... Saran saya sih, sebaiknya Anda datang ke kediaman Marques Roduro. Memang sih pesta teh itu diperuntukkan untuk par nyonya. Tapi kan tidak ada larangan bagi seorang suami untuk menjemput pulang istrinya."
Erza mengatakan itu sambil menutup salah satu matanya melirik ke arah Dexter. Tanpa ia duga, Dexter mengangguk kecil. Sepertinya sang Duke setuju dengan saran yang ia berikan.
" Ekhem, Erza kita lanjutkan pekerjaan itu nanti. Sekarang aku akan keluar sebentar."
" Sesuai keinginan Anda Yang Mulia."
Erza tersenyum lebar, ia sungguh merasa menemukan sisi lain dari Dexter. Dan ini hal yang belum pernah terjadi seumur hidupnya berada di sisi Dexter. Erza yakin Dexter mulai memiliki sesuatu yang menarik dalam hidupnya, dan itu adalah Sang Duchess. Jika selama ini hidup Dexter selalu monoton, Erza yakin mulai sekarang hidup tuannya itu akan semakin berwarna.
" Apakah saya perlu ikut Yang Mulia?"
" Tidak, kau lanjutkan saja pekerjaanmu."
" He???"
Erza menggaruk kepalanya yang tidak gatal sedangkan Dexter tertawa puas. Ini adalah sebuah hukuman karena sedari tadi asisten pribadinya itu terus saja meledek dirinya. Dexter bukannya tidak tahu kalau Erza sedang mengerjainya, maka dari itu dia menyuruh Erza untuk terus bekerja sementara dirinya pergi ke luar.
" Uughhh ... "
Ketika melenggang ke luar ruang kerja, Dexter tiba-tiba terhuyung. Ia mencengkeram erat kepalanya dengan kedua tangan. Dari raut wajahnya terlihat sekali dia sangat kesakitan.
" Yang Mulia!" pekik Erza sambil berlari menghampiri Dexter. Ia membantu Dexter untuk duduk di kursi. Erza juga berlari untuk mengambilkan obat yang biasa diminum saat terjadi reaksi serupa dari Dexter.
" Apa Anda baik-baik saja?" tanya Erza penuh dengan rasa kekhawatiran.
" Hmm, aku tidak apa-apa. Kapan bulan purnama di bulan ini?" tanya Dexter. Ia sejenak menyandarkan tubuhnya setelah meminum obat yang diberikan Erza.
Mendengar pertanyaan Dexter, Erza langsung berlari untuk melihat kalender yang sudah ditandai oleh dia dan juga Dexter. Mata Erza membelalakkan ketika melihat bahwa bulan purnama akan terjadi dalam waktu dua hari lagi.
" Dua hari lagi Yang Mulia, apakah Anda akan ... ."
" Berarti besok malam. Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja. Baiklah, aku harus menjemput Ella. Sebenarnya dari tadi perasaanku tidak enak. Semoga tidak terjadi apa-apa dengan dia."
" Tapi Yang Mulia Anda~"
Dexter mengangkat tangannya sebagai tanda bahwa dia tidak menerima protes dari Erza. Ia tahu bahwa Erza pasti akan melarangnya pergi. Tapi tekad Dexter dari tadi sudah jelas bahwa dia tetap ingin menjemput Ella di kediaman Marques Roduro. Dalam hatinya mengatakan bahwa akan ada sesuatu yang terjadi di sana. Maka dari itu dia tetap harus datang. Lagi pula dirinya sudah minum obat untuk menahan rasa sakit yang ia rasakan, maka dari itu Dexter yakin bahwa semua akan baik-baik saja.
" Jangan katakan pada siapapun. Cukup diam agar tidak menimbulkan keributan."
" Baik Yang Mulia. Saya akan diam."
Erza membuang nafasnya kasar. Setiap kali seperti ini Dexter akan merahasiakannya dari siapapun. Dan entah sampai kapan rasa sakit itu akan berhenti menyerang tubuh Dexter.
" Apa yang harus saya lakukan untuk menghilangkan rasa sakit yang Anda derita itu setiap bulannya itu Yang Mulia. Sungguh saya tidak tega melihat Anda selalu kesakitan."
TBC