Bayu tanpa sengaja melakukan nikah kontrak dengan seorang CEO perusahan BOF beauty of fashion, perusahaan terbesar di Negaranya. Awal kehidupan Bayu yang rumit saat memasuki keluarga Naya Tungga Dewi, yang kekayaannya masuk daftar 10 besar di Asia.
Bayu yang hanya seorang tenaga tehnisi perusahaan, tamatan SMA swasta menjadikan dia terhina di hadapan keluarga Naya.
"Dasar tidak berguna, lelaki gembel. Apa yang bisa kau andalkan selain tampangmu itu, atau jangan-jangan kau mengguna gunai anakku ya?! Kalian harus bercerai, aku tidak sudi memiliki menantu sampah sepertimu".
Apakah Bayu bisa membuktikan kepada keluarga Naya, bahwa dia bukan lelaki yang tidak berguna???
Selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuhume, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. MSSM
“Apa ini tabungan uang koin bayu yaa? Tapi ngga ada lubangnya, aneh”.
Bi Nia segera ke rumah sakit untuk membawa kotak hitam tersebut.
Sedangkan di ruangan lain terlihat Farah tengah ingin bertemu dengan Dokter Handoko. Ruangan yang bersih dan luas, terlihat lelaki paruh baya yang sedang sibuk mengotak atik berkas yang berjejer di hadapannya, membuat Farah enggan untuk mengganggu aktifitasnya, Farah dengan sengaja memberi isyarat untuk kehadirannya tapi Dokter Handoko masih serius berkutat dengan lembaran yang berasa di hadapannya.
“Dokter Handoko...." lembut
"Dokter Handoko...." masih lembut
"Dokter....." naik level
"Dokter Handoko!!".
Mendengar itu, Dokter Handoko terhenyak dan membetulkan kaca mata yang bertengger di hidungnya yang sedikit datar itu dengan menatap wanita muda style formal dalam balutan jas kerja berada di hadapannya.
"Saya sekretaris Ibu Naya”
“Oh tunggu sebentar” timpal Dokter Handoko
Dokter tersebut segera membuka laci meja dan memberikan beberapa jenis obat yang di butuhkan Naya di usia kandungannya memasuki satu bulan.
“Dalam kertas tertulis jelas, jadi saya harap itu rutin untuk di konsumsi” jelas Dokter Handoko
“Baik Dok, saya permisi”.
Dokter Handoko hanya mengangguk dan menghembuskan nafasnya berat, dia menyimpan semua berkas yang ada di hadapannya, tangan Dokter Handoko bergetar, Dokter handoko meraih Hp yang sedari tadi mendengar percakapan mereka tentang obat yang diberikan untuk Naya.
“Bagus Handoko, kau tenang saja aku akan menjamin karirmu baik-baik saja, sesuai janjiku aku akan menempatkanmu di salah satu rumah sakit terbaik di dunia”.
Dokter handoko mematikan telfonnya dan mengusap wajahnya dengan kasar, Sedangkan Farah tengah berjalan tergesa-gesa karena deadline meetingnya dua puluh menit lagi, tanpa sengaja di luar gedung rumah sakit sebelum Naya berjalan menuju mobil yang tengah menunggunya, ada Bi Nia yang juga tengah terburu-buru untuk membawa kotak hitam Bayu, karena masih ada taksi yang di tumpangi Bibi Nia masih menunggu untuknya, rencana Bi Nia tidak akan lama, hanya sebatas membawa kotak tersebut kemudian kembali melanjutkan jualan warungnya.
Brakkkk……
“Aduh” pekik Bi Nia
“Maaf tante, maaf” ucap Farah panik
“Tidak apa-apa”
Drrrrttt…
Drtttt…
Hp farah berdering
“Ya halo?”
“Baiklah, kau simpan saja map itu di meja kerjaku, nanti aku sendiri yang membawanya ke bu Naya untuk dimintai tanda tangan”
Bibi Nia mendengar nama Naya sepintas terdiam, dan melihat beberpa obat yang keluar dari tas Farah, “Dokter Handoko” batin Bibi Nia.
“Maaf tante, apa ada yang sakit atau terluka?”
“Tidak ada nak”
“Kalau begitu baiklah, saya sedang terburu-buru, maafkan saya tante, ini kartu nama saya, silahkan hubungi saya, lain kali saya akan membayar hutang ke tante, permisi”.
Dengan langkah tergesa-gesa, Farah sedikit berlari memasuki mobil yang sedang menunggunya dengan cepat mobil tersebut melaju, “Farah anindi, secretary BOF company. Tidak salah lagi dia adalah sekretaris Naya”. Gumamnya.
Bi Nia dengan cepat memasuki rumah sakit dan memberi kotak hitam yang Bayu inginkan.
...***...
Di perusahaan BOF.
Clik….
Farah terburu-buru memasuki ruangan Naya, masih dengan Nafas yang memburu Farah berusaha menjelaskan keterlambatannya untuk menjalankan perintah Naya dan menjelaskan Schedule Naya serta berkas yang sudah siap untuk meeting, Farah sangat profesional menjalankan tugasnya sebagai sekretaris Naya.
Sering kali Naya menawarkan Farah untuk mengambil cuti liburan tapi Farah menolak dengan alasan tidak jelas yang sebenarnya Farah sudah sangat menikmati pekerjaannya, karena dengan pekerjaan tersebut membjat keuangan keluarganya meningkat, terutama Farah bisa menyekolahkan semua adik-adiknya saat ayahnya sudah tiada. Untuk Farah kebahagaiaan keluarganya itu sudah lebih dari cukup.
Farah yang profesional bekerja dengan pimpinan yang profesional pun terasa menyenangkan, menikmati pekerjaan dan menjadikannya sebagai hoby juga menjadi kesenangan lain.
“Maaf Bu saya lama, tadi ada accident sedikit”
“Accident apa?”
“Saya menyenggol ibu-ibu yang ingin memasuki rumah sakit”
“Menyengol menggunakan apa?”
Mendapat pertanyaan itu, Farah terlihat bingung.
“Maksud Bu Naya? Saya tadi menyenggolnya menggunakan tubuh saya bu”
“Oh, aku pikir dengan mobil”
“Ha??” wajah Farah kaget
Melihat itu Naya terkekeh, untuk pertama kalinya Farah bingung dengan sikap Naya.
“Sudahlah, aku hanya becanda”
“Becanda Bu?”
“Hmm kenapa? Aneh yaa?”
Farah menggaruk kepalanya yang tidak gatal, “tidak juga bu hehehee” ikut terkekeh tapi terkesan aneh.
“Bu Naya kenapa ya? Apa karena banyak masalah internal dia jadi aneh? Atau jangan-jangan, astaga tuhan…. Jangan sampai dia gila, aku masih ingin dia jadi bosku, cicilan online ku belum lunas tuhan” batin Farah.
Di tempat lain,
Crezzz…… pintu kamar Bayu terbuka
Bayu terlihat lesu dengan menatap layar yang ada di hadapannya, Bibi Nia tahu dari wajah Bayu menjelaskan bagaimana perasaannya saat itu. Bibi Nia mendekati Bayu kemudian menyadarkan dia dari lamunannya,
“Ini kotak hitam mu”
“Makasih Bi”,
“Nak Bayu, ngga usah mikirin biaya, itu tabungan kamu di simpen aja, toh biaya rumah sakit ini gratis dari pemerintah” jelas Bibi Nia yang menyangka jika kotak hitam tersebut adalah tabungan Bayu.
“Maksud Bibi, biaya perawatan Bayu grtais?”
“Iya, saat kamu di rumah sakit yang lama, tiba-tiba kepala rumah sakit datang memberi tahu bahwa nomor ruangan kamu mendapat perawatan gratis karena sesuai dengan ulang tahun rumah sakit yang ke lima belas tahun”
Bayu terdiam mencerna ucapan Bi Nia, “tidak mungkin, itu terlalu kebetulan” batin Bayu.
“Syukurlah Bi"
“Ya udah,kamu istrahat aja, Bibi mau pulang dulu urusin warung”
“Iya bi, makasih ya”
Bibi nia ingin melangkah tapi terdiam sejenak, ingin memberi tahukan Bayu apa yang terjadi sebelum dia memasuki ruangan tersebut, pertemuan Bibi Nia dengan Farah sekretaris Naya, tapi Bibi Nia mengurungkan niatnya karena dia ingin Bayu fokus untuk memulihkan kesehatannya.
“Ada apa Bi?”
“Eh-anu tidak apa-apa, kamu istrahat aja”, timpal Bi Nia kemudian melanjutkan langkahnya keluar dari ruangan tersebut. “aku cari tahu dulu baru ngasih tau Bayu apa yang aku alami tadi, iya, aku harus cari tahu tentang dokter Handoko”. Bibi Nia membatin
Naya seharian bekerja sangat keras, menghadiri beberapa meeting dan beberapa clien yang menginginkan busana pernikahan dengan berbagai macam ide, jam istrahat terlewatkan. Sesampainya di rumah, Naya langsung merebahkan tubuhnya dan tertidur karena kelelahan dan lupa minum obat yang diberikan Farah pagi tadi untuknya.
Mentari menyeruak masuk ke kamar Naya melalui jendela dengan tirai putih yang sedang melambai-lambai, udara terhirup begitu segar. Naya meraih Hp yang tidak jauh dari bantal tidurnya melirik layar hanya untuk sekedar mengecek jam yang saat itu waktu menunjukan pukul 08.00 pagi.